KabarMakassar.com — Manuver militer Israel semakin gila berencana memperluas serangan darat ke wilayah selatan Jalur Gaza, tepatnya di Rafah. Padahal, wilayah itu selama ini dianggap sebagai safe zone atau zona aman terakhir pengungsi, warga sipil Palestina.
Sebagian besar warga Palestina yang terdampak perang antara Israel dengan Hamas mengungsi di wilayah tersebut. Para pengungsi pun merasa ketakutan dengan rencana serangan oleh militer Israel.
Bukan hanya pengungsi, organisasi bantuan global juga menyiratkan rasa khawatir mereka. Pasalnya, tempat terakhir yang ditetapkan sebagai safe zone oleh tentara Israel di Gaza justru berada dalam ancaman. Sementara Israel terus menghambat aliran bantuan.
“Brigade Khan Younis dari organisasi Hamas dibubarkan. Kami menyelesaikan misi di sana dan melanjutkan ke Rafah,” kata Menteri Pertahanan Israel, Yoax Gallant melansir Al Jazeera.
“Kami akan melanjutkan sampai akhir, tidak ada jalan lain,” kata dia.
Saat ini sebanyak 1,9 juta dari 2,3 juta penduduk Gaza berdesakan di Rafah yang lokasinya dekat dengan perbatasan Mesir. Mereka tinggal di bangunan tempat tinggal, tidur di jalanan tanpa perlindungan atau infrastruktur dasar.
Para pengungsi itu juga disebut banyak mengalami kekurangan, terutama berkaitan dengan kebutuhan hidup sehari-hari.
Bahkan mereka juga kekurangan toilet dan air bersih. Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, tentara Israel telah membunuh lebih dari 27.000 orang sejak perang dimulai pada 7 Oktober.
Saat ini warga Palestina yakin rencana perang terbaru Israel akan mengakibatkan lebih banyak kematian dan kehancuran.
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi hak asasi manusia internasional telah meningkatkan kewaspadaan ketika militer Israel secara bertahap memperluas operasi daratnya di Gaza selatan.
Dalam beberapa pekan terakhir, tentara dan tank Israel telah “mengepung” Khan Younis, membunuh ribuan warga Palestina dan memaksa ratusan ribu orang mengungsi lebih jauh ke selatan menuju Rafah.
Rumah Sakit Nasser dan Rumah Sakit al-Amal di Khan Younis telah dikepung penembak jitu, tank, dan bom Israel ketika pasien, staf medis, dan pengungsi Palestina terjebak di dalamnya.
Serangan Israel terhadap Khan Younis dan rencana ekspansinya ke Rafah terjadi setelah Mahkamah Internasional (ICJ) membuat keputusan sementara pekan lalu mengenai tindakan yang diminta oleh Afrika Selatan dalam kasus genosida terhadap Israel.
ICJ mengarahkan Israel untuk mengambil tindakan guna mencegah tindakan genosida di Gaza dan mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk ke jalur tersebut.
Pembicaraan untuk menghentikan perang – setidaknya untuk sementara – sedang dilakukan antara Israel dan Hamas dengan mediasi dari Amerika Serikat, Qatar dan Mesir.
Namun tampaknya tidak mungkin kesepakatan yang akan segera terjadi dapat menghentikan serangan darat Israel ke Rafah.