kabarbursa.com
kabarbursa.com

BI Dorong Sektor Pertanian dan Hilirisasi untuk Percepat Ekonomi Sulsel

BI Dorong Sektor Pertanian dan Hilirisasi untuk Percepat Ekonomi Sulsel
Ilustrasi Bank Indonesia (Dok : KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Bank Indonesia (BI) optimis pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan (Sulsel) akan meningkat lebih kuat pada kuartal IV/2024, dengan proyeksi mencapai antara 4,8% hingga 5,6% (yoy) di tahun 2025.

Untuk mewujudkan target tersebut, Bank Indonesia (BI) memberikan sejumlah rekomendasi strategi yang dapat diimplementasikan oleh pemerintah daerah di Sulsel, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

Pemprov Sulsel

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda, menyampaikan bahwa percepatan pertumbuhan ekonomi dapat dicapai melalui peningkatan produktivitas sektor-sektor utama seperti pertanian, perikanan, industri pengolahan, infrastruktur, serta digitalisasi UMKM.

“Sinergi antara pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan sangat penting untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Sulsel,” ungkap Rizki.

Strategi pertama yang disarankan oleh BI adalah memaksimalkan potensi sektor pertanian dan perikanan yang menjadi andalan Sulsel.

Rizki menyarankan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) seperti Dinas Pertanian dan Dinas Kelautan agar lebih proaktif dalam menerapkan teknologi modern serta memberikan insentif bagi petani dan nelayan.

“Pemberian subsidi bibit dan teknologi pertanian serta bantuan bagi nelayan bisa menjadi langkah konkret untuk meningkatkan skala ekonomi mereka. Dengan produktivitas yang lebih tinggi, kita bisa meningkatkan kontribusi sektor ini terhadap PDRB,” jelas Rizki.

Selanjutnya, BI menyoroti pentingnya mengembangkan industri pengolahan dan hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah produk lokal. Pemerintah daerah didorong untuk menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif, dengan memberikan insentif kepada investor dan mempercepat proses perizinan.

“Pengembangan kawasan industri berbasis komoditas unggulan seperti nikel, rumput laut, ikan, kakao, dan kopi sangat diperlukan. Dengan memperkuat industri hilir, produk-produk ini dapat bersaing di pasar global,” tambah Rizki.

Perbaikan infrastruktur menjadi strategi ketiga yang disarankan BI. Menurut Rizki, infrastruktur yang baik adalah kunci untuk mengurangi biaya logistik dan mempercepat distribusi barang.

“Pemerintah daerah bisa fokus pada peningkatan kualitas jalan, pelabuhan, dan bandara. Infrastruktur yang memadai tidak hanya mempercepat arus barang, tetapi juga meningkatkan daya tarik investasi,” ujarnya.

Selanjutnya, Digitalisasi dianggap sebagai elemen penting dalam memperkuat sektor UMKM di Sulsel. Rizki menekankan perlunya penguatan literasi digital bagi pelaku UMKM agar mereka bisa naik kelas.

“Pemanfaatan teknologi digital akan membuka akses pasar yang lebih luas bagi UMKM. Pemerintah daerah dapat memberikan pelatihan literasi digital, mendorong penggunaan metode pembayaran digital, serta memfasilitasi pemasaran melalui e-commerce,” kata Rizki.

Terakhir, BI menekankan pentingnya sinergi antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah pusat, pelaku usaha, dan masyarakat. Kolaborasi ini diperlukan untuk memastikan keselarasan program pembangunan ekonomi yang telah direncanakan.

“Koordinasi yang solid antara pemerintah daerah, pusat, serta sektor swasta sangat penting untuk mencapai pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan,” tutup Rizki.

Dengan strategi-strategi tersebut, Bank Indonesia optimis bahwa Sulsel dapat mempercepat pertumbuhan ekonominya, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pemerintah daerah diharapkan dapat segera mengimplementasikan rekomendasi ini agar potensi ekonomi Sulsel dapat lebih optimal, terutama di tengah momentum Pilkada dan perayaan Natal dan Tahun Baru yang diyakini akan menjadi katalis positif bagi konsumsi masyarakat.