KabarMakassar.com — Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) Toraja Utara, dalam upayanya meningkatkan partisipasi perempuan dalam proses demokrasi serta memberikan pemahaman tentang pentingnya hak pilih pada Pilkada 2024 dengan menjalin kerjasama dengan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) dan Persekutuan Wanita Gereja Toraja (PWGT).
Kerjasama ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) yang disaksikan oleh Ketua Bawaslu Toraja Utara Briken Linde Bonting, serta Komisioner Arifuddin dan Bonnie Freedom.
Acara penandatanganan yang berlangsung di Toraja Heritage Hotel pada Selasa, (25/06), dihadiri oleh berbagai kelompok perempuan, termasuk ibu-ibu dari Persib, Bhayangkari, dan sekelompok wanita Islam yang tergabung dalam GOW
Dalam berbagai hal, Briken Linde Bonting menyampaikan bahwa partisipasi perempuan dalam pemilu sebelumnya tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki secara nasional.
Sebagai pengawas pemilu, Briken mengakui adanya berbagai tantangan ke depan, termasuk netralitas ASN, TNI/Polri, dan masalah politik uang. Beliau mendesak pentingnya kerjasama dari semua pihak untuk mengatasinya
“Untuk politik uang, banyak orang mengatakan ini seperti mengurai benang kusut. Persoalannya adalah keberanian kita. Kami di Bawaslu tidak bisa berjalan sendiri tanpa bantuan kita semua,” ujarnya.
Briken juga pentingnya kolaborasi dengan para pemangku kepentingan untuk mencapai kemajuan dan perbaikan di daerah
Selain itu, Briken menyoroti pentingnya proses dan aturan yang harus dijalankan dalam menangani isu-isu dan kritik yang masuk ke Bawaslu. Ia berharap Bawaslu dan masyarakat dapat berjalan bersama dalam membangun demokrasi yang semakin baik di Toraja
Rio Rytha Pakan yang membawakan materi terkait kebijakan publik dan peran serta kaum perempuan dalam pesta demokrasi, menekankan bahwa Bawaslu bersama perempuan harus menegakkan keadilan dan kesetaraan dalam pelaksanaan pilkada.
Ia juga menyoroti pentingnya kerjasama antara organisasi perempuan dan pemerhati perempuan dalam mengawasi kondisi dan politik uang yang dapat merugikan masa depan perempuan dan
“Perempuan harus berperan dalam penyelenggaraan demokrasi pemilu, khususnya dalam pengawasan, agar perempuan dapat berekspresi dalam menyampaikan kepentingan politiknya,” pungkas Rio
Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak perempuan untuk berpartisipasi aktif dalam proses demokrasi, meningkatkan kesadaran akan hak pilih mereka, dan berkontribusi dalam menciptakan pemilu yang bersih dan adil.