kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Jelang Pilwali, SMRC Klaim Elektabilitas Appi Tertinggi Disusul Indira dan ASA

Jelang Pilwali, SMRC Klaim Elektabilitas Appi Tertinggi Disusul Indira dan ASA
Persentase survei yang dirilis oleh lembaga SMRC jelang Pilwali Makassar 2024 (Dok : ist).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Lembaga Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) baru-baru ini mengadakan survei terkait calon calon Wali Kota Makassar untuk Pilwali Makassar yang akan dihelat pada 27 November mendatang.

Survei ini dilaksanakan dari tanggal 7 hingga 14 Juni 2024 dan menunjukkan bahwa Munafri Arifuddin (Appi) berada di urutan tertinggi dalam semua skenario yang diuji, posisi kedua disusul Indira Yusuf Ismail dan Andi Seto Ghadista Asapa (ASA).

Pemprov Sulsel

Skenario pertama, Pilkada Makassar diikuti oleh Empat kandidat. Kemudian skenario kedua dengan Tiga kandidat dan Skenario terakhir yaitu head to head atau 2 nama kanidat.

Hasilnya, Munafri Arifuddin (Appi) berhasil mengungguli semua kandidat dengan cukup signifikan di semua skenario tersebut. Salah satu skenario yang dianggap kemungkinan besar akan terjadi yaitu uji 4 nama Kandidat Calon Walikota Makassar.

Nama yang dimaksud yaitu Ketua DPD II Partai Golkar Kota Makassar, Munafri Arifuddin. Kemudian juga ada nama istri Wali kota Makassar yakni Indira Yusuf Ismail.

Selanjutnya, Pengusaha yang juga pernah mencalonkan diri sebagai Walikota pada Pilkada 2013 lalu, Rusdin Abdullah. Terakhir, mantan Bupati Sinjai, Andi Seto Ghadista Asapa.

Hasilnya, Munafri Arifuddin mendapatkan 35,5%. Kemudian disusul Indira Yusuf Ismail dengan 26,3%. Selanjutnya Andi Seto Ghadista Asapa 10,9% dan Rusdin Abdullah 8,4%. Sisanya belum menentukan pilihan, dengan menjawab tidak tahu atau menjawab 18,9%.

Skenario selanjutnya SMRC melakukan pengujian dengan 3 nama kandidat. Hasilnya, jika Munafri Arifuddin, Indira Yusuf Ismail dan Andi Seto Ghadista Asapa diuji hasilnya. Munafri memperoleh 40,2%, kemudian Indira Yusuf Ismail 28,7% dan terakhir Andi Seto Shadista Asapa meraih 11,9%.

Sisanya Tidak Tahu Tidak Jawab 19.2%. Kemudian jika nama Indira Yusuf Ismail tidak diikutkan dalam skenario dan digantikan dengan nama Rusdin Abdullah. Maka hasilnya, Munafri Arifuddin unggul telak 49.9%, Rusdin Abdullah 13.9% dan Andi Seto Ghadista Asapa 13,7%.

Sisanya 22,5% Tidak menentukan pilihan. Skenario selanjutnya, yaitu dengan menguji Dua nama kandidat atau head to head. Pertama, mengikutkan nama Munafri Arifuddin dan Indira Yusuf Ismail.

Hasilnya, Gap antara keduanya sangat signifikan yaitu terpaut 16,2%. Munafri keluar sebagai pemenang dengan 47,9%. Dibandingkan Indira Yusuf Ismail dengan perolehan 31,7%. Adapun yang belum menentukan pilihan 20,3%. Hasil yang hampir sama saat Munafri diujikan dengan kandidat lain.

Dengan Andi Seto Ghadista Asapa, Munafri Memperoleh 56,3% sendangkan Andi Seto hanya 19,8% dan 23,9% Tidak Tahu/Tidak jawab. Begitu juga jika diuji dengan nama Rusdin Abdullah. Hasilnya.

Munafri Arifuddin memperoleh 60,1% sedangkan Rusdin Abdullah 17,3 Persen dan sisanya tidak tahu atau tidak jawab 22,7%.

Dikonfirmasi, Juru Bicara pemenangan Appi, Andi Taufiq Aris atau akrab dipanggil Ata mengomentari hasil survei SMRC tersebut. Menurutnya, Munafri Arifuddin memiliki momentum baik dalam Pilkada Kota Makassar.

Atta yakin hasil positif yang didapatkan Appi cermin akan kepercayaan dan harapan masyarakat Makassar terhadap kepemimpinan Munafri Arifuddin.

“Elektabilitas dan popularitas yang tinggi menunjukkan bahwa tingkat peneriman beliau terhadap warga sangat baik. Ini bukti kepercayaan masyarakat ke pak Appi,” ucapnya.

Diketahui, selain tiga figur yang dianggap kuat, ada pun kandidat wajah baru yang memiliki potensi besar maupun disebut kuda hitam. Sebut saja Irwan Adan ASN Pemkot, Rahman Bando mantan Kadis Kelautan Makassar, da Anggota DPRD Sulsel yakni Rudy Pieter Goni maupun Rahman Pina.

Sementara itu, Chief Operating Officer (COO), Archy Research and Strategic, Muh Fitriady menyebutkan, jika dirinya telah melakukan survei pada 4-14 Juli kemarin.

Dimana ada sekitar tiga pendatang baru hampir dipastikan meramaikan pesta Demokrasi di Pilwalkot Makassar 2024 dan ketiganya perlu diwaspadai kandidat yang sudah punya pengalaman bertarung di Pilwalkot 2020 lalu.

Dalam survei tersebut dia mengumpulkan data dari 1.692 responden yang tersebar di 15 kecamatan di Kota Makassar, dengan penyebaran proporsional di berbagai kalangan masyarakat.

Survei ini memiliki Margin of Error sebesar 2,38% dan Confidence Interval sebesar 95%, yang menunjukkan tingkat kepercayaan tinggi terhadap hasil yang diperoleh.

Metodologi survei dilakukan secara ketat untuk memastikan akurasi dan representativitas data yang dikumpulkan.

“Ada tiga pendatang baru yang perlu diwaspadai oleh pemain lama, Adi Rasyid Ali, Andi Seto dan Ahmad Susanto,” kata Muh Fitriady dalam rilis surveinya di kantor Archy Research and Strategic di kantornya, Rabu (19/6).

Dirinya menyebutkan ketiganya saat ini lebih internal melakukan sosialisasi dengan melakukan door to door ke masyarakat. Seperti Ara sapaan Adi Rasyid Ali yang baru mengikuti kontestasi Pilwalkot Makassar setelah menjadi wakil rakyat kurang lebih 15 tahun.

“Kami memilihat Ara, Seto dan Ahmad Susanto skarang dia sudah jalan baik turun ke lapangan maupun melalui media sosial,” ujarnya.

Sementara pendatang lama, seperti Munafri Arifuddin sudah gagal menjadi menjadi orang nomor satu di Kota Daeng ini sudah dua kali mengikuti kontestasi politik. Begitu juga Rusdi Abdullah yang pernah bertarung Pilwalkot Makassar 2013 lalu dan Rahman Bando mendampingi Appi pada Pilwakot 2020.

“Pergerakan pemain lama terbaca seperti Pilwakot sebelumnya,” ucapnya.

Namun kata dia, masyarakat yang belum menjawab dan tidak mau menjawab masih tinggi, hingga 37.30 persen dan ini masih kemungkinan berubah satu maupun dua pekan kedepan.

“Pemain lama dan pemain baru masih dibawa angka (tidak menjawab), kekuatan menaikan popularitas jangan bandingkan 10 tahun lalu, tapi dengan adanya media sosial bisa mengangkat popularitas dengan memanfaatkan media sosial, walau pemain lama memainkan juga,” bebernya.

“Pemain lama, kalau memakai gaya lama bisa ketinggalan, karena Pemilih di Makassar setengahnya pemilih milenial dan generasi Z,” jelasnya.

Adapun Lembaga Riset dan Konsultan Politik, Nurani Strategic Consulting, mengeluarkan prediksi mengenai komposisi dan peta pasangan calon jelang Pilwali Makassar, 27 November 2024.

Dimana Lembaga yang berbasis di Makassar ini menyebut komposisi paslon memungkinkan tiga paslon dan maksimal empat paslon.

“Paling banyak empat paslon dan mungkin hanya tiga paslon. Jika melihat pola pendekatan masing-masing kandidat, maka sudah bisa terlihat kemungkinan pola pasangan yang akan ke KPU, akhir Agustus ini,” kata Direktur Nurani Strategic Consulting, Dr. Nurmal Idrus kepada kabarmakassar.com.