KabarMakassar.com — Perusahaan teknologi akuakultur eFishery yang pertama di Indonesia memberikan dukungan penurunan prevalensi stunting di Sulawesi Selatan dengan penyediaan 200 kg ikan yang disalurkan di Desa Lekopancing, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Hal itu diumumkan, pada Rabu (20/11) dan dilaksanakan selama 30 hari ke depan.
Penyediaan ikan sebanyak 200 kg di Lekopancing merupakan bentuk kepedulian nyata dari eFishery dalam upaya menurunkan stunting, serta sebagai bentuk ajakan kepada seluruh masyarakat di Indonesia untuk giat mengkonsumsi ikan.
Inisiatif yang dilakukan eFishery sejalan dengan komitmen Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sebagai upaya mencegah dan menurunkan angka stunting.
Jika melihat hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementrian Kesehatan, Sulawesi Selatan berada diperingkat ke-10 dengan perolehan 27,2% pada tahun 2022. Jika dibandingkan dengan angka stunting nasiolan yakni 21,6% Sulawesi Selatan termasuk memiliki prevalensi yang tinggi.
Dengan begitu, Luciana Dita Selaku Head of Regulatory mengungkapkan bahwa sejalan dengan misi yang dimiliki oleh eFishery, yakni menyediakan kebutuhan pangan dunia melalui akuakultur.
“Kami harap eFishery dapat selalu tumbuh dan senantiasa mendukung program-program pemerintah untuk memberikan dampak signifikan dalam upaya menurunkn stunting dan tidak hanya di Sulawesi Selatan saja, namun di Indonesia secara keseluruhan” ujarnya.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang dalam kaitan ini Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan Muhammad Ilyas memberikan tanggapan yang positif sebagai upaya dalam memberantas stunting di Sulawesi Selatan.
“Upaya kami dalam memberantas dan menurunkan angka stuntung di Sulawesi Selatan dilakukan dengan salah sayinya berkolaborasi dengan berbagai pihak” ungkapnya.
“Agar memperoleh hasil yang lebih signifikan, kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada eFishery yang telah ikut serta dalam mendukung penurunan angka stunting di Sulawesi Selatan” tambahnya.
