KabarMakassar.com — Inovasi edukasi diperlukan untuk memastikan anak-anak dan orang tua memahami pentingnya imunisasi HPV demi mencegah kanker serviks di usia dini. Untuk itu, Jaga Bersama hadir sebagai kolaborasi pelatihan edukasi model Komunikasi Antar Pribadi (KAP) di Sulawesi Selatan (Sulsel) yang dimulai di Kota Makassar, Bone, dan Bulukumba.
Portal Kesehatan Masyarakat (Portkesmas) bekerja sama dengan Forum KAP, Kelompok Kerja Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat (Pokja RCCE), didukung oleh UNICEF Indonesia, menginisiasi kolaborasi tersebut. Pelatihan ini dimulai sejak tanggal 15 hingga 19 Juli 2024, meliputi kegiatan belajar di dalam kelas dan praktik lapangan di sekolah dasar serta puskesmas di Kota Makassar.
Kepala Kantor Perwakilan UNICEF Wilayah Sulawesi dan Maluku, Henky Widjaja, menyambut baik kolaborasi ini.
“Kami dari pihak UNICEF membantu peningkatan cakupan ini melalui peningkatan kapasitas tenaga kesehatan agar dapat melakukan sosialisasi secara efektif. Nantinya para guru, teman-teman ormas, dan LSM dapat menyampaikan informasi mengenai vaksin ini dengan baik kepada masyarakat,” ujar Henky pada Jumat (19/07).
Henky juga menyebut alasan menyasar anak SD sebagai bagian dari strategi Kementerian Kesehatan untuk pencegahan kanker serviks dengan memberikan vaksinasi sejak usia dini.
“Kita ketahui bahwa dalam beberapa tahun ini pemerintah berfokus pada perluasan cakupan vaksinasi atau imunisasi HPV ke anak-anak sekolah, kelas 5 dan 6 SD. Bahkan sebelum usia menstruasi, ini memang menjadi salah satu strategi,” jelasnya.
Henky menjelaskan bahwa kanker serviks menjadi pembunuh nomor 2 bagi perempuan setelah kanker payudara, dengan puluhan ribu kasus baru setiap tahun.
“Terdapat 36 ribu kasus dan 21 ribu kematian setiap tahun. Sebanyak 70 persen kasus kanker serviks didiagnosa pada stadium lanjut, sehingga terlambat ditangani. Salah satu cara mencegahnya adalah melalui vaksinasi HPV yang diberikan sejak usia dini kepada anak-anak perempuan,” terangnya.
Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Ishaq Iskandar, mengapresiasi inovasi edukasi ini dan mendukung seluruh kegiatan tersebut, khususnya dalam menggerakkan potensi seluruh guru, tenaga kesehatan, serta masyarakat.
“Sekarang ini vaksinnya gratis, silakan datang ke puskesmas, ke posyandu. Kami harap tidak ada lagi masyarakat kita yang menjadi korban kanker serviks. Penyakit ini dapat dicegah jika dimulai sejak dini, diajarkan di PAUD, TK, SD. Harapan kita adalah masyarakat sendiri yang mencegah bersama-sama dengan kita semua,” urainya.
Dengan pelatihan untuk pelatih ini, peserta yang dilatih akan menjadi pelatih yang melatih masyarakat lainnya. Ishaq juga menyatakan bahwa ketersediaan jumlah vaksin di Sulsel, yang merupakan suplai dari Kementerian Kesehatan, saat ini masih cukup. Diharapkan hal ini dapat mencegah penyakit tersebut.
Metode yang disampaikan kepada peserta melibatkan prinsip-prinsip komunikasi. Direktur Eksekutif Portkesmas, dr. Basra Ahmad Amru, menjelaskan proses edukasi yang menyenangkan sebagai inovasi.
“Karena dengan cara ini, orang bisa lebih menerima pesan yang disampaikan. Jika sederhana, jadinya lebih efektif,” tuturnya.
Basra berharap kolaborasi ini dapat meningkatkan keterampilan komunikasi tenaga kesehatan dan guru yang memberikan pencegahan imunisasi HPV sejak usia dini.
“Serta angka kejadian, kesakitan, dan kematian karena kanker serviks bisa turun drastis,” pungkasnya.