kabarbursa.com
kabarbursa.com

Rupiah Menunjukan Pergerakan Positif di Level Rp16.345 Jelang Pelantikan Trump

Rupiah Menunjukan Pergerakan Positif di Level Rp16.345 Jelang Pelantikan Trump
Ilustrasi rupiah (Dok : Int).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Nilai tukar rupiah menunjukkan pergerakan positif terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (20/01). Berdasarkan data Refinitiv, rupiah dibuka menguat 0,09% ke level Rp16.345 per Dolar AS, menjelang pelantikan Presiden AS, Donald Trump.

Penguatan ini menjadi angin segar setelah rupiah melemah sepanjang pekan lalu.

Pemprov Sulsel

Penguatan terjadi di tengah situasi pasar global yang masih diliputi ketidakpastian. Sentimen risk-off mendominasi pasar akibat laporan dari Federal Reserve yang mengindikasikan kemungkinan kenaikan suku bunga pada semester pertama 2025. Indeks Dolar AS (DXY) stabil di level 109,45 pada pukul 15.00 WIB, didukung oleh data ekonomi AS yang solid.

Langkah Bank Indonesia (BI) dalam menjaga stabilitas nilai tukar menjadi faktor utama penguatan rupiah. Intervensi BI di pasar valuta asing dan Surat Berharga Negara (SBN) berhasil menopang nilai tukar rupiah.

Selain itu, arus modal asing mencatat aliran masuk sebesar Rp2,1 triliun ke pasar saham domestik sepanjang pekan lalu, menjadi katalis positif.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa kebijakan BI menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75% bertujuan menjaga keseimbangan antara stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.

“Penurunan ini sejalan dengan stance pro-stability and pro-growth yang mendukung dinamika pasar,” ujarnya.

Namun, tantangan bagi rupiah tetap besar. Ketidakpastian global akibat konflik geopolitik di Timur Tengah dan kebijakan moneter ketat bank sentral utama dunia masih membayangi.

Di sisi domestik, defisit transaksi berjalan yang melebar juga memerlukan perhatian lebih.

Kinerja Rupiah Pekan Lalu

Pada perdagangan sebelumnya, Jumat (17/01), rupiah melemah tipis 0,03% secara point-to-point ke posisi Rp16.360 per Dolar AS. Pelemahan ini terjadi setelah BI mengumumkan pemangkasan suku bunga yang berada di luar ekspektasi pasar.

Selain itu, derasnya arus modal asing yang keluar (capital outflow) turut memberikan tekanan. Data BI menunjukkan investor asing mencatat jual neto sebesar Rp9,57 triliun pada periode 13-16 Januari 2025.

Aliran keluar terbesar terjadi di pasar SBN sebesar Rp4,17 triliun, diikuti oleh Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp5,41 triliun, sementara pasar saham mencatat beli neto tipis Rp0,01 triliun.

Ke depan, perhatian pelaku pasar tertuju pada rapat Dewan Gubernur BI pekan ini. Jika BI kembali menurunkan suku bunga acuan, daya tarik rupiah sebagai aset berimbal hasil tinggi bisa menurun, sehingga meningkatkan risiko pelemahan lebih lanjut terhadap dolar AS.

Di tengah tekanan global dan domestik, pelaku pasar akan terus mencermati langkah kebijakan BI dan dinamika sentimen global untuk menentukan arah pergerakan rupiah ke depan.