kabarbursa.com
kabarbursa.com

OJK Targetkan Tingkatkan Inklusi Keuangan Hingga ke Pelosok Lewat Program Strategis

OJK Targetkan Tingkatkan Inklusi Keuangan Hingga ke Pelosok Lewat Program Strategis
Ilustrasi OJK (Dok : KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (OJK Sulselbar) terus mengintensifkan berbagai langkah strategis dalam upaya memperluas akses keuangan bagi masyarakat, terutama di daerah-daerah terpencil.

Langkah ini merupakan bagian dari komitmen OJK untuk meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di seluruh wilayah Sulawesi Selatan, mulai dari perkotaan hingga pedesaan.

Pemprov Sulsel

Menurut Kepala OJK Sulselbar, Darwisman, ada tujuh program utama yang saat ini menjadi fokus OJK untuk mendukung akses keuangan masyarakat di Sulawesi Selatan.

Program-program ini dirancang untuk memperkuat sektor keuangan lokal, membantu pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Berikut adalah tujuh program strategis yang sedang digalakkan oleh OJK Sulselbar.

1. Program Hapus Ikatan Rentenir di Sulawesi (Phinisi)

Program Phinisi yang diluncurkan sejak tahun 2022 bertujuan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat pada rentenir dengan memberikan akses kredit yang lebih terjangkau melalui bank-bank pemerintah.

Hingga triwulan III tahun 2024, program ini telah menjangkau 823.606 debitur dengan total penyaluran kredit sebesar Rp26,47 triliun. Mayoritas debitur yang memanfaatkan program ini berasal dari sektor pertanian, dengan 46 persen di antaranya merupakan pelaku UMKM.

Darwisman menjelaskan bahwa program Phinisi telah melibatkan beberapa bank BUMN, seperti BRI yang menawarkan Kredit Cepat (KeCe) dan KUR Super Mikro dengan bunga rendah serta proses pencairan yang cepat. Bank Mandiri, Bank BNI, Bank Sulselbar, dan Bank Syariah Indonesia (BSI) juga turut serta dalam program ini, menawarkan skema KUR yang mudah diakses oleh pelaku usaha.

2. Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI)

Program EKI dirancang untuk meningkatkan akses keuangan masyarakat di pedesaan, salah satunya adalah Desa Kassi di Kabupaten Jeneponto.

Sejak diluncurkan, program ini berhasil membuka 150 rekening tabungan dengan total dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp565 juta. Selain itu, tercatat ada 40 rekening debitur dengan kredit pembiayaan mencapai Rp3,7 miliar.

Program EKI juga memberikan jaminan asuransi kepada 20 polis, membentuk satu agen layanan keuangan, serta memperkenalkan layanan QRIS kepada 39 merchant. Program ini turut memfasilitasi tabungan haji bagi 28 warga desa, sebagai bentuk dukungan terhadap literasi keuangan masyarakat pedesaan.

3. Pemberdayaan Ekosistem Bisnis UMKM melalui Klasterisasi

OJK Sulselbar juga mendorong pemberdayaan UMKM melalui program klasterisasi. Hingga triwulan III tahun 2024, program ini telah menjangkau 1.300 klaster UMKM dengan total 19.971 debitur.

Dana kredit yang disalurkan melalui program ini mencapai Rp681 miliar. Program klasterisasi UMKM bertujuan untuk meningkatkan daya saing produk lokal, sekaligus memperluas akses pasar bagi pelaku usaha di Sulawesi Selatan.

4. Ekosistem Pondok Pesantren Inklusif Keuangan (EPIKS)

Untuk mendukung literasi dan inklusi keuangan syariah, OJK meluncurkan program EPIKS yang menyasar kalangan pesantren. Pada 20 September 2024, program ini dilaksanakan di Pesantren Darul Istiqomah di Maros dan Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung di Bone.

Tujuan utama program ini adalah membekali generasi muda dengan pemahaman yang lebih baik tentang produk keuangan syariah, sehingga mereka lebih siap menghadapi tantangan ekonomi di masa depan.

5. Program Pemberdayaan UMKM Unggulan Berorientasi Ekspor

OJK juga memperkenalkan program khusus bagi UMKM yang berorientasi ekspor melalui inisiatif Umkm Baji’na. Hingga saat ini, dari 71 UMKM yang telah mengikuti proses inkubasi, sebanyak 66 UMKM berhasil lolos dan produknya kini diekspor ke berbagai negara.

Bank-bank lokal turut berperan dalam mendukung program ini melalui pendampingan intensif terhadap pelaku usaha.

6. Program High Impact TPAKD

Program unggulan lainnya dari OJK adalah inisiatif Budidaya Pisang Cavendish yang dikelola oleh Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD).

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sektor pertanian yang berdaya saing tinggi.

Budidaya pisang Cavendish dipilih karena dinilai memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Sulawesi Selatan, serta memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat lokal.

7. Pengembangan UMKM Melalui Digitalisasi dan Fintech

OJK Sulselbar juga fokus pada digitalisasi pembiayaan UMKM dengan memanfaatkan fintech peer-to-peer lending dan securities crowdfunding. Program ini diharapkan mampu memberikan alternatif pendanaan bagi UMKM, sekaligus mendorong digitalisasi ekosistem keuangan di Sulawesi Selatan.

Selain itu, OJK bekerja sama dengan Bank Wakaf Mikro untuk memberikan pembiayaan berbasis syariah kepada masyarakat yang belum terjangkau layanan perbankan konvensional.

Darwisman menekankan pentingnya sinergi antara OJK, pemerintah daerah, dan lembaga keuangan dalam menjalankan program-program ini.

“Kami berharap, dengan adanya tujuh program strategis ini, masyarakat Sulawesi Selatan, baik di perkotaan maupun pedesaan, dapat lebih mudah mengakses layanan keuangan formal. Ini adalah langkah nyata untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di daerah ini,” jelas Darwisman.

Dengan berbagai program ini, OJK Sulselbar optimis dapat meningkatkan inklusi keuangan di Sulawesi Selatan, serta mendukung pemulihan ekonomi pascapandemi. Dukungan penuh dari seluruh pihak terkait diharapkan mampu menjadikan Sulawesi Selatan sebagai salah satu provinsi dengan inklusi keuangan tertinggi di Indonesia.