KabarMakassar.com — Digitalisasi pembayaran terus berkembang pesat di Sulawesi Selatan (Sulsel), terutama di kalangan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sebanyak 73,48% merupakan UMKM yang semakin aktif memanfaatkan QRIS sebagai metode pembayaran.
Dengan semakin banyaknya merchant yang beralih ke sistem pembayaran berbasis QRIS, penggunaan transaksi digital di wilayah ini mengalami lonjakan signifikan.
Hingga akhir 2024, jumlah merchant QRIS di Sulsel telah mencapai 1,09 juta, meningkat 18% dibandingkan tahun sebelumnya.
Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Sulsel, Ricky Satria, mengungkapkan bahwa dari total tersebut, sebanyak 73,48% merupakan UMKM yang semakin aktif memanfaatkan QRIS sebagai metode pembayaran.
“Kami melihat pertumbuhan yang sangat baik, terutama di sektor UMKM yang kini semakin melek digital. Sebagian besar merchant QRIS masih terkonsentrasi di Makassar, Gowa, dan Maros,” ujar Ricky, Kamis (06/05).
Dari sisi distribusi, Kota Makassar menjadi wilayah dengan jumlah merchant QRIS terbanyak, mencapai 458.448 merchant.
Disusul oleh Kabupaten Gowa (141.669 merchant), Maros (45.726 merchant), Parepare (43.324 merchant), dan Wajo (40.993 merchant).
Tak hanya jumlah merchant, penggunaan QRIS di Sulsel juga mengalami peningkatan pesat. Sepanjang kuartal IV/2024, jumlah pengguna QRIS bertambah 35.272 orang, sehingga total pengguna aktif kini mencapai 1,22 juta, atau tumbuh 14,62% secara tahunan.
“Lonjakan jumlah pengguna dan merchant QRIS ini turut mendorong peningkatan transaksi secara keseluruhan. Selama tahun 2024, volume transaksi QRIS di Sulsel tercatat mencapai 78 juta transaksi,” katanya.
Angka ini menunjukkan pelonjalan sebesar 171% dibandingkan tahun sebelumnya. Dari sisi nominal, total transaksi yang tercatat mencapai Rp10,3 triliun, atau tumbuh sebesar 174% year-on-year (yoy).
Dengan tren positif ini, BI Sulsel optimistis ekosistem pembayaran digital akan terus berkembang, terutama dalam mendukung pertumbuhan UMKM dan mempercepat inklusi keuangan di daerah.
