KabarMakassar.com — Swasembada pangan menjadi salah satu fokus utama yang terus digenjot oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) saat ini.
Dalam berbagai kesempatan, Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel, Prof Fadjry Djufry menyampaikan jika ia bersama seluruh perangkat Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemprov Sulsel siap untuk merealisasikan Provinsi Sulsel sebagai provinsi pertama di Indonesia yang menopang swasembada pangan Indonesia.
Prof Fadjry menilai jika target tersebut wajar mengingat Sulsel merupakan provinsi yang memiliki potensi yang besar di sektor pertanian dan perkebunan.
Ketua Presiden Mahasiswa Unismuh Makassar, Hasby Assidiq mengapresiasi target Pj Gubernur Sulsel, Prof Fadjry Djufry tersebut.
“Itu target tidak muluk-muluk, artinya riil. Sisa bagaimana mewujudkan, semangat dan intervensi pemerintah yang sangat dibutuhkan, dan pernyataan dan komitmen Pj Gubernur ini menjadi modal besar bagi Sulsel, kami apresiasi itu,” ujar Hasby berdasarkan keterangan yang diterima Senin (28/01).
Menurutnya, Sulsel saat ini membutuhkan penguatan strategis dari berbagai pihak dan kebijakan pemerintah untuk melakukan pembenahan di sektor pertanian. Pertanian di Sulsel, di sektor irigasi butuh pembenahan dan pengembangan.
“Irigasi ini penting, ada beberapa irigasi yang mengalami kerusakan butuh perbaikan. Salut dengan rencana Pak Pj Gubernur Prof Fadjry Djufry,” tukasnya.
Akademisi Unhas, Prof Armin Arsyad turut mengungkapkan pandangannya terhadap swasembada pangan ini. Dia mengatakan, jika taget Pj Gubernur Sulsel, Prof Fadjry Djufry ini bisa diwariskan kepada Gubernur Sulsel terpilih nantinya.
“Komitmen itu penting untuk mencapai target swasembada pangan pertama di Indonesia. Bibit, pupuk, benih, irigasi dan lain sebagainya. Bagus sekali ini Pak Pj mau menargetkan Sulsel ini sebagai provinsi pertama yang berswasembada pangan di Indonesia,” tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Prof Fadjry Djufry menargetkan Sulsel sebagai provinsi pertama swasembada pangan.
Hal itu direspon positif oleh Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang, Suryadarma Hasyim. Ia siap mendukung dengan menyiapkan jaringan irigasi yang optimal.
Suryadarma menyatakan, pihaknya telah membangun koordinasi dengan sejumlah pihak terkait di Pemerintah Provinsi Sulsel. Dilakukan pengecakan langsung atas kondisi Bendungan Bili-bili, Parangloe, juga sejumlah bendungan lainnya di Sulsel.
“Akan kami perbaiki jaringan irigasinya, karena ada kekurangan dalam penampungan airnya,” ujar Suryadarma, Selasa (21/01).
Dia mengungkapkan, sejumlah jaringan irigasi saat ini mengalami segmentasi, dan otomatis debit air menurun dari keadaan semula. Termasuk Bendungan Pammukkulu yang baru-baru diresmikan Presiden Jokowi di bulan Juli 2024.
“Saya cukup lama menangani irigasi ini. Ini bagaimana pengelolaan dan penyaluran sampai pada petaninya yang harus betul-betul diperbaiki,” tuturnya.
Pj Gubernur Sulsel, Prof Fadjry mengungkapkan, walau dirinya sudah lama berkarir di Kementerian Pertanian, tetapi sebagai Pj Gubernur Sulsel, dirinya harus berkoordinasi dengan Balai Pompengan.
Ia menilai, pertemuan tersebut merupakan sebuah kebanggaan bagi Pemprov Sulsel agar bisa mewujudkan swasembada pangan sesuai target.
“Kedatangan Balai Pompengan Jeneberang ini adalah sebuah kebanggaan bagi kami, karena kami diberikan target minimal satu juta ton gabah kering untuk Sulsel,” tukasnya.
Prof Fadjry Djufry menyebut, pemaparan dari Balai Besar Pompengan Jeneberang sangat dibutuhkan, khususnya terkait bagaimana potensi pengairan di Sulsel. Demikian juga dengan potensi lahan-lahan tidur di Sulsel sudah dikoordinasikan dengan pihak Pertanahan agar diolah melalui pengawalan TNI-Polri.
“Lahan-lahan yang tidak dikelola oleh petani, inilah yang akan kita olah dengan bagi hasil. Nanti akan dikawal oleh TNI dan Polri sampai ke tingkat kecamatan,” imbuhnya.
“Jadi kita harap komunikasi dan koordinasi kita semua ini untuk mewujudkan swasembada pangan. Apalagi Sulawesi Selatan menjadi harapan Bapak Presiden dalam mewujudkan swasembada pangan,” pungkasnya.