kabarbursa.com
kabarbursa.com

Tekanan Jual Asing Dominasi IHSG, Net Sell Capai Rp702 Miliar

Tekanan Jual Asing Dominasi IHSG, Net Sell Capai Rp702 Miliar
Ilustrasi Saham (Dok: KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan melanjutkan tren koreksi menuju level 6.835 pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (29/11), setelah menutup sesi sebelumnya di zona merah. Pada Kamis (28/11), IHSG tercatat melemah sebesar 0,91% ke level 7.200, dengan dominasi volume penjualan yang menekan pergerakan indeks. Tren ini menunjukkan tekanan jual masih cukup kuat di pasar.

Tim Analis MNC Sekuritas menyatakan bahwa IHSG saat ini berada dalam fase wave C dari wave (2). Fase ini mengindikasikan adanya potensi koreksi lebih lanjut yang memungkinkan IHSG menguji area 6.835–6.998 sekaligus menutup gap di rentang 6.968–6.987.

Pemprov Sulsel

“Pada skenario terbaik, IHSG masih memiliki peluang untuk menguat menuju level resistance di 7.354,” tulis MNC Sekuritas dalam risetnya hari ini.

Adapun untuk perdagangan hari ini, MNC Sekuritas memproyeksikan level support IHSG berada pada kisaran 7.076 dan 6.998, sementara level resistance diperkirakan berada di rentang 7.354–7.449. Saham-saham yang menjadi rekomendasi MNC Sekuritas di antaranya adalah INDY, MEDC, TKIM, dan POWR.

Faktor Sentimen: Kemenangan Trump hingga Fenomena Window Dressing

Tekanan pelemahan IHSG yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir dipengaruhi oleh sentimen eksternal. Salah satu faktor utamanya adalah terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat. Hasil pemilu tersebut memicu aliran dana asing keluar dari pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, yang dikenal sebagai fenomena capital outflow.

Meskipun demikian, ada harapan pemulihan pada Desember 2024. Salah satu faktor pendorongnya adalah fenomena window dressing, yaitu strategi manajer investasi yang bertujuan meningkatkan performa portofolio mereka sebelum disajikan kepada investor. Strategi ini melibatkan aksi jual saham yang memiliki kinerja buruk dan pembelian saham unggulan menjelang akhir tahun.

Selain itu, peluang penguatan IHSG juga didukung oleh ekspektasi penurunan suku bunga acuan oleh The Fed dan Bank Indonesia (BI) pada Desember 2024. Jika kedua faktor ini terealisasi, aliran dana asing diprediksi akan kembali masuk ke pasar Indonesia.

Perkembangan Teknis dan Fokus Pasar Global

Phintraco Sekuritas menyatakan bahwa IHSG kemarin bergerak sesuai ekspektasi dengan melanjutkan koreksi (pullback) ke level psikologis 7.200. Selama IHSG mampu bertahan di atas level 7.150, peluang terjadinya minor bullish reversal tetap terjaga.

Dari sisi teknikal, koreksi ini dianggap wajar karena adanya kondisi overbought pada indikator Stochastic RSI. Fokus pasar hari ini akan tertuju pada data ekonomi dari Eropa, seperti data penjualan ritel dan tingkat pengangguran di Jerman, serta data inflasi di kawasan Euro.

Dari kawasan regional, Jepang diperkirakan mengalami kenaikan tingkat pengangguran sebesar 10 basis poin (bps) menjadi 2,5% pada Oktober 2024. Selain itu, indeks keyakinan konsumen di Jepang tercatat pada level 36,4 untuk November 2024. Data ini menunjukkan bahwa kondisi ekonomi Jepang masih dalam tekanan.

Phintraco Sekuritas juga memberikan sejumlah rekomendasi saham yang dinilai berpotensi mencatatkan kinerja positif pada perdagangan hari ini. Saham-saham tersebut adalah LSIP, ULTJ, SCMA, PTBA, dan MAPA.

Stabilitas Domestik Jadi Penopang Optimisme Pasar

Selain sentimen eksternal, pasar saham domestik juga mendapat angin segar dari stabilitas politik dalam negeri. Berdasarkan dokumen C1 dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), pasangan Pramono-Rano berhasil memenangkan Pemilu Presiden 2024 dengan 50,07% suara tanpa memerlukan putaran kedua. Kepastian ini diharapkan mampu menjaga sentimen positif di pasar.

Meskipun menghadapi tekanan, IHSG diperkirakan masih mampu bertahan di level psikologis 7.200. Dengan kombinasi sentimen global dan domestik, para analis tetap optimis bahwa IHSG memiliki peluang untuk menguat di akhir tahun, terutama menjelang momen window dressing. Investor disarankan untuk tetap mencermati dinamika pasar dan mempertimbangkan rekomendasi saham yang memiliki prospek menarik.

Sementara, Tekanan jual dari investor asing terus berlanjut, tercatat net sell mencapai Rp702 miliar pada perdagangan terbaru. Saham-saham seperti BBRI, BBCA, PANI, KLBF, dan BMRI menjadi yang paling banyak dilepas oleh investor asing, menunjukkan adanya indikasi rotasi sektor di pasar saham.

Meski begitu, secara teknikal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mempertahankan posisinya di atas level support psikologis 7.200. Analis memproyeksikan, meskipun koreksi masih mungkin terjadi, IHSG tetap memiliki peluang untuk kembali menguat jika dapat menjaga tren ini.

Level Resistance dan Optimisme Pasar

Menurut William, analis pasar modal, resistance IHSG berikutnya berada di rentang 7.330–7.372, dengan level ini mengacu pada Moving Average (MA) 20. Posisi ini menjadi tantangan bagi IHSG yang belum mampu menembus batas tersebut dalam waktu dekat.

Optimisme pelaku pasar terlihat dari peningkatan volume perdagangan harian IHSG, yang menjadi sinyal awal potensi penguatan indeks. Hal ini menunjukkan bahwa pelaku pasar mulai kembali percaya diri terhadap pergerakan saham di pasar modal.

Rekomendasi Saham Pilihan Secara Teknikal

Beberapa saham dinilai menarik untuk diperhatikan berdasarkan analisis teknikal. Berikut adalah rekomendasinya:

JPFA: Direkomendasikan buy dengan support di 1.680 dan resistance di 1.830. Pola harga membentuk falling wedge dengan neckline di 1.680, dan pola ini telah terkonfirmasi.

LSIP: Disarankan buy on weakness pada support 990 dan resistance 1.110. Saham ini mengalami technical rebound pada area support 990.

EMTK: Rekomendasi buy dengan support di 470 dan resistance di 500. Pola harga membentuk symmetrical triangle dengan neckline pada 500, meskipun pola ini belum terkonfirmasi.

GEMS: Direkomendasikan buy dengan support 11.000 dan resistance 12.600. Saham ini menunjukkan potensi penguatan setelah menyelesaikan zona permintaan di area 9.920–11.000.