kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Pemkot Catat Kelurahan dengan Kasus Stunting Tinggi, Giatkan Upaya Pendekatan Multisektoral

Pemkot Catat Kelurahan dengan Kasus Stunting Tinggi, Giatkan Upaya Pendekatan Multisektoral
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Makassar, Firman Hamid Pagarra (Dok : Ist).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Pemerintah Kota Makassar terus berupaya menurunkan angka stunting melalui kolaborasi lintas sektor.

Penjabat Sekretaris Daerah Makassar, Firman Hamid Pagarra, menegaskan pentingnya kerja sama antara berbagai pihak untuk mencapai target zero stunting. Hal ini disampaikan saat membuka Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Makassar baru-baru ini.

Pemprov Sulsel

Dari 71 kelurahan yang tersebar di 15 kecamatan, daerah-daerah ini akan dijadikan fokus survei untuk mengukur prevalensi stunting di Kota Makassar. Menurut Firman, kelurahan tersebut memiliki angka stunting yang tinggi dan menjadi representasi kondisi stunting di kota ini.

Firman menjelaskan, rakor ini juga berkaitan dengan agenda nasional yaitu Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) yang akan berlangsung pada September 2024. SSGI akan fokus pada survei stunting sebagai salah satu indikator utama, sehingga aksi nyata diperlukan untuk menangani masalah ini, terutama di tingkat keluarga.

“Aksi konvergen, holistik, dan integratif perlu segera dilakukan, terutama pada keluarga dalam masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Penguatan intervensi di kelurahan-kelurahan prioritas juga menjadi kunci,” ujar Firman.

Sejak Juni 2024, Pemkot Makassar telah melakukan pengukuran dan intervensi pencegahan stunting secara serentak di seluruh posyandu. Namun, Firman menyoroti bahwa masih ada beberapa kendala, seperti kurangnya akurasi dalam penimbangan dan pengukuran balita di posyandu. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas kader posyandu dan tenaga kesehatan dalam hal penyuluhan sangat diperlukan.

Berbagai program telah dijalankan untuk mendukung Gerakan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting, seperti Dapur Sehat Atasi Stunting (DAHSAT), pendampingan keluarga oleh TPK, serta program Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dari Kader IMP dan Sub IMP Bangga Kencana.

“Keberhasilan dalam penurunan stunting sangat bergantung pada kolaborasi antar sektor. Setiap sektor perlu memberikan kontribusi dalam intervensi yang lebih terukur dan integratif,” tambah Firman.

Dia juga meminta para camat, yang bertindak sebagai ketua tim percepatan penurunan stunting di tingkat kecamatan, untuk lebih aktif dalam memantau kinerja TPPS di tingkat kelurahan. Para camat diharapkan mampu menggerakkan keluarga berisiko stunting agar secara rutin mengunjungi posyandu untuk pemantauan kesehatan.

Firman optimis, dengan sinergi yang kuat antar sektor, Kota Makassar dapat mencapai penurunan stunting yang signifikan dalam waktu dekat.