kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Kemenag Sulsel Launching LEMPU, Dorong Penguatan Moderasi Beragama

Kemenag Sulsel Launching LEMPU, Dorong Penguatan Moderasi Beragama
(Foto : IST).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) melaunching Proyek LEMPU (Toleran, Moderat, Adaptif dan Unggul) yang berlangsung di Ballroom Novotel Grand Shayla Makassar, Rabu (30/10).

Proyek perubahan ini diresmikan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Prof. Ali Ramdani yang turut menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap proyek yang diinisiasi oleh Kakanwil Kemenag Sulsel H. Muh. Tonang selaku peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) tingkat II pada Pusat Diklat (Pusdiklat) Tenaga Administrasi Kemenag RI angkatan XXVII tahun 2024.

Pemprov Sulsel

Menurut Ali Ramdani yang terhubung via daring pada giat ini, proyek perubahan Muh. Tonang yang mengusung konsep LEMPU (Toleran, Moderat, Adaptif, dan Unggul) adalah merupakan upaya mengangkat kearifan lokal menjadi salah satu citra hidup di dalam kehidupan bermasyarakat.

“Itu adalah hal yang substantif, dan pak Tonang telah berhasil mengangkatnya menjadi sebuah nilai yang tidak sekedar dimiliki oleh masyarakat Sulsel tetapi menjadi pewarna bagi bangsa ini ketika menghadapi dinamika kehidupan,” ungkapnya.

Ia menjelaskan LEMPU ini mampu menjadi warna dari masyarakat dan diharapkan kerukunan dapat tercipta sehingga kehidupan warga masyarakat dapat berjalan dengan baik.

“Toleran memberikan aksentuasi terhadap penghormatan dan penghargaan, Moderat yakni menghindari ekstemisme, Adaptif mampu menyelaraskan diri, serta Unggul yaitu menjadi manusia yang dapat menjaga kualitas tanpa harus menginjak orang lain. Ini yang menjadi pilar dari LEMPU,” jelas Ali Ramdani.

Selaku mentor dari Muh. Tonang, Sekjen Ali Ramdani mengimbau agar LEMPU ini tidak berhenti sampai disini dan menjadi sekedar prasyarat menyelesaikan KPN Tingkat II, tetapi harus diimplementasikan dalam kehidupan nyata.

“Tdak lantas menjadi penghias lemari kaca dan penghias referensi, tetap harus diimplementasikan. Seribu pikiran boleh jadi tidak bermakna tanpa satu tindakan yang nyata. Lempu harus dilakukan implementasikan pada ruang yang nyata,” pungkasnya.

Kakanwil Kemenag Sulsel, M. Tonang selaku project leader menjelaskan bahwa LEMPU merupakan implementasi dari falsafah Bugis, yang menjadi pedoman hidup masyarakat, dengan menjunjung tinggi nilai kejujuran.

“Yang menyatukan kita adalah budaya lokal yang telah kita bangun bersama, tanpa batas dan sekat,” jelasnya.

Melalui LEMPU, sambung Tonang, Kemenag mendorong umat beragama untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama masing-masing, sehingga tercipta kesalehan sosial.

“Ini bukan tugas ringan bagi Kemenag. Kami terus melakukan evaluasi dan perubahan, dan Kemenag akan terus bertransformasi,” ucapnya.

Salah satu program prioritas Kemenag adalah penguatan moderasi agama, yang didukung oleh Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2023.

“Moderasi beragama penting karena nilai-nilainya harus terimplementasi dalam diri ASN Kemenag,” pungkasnya.