KabarMakassar.com — Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menegaskan komitmennya dalam mendukung pengembangan infrastruktur hijau di kota Makassar dengan memastikan adanya tambahan fasilitas untuk proyek Revitalising Informal Settlements and their Environments (RISE). Hal ini disampaikan saat kunjungannya ke dua lokasi proyek RISE di Kecamatan Biringkanaya, yakni Kampung Bonelengga di Kelurahan Bulurokeng dan Kelurahan Untia, pada Minggu (23/03).
Kunjungan ini menjadi momen penting bagi Munafri untuk melihat langsung dampak nyata dari penerapan infrastruktur berbasis alam dalam meningkatkan kualitas lingkungan di permukiman informal. Proyek RISE sendiri merupakan kolaborasi antara Kemitraan Indonesia Australia untuk Infrastruktur (KIAT), Monash University, dan Universitas Hasanuddin. Program ini berfokus pada pembangunan infrastruktur yang berbasis ekosistem alami guna meningkatkan sanitasi, pengelolaan limbah, serta ketahanan masyarakat terhadap perubahan iklim.
Dalam kunjungan tersebut, Munafri didampingi oleh Chief Investigator RISE, Ihsan Latief, untuk meninjau beberapa proyek utama yang telah dibangun. Di antaranya adalah sistem pengolahan limbah berbasis lahan basah, perbaikan drainase, jalur limpahan air untuk mengatasi banjir, serta saluran pembuangan bertekanan yang dirancang untuk mengalirkan limbah dari dataran rendah ke tempat pengolahan yang lebih aman.
Setelah melihat secara langsung dampak dari proyek ini, Munafri mengungkapkan kekagumannya terhadap konsep RISE yang tidak hanya memberikan solusi terhadap masalah sanitasi, tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan secara berkelanjutan.
“Terus terang saya amazed lihat ini. Proyek ini benar-benar memberikan edukasi yang sangat baik tentang lingkungan kepada masyarakat,” ujarnya.
Namun, ia juga menyoroti perlunya dukungan tambahan dari pemerintah dalam melengkapi fasilitas yang belum terakomodasi dalam proyek ini, seperti penerangan jalan dan sistem keamanan lingkungan. Menurutnya, infrastruktur hijau yang telah dibangun perlu dilengkapi dengan fasilitas pendukung agar manfaatnya dapat dirasakan secara maksimal oleh masyarakat.
“Pemerintah harus memberikan support, memberikan infrastruktur tambahan yang tidak tercover. Contoh, lampu jalannya, CCTV-nya,” tegas Munafri.
Selain memastikan tambahan fasilitas, Munafri juga melihat potensi pengembangan proyek ini dalam mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat. Ia menilai bahwa konsep urban farming dan pemanfaatan lahan sempit dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kesejahteraan warga, sekaligus menjaga kebersihan lingkungan mereka.
“Jadi mungkin pembangunan seperti urban farming, pemanfaatan lahan sempit, ini akan kita support. Sehingga selain mereka punya sistem sanitasi yang baik, mereka juga bisa menambah income,” katanya.
Sejak diluncurkan pada 2018, proyek RISE telah diterapkan di lima titik di Kota Makassar, yakni di Untia, Alla-Alla, Bonelengga, Barombong, dan Tallo. Selain itu, proyek ini juga telah membentuk KePoLink (Kelompok Pengelola Lingkungan – Komunitas Management Group) di 12 lokasi guna meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga keberlanjutan lingkungan mereka.
Tak hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur hijau, RISE juga turut memperhatikan aspek inklusi sosial. Organisasi Penyandang Disabilitas (PERDIK) telah dilibatkan dalam proyek ini untuk memberikan pelatihan inklusi disabilitas dan meninjau desain teknis yang lebih ramah bagi penyandang disabilitas, seperti aksesibilitas tangga, landai, dan pegangan tangan di area proyek.
Selain itu, proyek ini juga mendorong keterlibatan perempuan dalam sektor konstruksi dengan mendorong kontraktor untuk mempekerjakan lebih banyak tenaga kerja perempuan. Saat ini, 15 perempuan atau sekitar 28% dari total tenaga kerja telah terlibat dalam berbagai peran seperti logistik, administrasi, dan pekerjaan teknis di lapangan.
Dengan lebih dari 1.400 penduduk di 325 rumah tangga yang telah merasakan manfaat langsung dari proyek ini, Munafri berharap bahwa program RISE dapat diperluas ke lebih banyak wilayah di Kota Makassar. Menurutnya, konsep infrastruktur berbasis alam seperti ini perlu didukung secara maksimal agar manfaatnya dapat dirasakan oleh lebih banyak masyarakat.
“Saya sih kalau bisa diberikan untuk seluruh kelurahan, wah, silakan, itu lebih baik lagi. Pokoknya kalau ini masuk di Makassar, Pemerintah Kota wajib untuk merespons ini,” tutupnya.