KabarMakassar.com — Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menegaskan bahwa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) harus menjadi panduan utama dalam mengatur tata ruang kota, bukan malah menciptakan ketidakteraturan akibat perencanaan yang lemah.
Menurutnya, RDTR bukan sekadar dokumen teknis, melainkan fondasi bagi arah pembangunan Kota Makassar ke depan.
Dalam pertemuan bersama Dinas Penataan Ruang (Distaru) di Balai Kota Makassar, Rabu (05/03), Munafri menyoroti pentingnya penyusunan RDTR yang matang agar pembangunan di kota ini tetap terarah.
Ia menekankan bahwa tanpa kajian detail, kesalahan dalam perencanaan bisa berdampak permanen dan sulit diperbaiki.
“RDTR ini sangat krusial. Ini bukan hanya soal tata ruang, tapi juga menentukan investasi yang masuk ke Makassar. Makanya, kita harus memastikan semuanya dikaji secara detail sebelum diimplementasikan, karena kalau sudah jalan, kita tidak bisa asal mengubahnya lagi,” ujar lelaki yang kerap disapa Appi itu.
Selain sebagai panduan investasi, RDTR juga harus memperhatikan aspek lingkungan dan budaya. Appi menegaskan bahwa jalur hijau dan kawasan cagar budaya tidak boleh dikorbankan demi pembangunan yang tidak terkontrol.
“Jangan sampai kita membiarkan hotel atau bangunan lain berdiri di atas kawasan yang seharusnya dilindungi. Lingkungan dan budaya harus tetap menjadi prioritas dalam tata ruang kita,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa pengembangan wilayah harus berjalan sesuai perencanaan yang jelas, bukan asal berdiri tanpa mempertimbangkan dampaknya bagi kota dan masyarakat.
“Makassar ini harus dibangun dengan sistem perencanaan yang matang. Kita tidak ingin tiba-tiba muncul gedung di satu tempat, lalu hotel di tempat lain tanpa perhitungan. Jangan sampai kota ini berkembang dengan pola yang semrawut,” pungkas Appi.
