kabarbursa.com
kabarbursa.com

IHSG Tertekan Sepekan, Saham Big Caps Sepekan Ini Berguguran

IHSG Tertekan Sepekan, Saham Big Caps Sepekan Ini Berguguran
Ilustrasi Saham (Dok: KabarMakassar).
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); <!--banner 120x600-->
banner 468x60

KabarMakassar.com — Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan ini, 17 hingga 21 Maret 2025, menghadapi tekanan dari sejumlah saham berkapitalisasi besar (big caps).

Saham-saham unggulan seperti BBCA, DCII, dan PANI mencatatkan pelemahan signifikan, menjadi faktor utama yang membebani pergerakan indeks.

Pemprov Sulsel

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), yang dimiliki Grup Djarum, menjadi pemberat terbesar bagi IHSG pekan ini. Harga saham BBCA anjlok 9,71% dalam sepekan, mengurangi nilai indeks sebesar 55,29 poin.

Di posisi berikutnya, saham PT DCI Indonesia Tbk. (DCII), emiten pusat data milik konglomerat Toto Sugiri, juga mengalami tekanan besar. Saham DCII merosot 15,97% dalam lima hari perdagangan terakhir, menahan pergerakan IHSG hingga 38,15 poin.

Sektor perbankan turut menjadi penekan indeks. Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mengalami koreksi 6,96% sepekan, menghambat IHSG sebesar 29,48 poin. Tak hanya BMRI, saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) juga melemah signifikan sebesar 14,9%, berkontribusi mengurangi indeks sebanyak 24,15 poin.

Selain perbankan, saham sektor ritel juga mengalami tekanan. Saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT), yang dimiliki oleh Djoko Susanto, masuk dalam daftar top laggards dengan kontribusi negatif sebesar 18,33 poin terhadap IHSG.

Di sektor telekomunikasi, saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) turut mencatatkan pelemahan 4,55% dalam sepekan, membebani IHSG sebesar 12,72 poin. Sementara itu, saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN), emiten pertambangan milik keluarga Panigoro, mengalami penurunan 4,86% dan menekan indeks sebesar 9,61 poin.

Perbankan kembali masuk dalam daftar saham pemberat indeks, dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mengalami pelemahan 1,33% sepekan, menahan pergerakan IHSG sebesar 7,68 poin.

Tak hanya saham perbankan dan telekomunikasi, saham sektor properti dan pertambangan juga mengalami tekanan.

Saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI), milik Sugianto Kusuma alias Aguan, dan saham PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) yang terafiliasi dengan Grup Bakrie, masing-masing mencatatkan penurunan 13,94% dan 9,09% dalam sepekan.

Kedua saham ini turut menahan laju IHSG dengan kontribusi negatif masing-masing sebesar 6,11 poin dan 5,88 poin.

Daftar Saham Pemberat IHSG Pekan Ini:

BBCA: -55,29 Poin

DCII: -38,15 Poin

BMRI: -29,48 Poin

BBNI: -24,15 Poin

AMRT: -18,33 Poin

TLKM: -12,72 Poin

AMMN: -9,61 Poin

BBRI: -7,68 Poin

PANI: -6,11 Poin

BRMS: -5,88 Poin

Dengan pelemahan yang cukup signifikan pada beberapa saham utama, IHSG menghadapi tantangan untuk mempertahankan momentum positifnya. Investor diharapkan tetap mencermati pergerakan pasar serta faktor eksternal yang berpotensi mempengaruhi arah indeks di pekan mendatang.

Sebelumnya diberitakan, Pasar saham Indonesia kembali mengalami tekanan signifikan di akhir pekan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok 1,94 persen atau 123,49 poin ke level 6.258,18 pada perdagangan Jumat (21/3). Pelemahan ini memperpanjang tren negatif IHSG sepanjang pekan dengan total penurunan 3,95 persen dalam lima hari terakhir.

Tak hanya dalam sepekan, IHSG juga mencatat performa yang kurang menggembirakan sejak awal tahun. Sejak awal 2025, IHSG telah melemah 11,61 persen, mencerminkan kondisi pasar yang masih dibayangi tekanan eksternal maupun internal.

Berdasarkan data RTI Infokom, nilai transaksi investor mencapai Rp21,48 triliun, dengan volume perdagangan 21,59 miliar saham. Dari total saham yang diperdagangkan, 135 saham menguat, 476 melemah, dan 187 stagnan.

Sektor Teknologi Paling Terdampak, Bursa Asia Ikut Terkoreksi

Dari 11 indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia (BEI), hampir seluruhnya mengalami pelemahan. Sektor teknologi menjadi yang paling terpukul dengan penurunan 4,14 persen, diikuti oleh sektor barang konsumsi nonprimer yang melemah 3,68 persen, sektor barang baku turun 2,83 persen, serta sektor properti dan real estat yang tergerus 2,59 persen.

Sektor barang konsumsi primer juga ikut terkoreksi 2,17 persen, sementara sektor keuangan melemah 1,96 persen. Sektor infrastruktur, kesehatan, transportasi, dan energi juga mengalami pelemahan dengan kisaran 1–1,5 persen.

Tekanan di pasar saham domestik juga sejalan dengan pergerakan bursa saham di kawasan Asia yang mayoritas bergerak di zona merah. Indeks Hang Seng Composite di Hong Kong melemah 2,18 persen, Shanghai Composite di China turun 1,29 persen, Nikkei 225 di Jepang terkoreksi 0,20 persen, dan Straits Times di Singapura melemah 0,16 persen.

Saham BBCA Anjlok ke Titik Terendah dalam Dua Tahun

Pelemahan IHSG tak lepas dari jatuhnya saham emiten perbankan berkapitalisasi besar. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatat penurunan 5,67 persen dalam sehari ke level Rp7.900 per saham. Ini merupakan harga terendah BBCA sejak 24 Maret 2023 atau dalam dua tahun terakhir.

Kejatuhan saham BBCA juga berdampak pada nilai kapitalisasi pasarnya. Market cap BBCA berkurang Rp58,56 triliun menjadi Rp973,87 triliun, yang membuatnya kehilangan status sebagai satu-satunya saham di BEI dengan kapitalisasi pasar di atas Rp1.000 triliun.

Tak hanya BBCA, saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) juga mengalami tekanan besar. Harga saham AMRT turun 8,92 persen dalam sehari, membuat posisinya dalam daftar 20 saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di BEI tergeser.

Kapitalisasi Pasar BEI Menyusut Rp179 Triliun dalam Sehari

Secara keseluruhan, kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia mengalami penurunan drastis. Market cap BEI menyusut Rp179 triliun menjadi Rp10.822 triliun dalam sehari. Jika dibandingkan dengan posisi akhir 2024 yang sebesar Rp12.336 triliun, maka total penyusutan kapitalisasi pasar sepanjang 2025 telah mencapai Rp1.454 triliun.

Investor Asing Lanjutkan Aksi Jual, Net Sell Capai Rp30,82 Triliun Sejak Awal Tahun

Tekanan di pasar saham Indonesia semakin diperparah oleh aksi jual yang dilakukan oleh investor asing. Pada perdagangan Jumat (21/3), investor asing mencatat net sell sebesar Rp2,35 triliun di seluruh pasar. Jika dihitung secara mingguan, angka jual bersih asing mencapai Rp6,55 triliun. Bahkan, sejak awal tahun, net sell asing telah menembus Rp30,82 triliun.

Saham-saham dengan net sell asing terbesar pada perdagangan hari ini antara lain:

BBCA: Rp1,32 triliun

BBNI: Rp514 miliar

BMRI: Rp512 miliar

Sementara itu, saham yang mencatat net buy atau pembelian bersih terbesar oleh investor asing adalah:

AMRT: Rp65,62 miliar

PGAS: Rp52,63 miliar

ASII: Rp49,31 miliar

BEI: Rata-rata Transaksi Harian Meningkat, Namun Kapitalisasi Pasar Masih Tertekan

Meskipun IHSG terus melemah, aktivitas perdagangan di BEI justru mengalami peningkatan dalam beberapa aspek. Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, mengungkapkan bahwa rata-rata nilai transaksi harian Bursa meningkat 61,83 persen menjadi Rp15,21 triliun, dibandingkan pekan lalu yang hanya Rp9,40 triliun.

Selain itu, rata-rata volume transaksi harian naik 18,63 persen menjadi 20,53 miliar saham, dibandingkan pekan sebelumnya yang hanya 17,31 miliar saham. Frekuensi transaksi harian juga meningkat 11,15 persen, dari 1,08 juta transaksi pada pekan lalu menjadi 1,20 juta transaksi.

Namun, meskipun aktivitas perdagangan meningkat, tekanan terhadap kapitalisasi pasar masih menjadi perhatian utama. Dalam sepekan terakhir, kapitalisasi pasar bursa mengalami penurunan 3,68 persen menjadi Rp10.822 triliun dari Rp11.235 triliun pada pekan sebelumnya.

Kautsar menegaskan bahwa BEI akan terus memantau perkembangan pasar dan sentimen global yang memengaruhi pergerakan IHSG dalam beberapa pekan mendatang. Dengan kondisi pasar yang masih bergejolak, investor diharapkan tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi.

harvardsciencereview.com
https://inuki.co.id