kabarbursa.com
kabarbursa.com

IHSG Masih Tertekan, Goldman Sachs Turunkan Peringkat Pasar Saham Indonesia

IHSG Masih Tertekan, Goldman Sachs Turunkan Peringkat Pasar Saham Indonesia
Ilustrasi saham (Dok : Int).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Pasar saham Indonesia kembali berada di bawah tekanan pada penutupan sesi I perdagangan Selasa (11/03), dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan pelemahan signifikan.

Hingga pukul 11.05 WIB, IHSG turun 0,96% atau 63,05 poin ke level 6.535,16. Sepanjang sesi perdagangan, indeks bergerak di kisaran 6.499 hingga 6.598.

Pemprov Sulsel

Tren negatif ini sudah terlihat sejak pembukaan pasar, di mana IHSG langsung anjlok 1,44% atau 94,89 poin ke level 6.503,31. Dari sisi pergerakan saham, mayoritas masih tertekan dengan 260 saham melemah, 67 saham menguat, dan 174 stagnan.

Meskipun masih dalam tekanan, tim analis MNC Sekuritas melihat peluang bagi IHSG untuk rebound dalam waktu dekat.

Dalam riset terbarunya, mereka memperkirakan indeks memiliki peluang untuk menguji level 6.686 hingga 6.762 sebagai area penguatan terdekatnya.

Saat ini, IHSG masih berada dalam bagian dari wave [y] dari wave B, yang mengindikasikan potensi kenaikan meskipun tekanan jual masih membayangi.

Level support IHSG diperkirakan berada di kisaran 6.361 dan 6.246, sedangkan level resistansi berada pada rentang 6.698 hingga 6.818.

Beberapa saham yang direkomendasikan MNC Sekuritas untuk perdagangan hari ini meliputi BUMI, ESAA, MAPI, dan PTBA.

Di tengah tekanan yang dialami pasar saham Indonesia, sentimen negatif bertambah setelah Goldman Sachs menurunkan peringkat pasar saham dan obligasi Indonesia.

Bank investasi asal Amerika Serikat itu memangkas peringkat saham Indonesia dari overweight menjadi market weight.

Selain itu, peringkat obligasi negara bertenor 10 hingga 20 tahun juga diturunkan menjadi netral, setelah sebelumnya menjadi salah satu yang paling disukai pasar.

Keputusan Goldman Sachs ini didorong oleh meningkatnya risiko fiskal dan ketidakpastian ekonomi domestik. Bank investasi tersebut menaikkan perkiraan defisit fiskal Indonesia untuk tahun 2025 menjadi 2,9% dari produk domestik bruto (PDB), lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya sebesar 2,5% dari PDB.

Peningkatan defisit ini dipicu oleh berbagai kebijakan pemerintah, seperti realokasi anggaran, pembentukan sovereign wealth fund (SWF) Daya Anagata Nusantara (Danantara), serta perluasan kebijakan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Langkah-langkah ini menimbulkan kekhawatiran akan semakin besarnya tekanan pada anggaran negara.

Selain itu, belum dirilisnya laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) periode Januari 2025 semakin memperburuk ketidakpastian di kalangan investor.

Banyak pihak mempertanyakan kondisi keuangan pemerintah setelah berbagai kebijakan baru yang diambil oleh Presiden RI Prabowo Subianto.

Dari sisi pasar obligasi, Goldman Sachs menilai surat utang jangka panjang Indonesia berpotensi mengalami tekanan lebih lanjut akibat meningkatnya risiko fiskal. Hal ini berkontribusi pada pelemahan pasar keuangan secara keseluruhan.

Secara global, pasar saham Indonesia menjadi salah satu yang berkinerja paling buruk sepanjang tahun ini. Tekanan tidak hanya datang dari dalam negeri, tetapi juga dari ketegangan perdagangan global yang menyebabkan investor cenderung menarik dananya dari pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.

Pelemahan rupiah ke level terendah dalam lima tahun terakhir, penurunan laba emiten, serta likuiditas perbankan yang ketat semakin menambah beban bagi pasar saham domestik.

Hingga saat ini, IHSG telah mencatatkan pelemahan sebesar 6,27% sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD) sejak perdagangan perdana 2025 hingga akhir pekan lalu di level 6.636.

Di sisi lain, investor asing terus mencatatkan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp22,34 triliun sepanjang 2025, menunjukkan masih kuatnya tekanan di pasar modal Indonesia.

Dengan kondisi ini, investor dihadapkan pada tantangan besar dalam menentukan strategi investasi. Meskipun ada peluang rebound dalam jangka pendek, sentimen negatif dari dalam maupun luar negeri masih menjadi faktor utama yang membayangi pergerakan IHSG.

Berikut rekomendasi saham hari ini yang dirangkum dari sejumlah broker.

BRI Danareksa Sekuritas

  • PWON
  • MAPI
  • JPFA

Samuel Sekuritas

  • GOTO
  • BUMI
  • SMGR
  • BKSL
  • TAPG
  • WIFI

Phillip Sekuritas

  • MEJA
  • BOLT

MNC Sekuritas

  • BUMI
  • ESSA
  • MAPI
  • PTBA

CGS International Sekuritas

  • MAPI
  • BUMI
  • INDY
  • JPFA
  • SCMA
  • ICBP

Phintraco Sekuritas

  • ICBP
  • INDF
  • MAPA
  • INDY
  • EMTK

Panin Sekuritas

  • ITMG
  • ICBP
  • ARTO
  • ACES

Mirae Asset Sekuritas

  • ANTM
  • BBNI
  • BRMS
  • BUKA
  • MYOR
  • BUMI
  • ENRG
  • INDY

Disclaimer: Saham-saham yang direkomendasikan di atas mencerminkan potensi tren kenaikan berdasarkan analisis teknikal dan fundamental. Meski demikian, investor disarankan untuk tetap mencermati kondisi pasar dan melakukan analisis lebih lanjut sebelum mengambil keputusan investasi. Berita ini tidak bersifat mengajak untuk membeli produk tertentu.

harvardsciencereview.com
https://inuki.co.id