KabarMakassar.com — Rencana Kementerian Perhubungan untuk menjadikan Makassar New Port (MNP) sebagai pusat logistik Indonesia Timur berpotensi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah-wilayah timur Indonesia, terutama Sulawesi Selatan (Sulsel).
Guru Besar Ekonomi Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Hamid Paddu, menjelaskan pengembangan MNP akan menurunkan biaya logistik dan meningkatkan volume perputaran barang serta mendorong pertumbuhan industri di Sulsel.
Menurut Hamid, pengembangan infrastruktur tambahan seperti akses langsung dari sentra produksi ke pelabuhan dan moda transportasi merupakan tantangan serius di wilayah Indonesia Timur.
“Eskalasi putaran ekonomi di Sulawesi melalui pengembangan pelabuhan menjadi masa depan karena di Pulau Jawa hal ini sudah mentok. Saya percaya ini bisa mencapai pertumbuhan di atas 6-7 persen paling tidak kita keluar dari middle income trap,” ungkapnya.
Hamid juga menyoroti potensi MNP sebagai pusat logistik yang dapat menarik direct call kapal-kapal dari Makassar ke negara-negara tujuan, yang dapat mengurangi biaya ekspor dan meningkatkan daya saing komoditas Sulsel. Dia optimis bahwa hal ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Sulsel di atas 9-10 persen.
Apalagi, di Sulsel infrastruktur seperti jalan tol dan kereta api masih belum mencukupi, sementara lebar jalanan yang tidak memadai menghambat pengiriman barang dalam kapasitas maksimal.
Hamid menekankan pentingnya menyelesaikan pembangunan infrastruktur ini untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, dengan kereta api yang dapat menghubungkan sentra produksi ke MNP dan jalan tol yang menghubungkan industri dengan pelabuhan.
“Infrastruktur yang utama, karena transportasi bisa menghubungkan sentra produksi atau industri. Dan bisa langsung menuju ke hub masing-masing region wilayah, yaitu di pelabuhannya. Di Sulsel, paling tidak selesaikan kereta apinya dan harus sampai ke MNP, tol itu dari industri harus sambung pelabuhan. Intinya barang bisa langsung masuk ke pelabuhan dengan cepat,” tutupnya.