KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencatatkan penguatan tipis pada penutupan perdagangan Jumat (20/12).
IHSG naik 6 poin atau 0,09 persen, bertengger di level 6.983. Aktivitas perdagangan tercatat cukup aktif, dengan nilai transaksi mencapai Rp12,37 triliun dari 19,79 miliar saham yang diperdagangkan.
Sebanyak 296 saham terpantau menguat, sementara 288 saham terkoreksi, dan 202 saham stagnan. Dari 11 indeks sektoral, sembilan sektor mengalami penguatan, dipimpin sektor energi yang mencatatkan kenaikan tertinggi sebesar 0,82 persen.
Namun, pergerakan positif IHSG tidak diikuti oleh bursa saham di kawasan Asia yang mayoritas melemah.
Indeks Shanghai Composite di China turun tipis 0,06 persen, Nikkei 225 di Jepang terkoreksi 0,29 persen, Hang Seng Composite di Hong Kong melemah 0,16 persen, dan Straits Times di Singapura turun signifikan 0,89 persen.
Kondisi serupa juga terjadi di bursa saham Eropa. Indeks FTSE 100 di Inggris melemah 0,43 persen, sedangkan indeks DAX di Jerman mengalami koreksi lebih tajam sebesar 1,03 persen.
Di Amerika Serikat, pergerakan pasar saham cenderung bervariasi. Indeks NASDAQ Composite mencatatkan kenaikan tipis sebesar 0,14 persen, sementara indeks Dow Jones terpantau melemah 0,57 persen.
Penguatan IHSG di tengah pelemahan bursa global menunjukkan daya tahan pasar domestik, terutama didukung oleh sektor energi.
Namun, investor tetap perlu mencermati faktor eksternal, termasuk dinamika di pasar global, yang dapat memengaruhi pergerakan indeks di pekan mendatang.
Pada perdagangan akhir pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bangkit meskipun sempat menyentuh level terendah di 7.032 sebelum memperkecil penurunan. Ini menjadi momen kebangkitan pertama IHSG setelah enam hari berturut-turut melemah.
Penguatan IHSG kali ini didukung oleh enam sektor utama. Sektor energi mencatat kenaikan tertinggi dengan lonjakan 0,61%, diikuti sektor teknologi yang naik 0,33%.
Sektor infrastruktur tumbuh 0,21%, sementara sektor kesehatan mencatat kenaikan 0,16%. Sektor keuangan dan barang konsumsi primer masing-masing mengalami peningkatan sebesar 0,05% dan 0,03%.
Namun, tidak semua sektor bergerak positif. Lima sektor justru melemah meskipun IHSG menguat tipis. Sektor industri tertekan paling dalam dengan penurunan 0,96%.
Sektor barang konsumsi nonprimer turun 0,74%, diikuti sektor barang baku yang melemah 0,34%. Sektor transportasi dan logistik melemah 0,19%, sedangkan sektor properti dan real estat mencatat penurunan tipis 0,01%.
Di kelompok saham LQ45, sejumlah saham mencuri perhatian dengan kinerja positif:
- PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) melesat 7,95%.
- PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) tumbuh 5,56%.
- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) naik 4,17%.
Namun, beberapa saham teratas mencatat pelemahan signifikan:
- PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) merosot 6,15%.
- PT Bank Jago Tbk (ARTO) turun 4,68%.
- PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) melemah 3,41%.
Secara keseluruhan, IHSG masih mencatat kinerja negatif dalam sepekan terakhir dengan penurunan sebesar 4,65%. Dalam tiga bulan terakhir, IHSG terkoreksi hingga 11,66%, sementara sejak awal tahun, indeks ini tercatat melemah 3,97%.
Pasar saham Indonesia kini tengah menjadi sorotan, mengingat volatilitas yang cukup tinggi. Para investor diharapkan tetap berhati-hati sembari memanfaatkan momentum penguatan di sektor-sektor tertentu.
Saat IHSG masih berada di bawah 7.000 dan saham-saham perbankan dalam aksi jual asing, saham BREN melewati BBCA sebagai saham dengan kapitalisasi pasar atau market cap terbesar di BEI.
Saham BBCA melemah dalam empat hari perdagangan berturut-turut. Dalam sepekan ini, harga saham BBCA melemah 3,98%.
Sementara saham BREN menguat tiga dari lima hari perdagangan di pekan ini. Dalam sepekan, harga saham BREN menguat 7,92%.
Saham CUAN Melonjak 10,05%, BREN Teratas dengan Kapitalisasi Pasar Tertinggi
Pada perdagangan 20 Desember 2024, pergerakan saham emiten papan atas menunjukkan dinamika yang menarik. PT CUAN Tbk mencuri perhatian dengan kenaikan harian tertinggi sebesar 10,05%, mendorong kapitalisasi pasarnya mencapai Rp116,91 triliun.
Sementara itu, PT Barito Renewable Energy Tbk (BREN) tetap memimpin dengan kapitalisasi pasar terbesar, mencapai Rp1.230,83 triliun, setelah mencatat kenaikan harian 4,25%.
Di sisi lain, saham unggulan lain seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), meskipun memiliki kapitalisasi besar di posisi kedua dengan Rp1.189,60 triliun, melemah tipis 0,26%.
Beberapa emiten lain yang mencatat kenaikan adalah:
- PT Bayan Resources Tbk (BYAN) naik 0,37%, dengan kapitalisasi pasar Rp679,17 triliun.
- PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) tumbuh 0,56%, dengan kapitalisasi Rp652,66 triliun.
- PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) mencatat kenaikan 0,79%, membawa kapitalisasi pasar menjadi Rp252,61 triliun.
Namun, sejumlah saham mengalami tekanan:
- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 0,73%, dengan kapitalisasi pasar Rp615,33 triliun.
- PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) tertekan 2,07%, menjadi salah satu yang mencatat penurunan tertinggi. Kapitalisasi pasarnya tercatat Rp282,21 triliun.
- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 1,16%, dengan kapitalisasi Rp158,89 triliun.
Saham lain yang mencatat kenaikan harian positif adalah PT Global Digital Niaga Tbk (DNET) yang naik 1,40%, serta PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) yang menguat 4,17%, membawa kapitalisasi pasarnya ke Rp126,85 triliun.
Di sisi lain, saham defensif seperti PT Astra International Tbk (ASII) hanya melemah tipis 0,20%, dengan kapitalisasi pasar Rp197,15 triliun.