KabarMakassar.com — Proyek saluran induk irigasi Kelara-Kareloe yang terletak di Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, mengalami kerusakan serius setelah diterjang hujan deras.
Proyek senilai Rp13 miliar yang dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ini dilaporkan jebol di dua titik pada dinding sisi kiri saluran, yang saat ini masih dalam tahap pengerjaan oleh PT Herbasari Makassar.
Berdasarkan hasil pantauan di lokasi, skerusakan terjadi pada beton penahan debit air yang tidak mampu menahan intensitas hujan lebat.
Selain diakibatkan intensitas hujan lebat, diduga ambruknya saluran irigasi ini jebol karena kualitas kontruksi tidak sesuai spesifikasi. Dimana saluran induk tersebut diduga tidak memiliki penyangga, yang tidak mampu menahan beban.
“Bencana alam memang sulit dihindari, apalagi ketika berdampak pada rusaknya infrastruktur. Tetapi kekuatan fisik bangunan juga diperlukan perencanaan yang baik. Jika kapasitas bencana alam tidak seimbang dengan rusaknya bangunan, maka patut diduga terjadi kegagalan kontruksi, atau dikerja asal-asalan saja,” jelas Salah seorang warga Kelara yang enggan disebutkan identitasnya. Sabtu (31/12).
Akibat peristiwa ini, Masyarakat di sekitar lokasi pembangunan irigasi dibuat cemas. Padahal anggaran yang digunakan sangat fantastis.
Apalagi kata Dia, Masyarakat Jeneponto saat ini masih dihantui dengan musibah banjir bandang yang terjadi pada tahun 2019 silam.
“Peristiwa ambruknya konstruksi pembangunan saluran induk Kelara-Kareloe, tidak hanya meresahkan saya, tetapi banyak orang,” bebernya.
Untuk mencegah kejadian serupa kembali terjadi, maka diharapkan pemerintah daerah Jeneponto maupun pihak terkait lainnya segera turun tangan untuk mengatasi masalah ini.
“Kami berharap agar pihak Balai waduk Pompengan Jeneberang (BWS) segera turun tangan melakukan pemeriksaan terhadap pekerjaan yang sedang dilaksanakan termasuk material yang digunakan,” pungkasnya.