KabarMakassar.com — Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar meminta tambahan kuota bagi petugas haji Indonesia.
Hal ini disampaikannya saat bertemu dengan Menteri Haji dan Umrah Tawfiq F Al Rabiah dalam kunjungannya ke Arab Saudi.
Menag meminta tambahan petugas haji sebab jemaah Indonesia menunggu sangat lama untuk bisa beribadah haji. Karenanya, banyak di antara para jemaah yang sudah lanjut usia (lansia).
Berdasarkan data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) pada Ditjen PHU, jemaah lansia dengan usia 65 tahun ke atas yang berhak melunasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2025 (sesuai urutan no porsi), jumlahnya lebih dari 42ribu.
Selain itu, ada sekitar 10 ribu kuota prioritas yang juga dialokasikan bagi jemaah lansia pada musim haji tahun ini.
Sebagian dari jemaah lansia, ada juga yang punya keterbatasan sehingga untuk keberhasilan mereka dalam berhaji, harus memiliki pendamping.
Sementara kuota petugas haji Indonesia saat ini hanya 2.210.
“Kalau kita hanya punya jumlah petugas seperti sekarang, satu pesawat rencananya hanya didampingi tiga petugas kloter (kelompok terbang). Bagaimana mungkin 400 orang atau 300 lebih, hanya dibimbing oleh tiga orang,” ujar Menag, Rabu (15/01).
“Belum lagi tadi pembagian gendernya laki-laki dan perempuan. Kan ga mungkin laki-laki melayani perempuan. Jadi harus ada. Ini poinnya yang laki-laki dan perempuan harus kita hitung kembali,” sambungnya.
Selanjutnya, terkait info pembatasan usia 90 tahun ke atas, Menag berharap yang dijadikan patokan bukan usia, tapi syarat istithaah.
Sebab kata Menag banyak juga jemaah dengan usia 90 tahun ke atas tapi kondisi fisiknya sehat dan mampu beraktivitas.
Diketahui, kuota jemaah haji Indonesia tahun 2025 ini sebanyak 221 ribu orang.
Sementara untuk kuota petugas hanya sebanyak 2.210 atau 1 persen dari jumlah kuota jemaah.