kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Beda Pilihan, Aliran Air Bersih Warga di Jeneponto Diputus Timses

Beda Pilihan, Aliran Air Bersih Warga di Jeneponto Diputus Timses
Kondisi pipa sumur bor yang diduga diputus oleh oknum tak bertanggungjawab di Jeneponto.
banner 468x60

KabarMakassar.com — 5 warga di Dusun Bontomanai, Desa Bulusuka, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel) dilaporkan menjadi korban Pileg 2024.

Akibatnya, Kelima warga tersebut kini tak bisa lagi menikmati air bersih lantaran pipa sumur bornya diduga diputus oleh pendukung salah satu Caleg di dapil 2 (Tamalatea-Bontoramba), Jeneponto.

Pemprov Sulsel

“Salah satu pendukung caleg di Desa Bulusuka memotong pipa selang air sumur bor yang diduga bersumber dari anggaran dana desa,” kata warga yang enggan disebutkan namanya melalui pesan WhatsApp, Sabtu (17/4).

Ia pun menduga bahwa pelaku yang melakukan perbuatan ini adalah Mantang yang merupakan pendukung Caleg nomor 8 dari Partai Amanat Nasional (PAN).

Ketika ditelusuri, Caleg tersebut merupakan istri kepala desa setempat, yakni Nurmiati.

“Yang memotong pipa atas nama Mantang ponakannya pak desa,” ucapnya.

Diperkirakan, peristiwa itu terjadi pada Jumat, (16/2) atau setelah pelaksanaan hari puncak Pemilu 2024.

“Berselang 2 hari setelah pemilihan (14/2) pipa masyarakat dipotong,” ungkapnya.

Tak hanya itu, menjelang hari pemungutan suara dilakukan, ipar sang Kades bernama Sattoali tiba-tiba menaikkan tarif pembayaran air kepada warga.

“Satu hari sebelum pemilihan ipar dari bapak Kepala Desa Bulusuka menaikkan harga air yang tadinya Rp4 ribu perkubik menjadi Rp10 ribu perkubik,” terangnya.

Alasan naiknya tarif tersebut lantaran ada warga yang tak memilih ibu desa.

“Dengan dalih bahwa mereka yang dinaikkan harga airnya tidak mau mendukung istri Kepala Desa Bulussuka yang maju sebagai caleg dari partai PAN,” tuturnya.

Sementara itu, salah seorang warga yang juga enggan di sebutkan identitasnya, merasa prihatin atas kondisi yang terjadi.

“Sumur bor berasal dari dana desa kenapa harus di kaitkan dengan Pilcaleg, kan demokrasi itu kita di berikan hak untuk memilih,” sambungnya.

“Ketika bapak kepala desa ingin menjadikan sumur bor tersebut menjadi milik pribadi kami berharap anggaran sumur bor tersebut dikembalikan ke khas negara,” pungkasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kades Bulusuka Hamsah saat dihubungi mengaku belum mengetahui perihal tersebut.

“Sabar bosku, tidak kutau ada atau tidak karena belum ada info,” katanya.