KabarMakassar.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mengakhiri sesi perdagangan kemarin dengan mencatatkan kenaikan signifikan, meski sempat melemah di awal sesi. Berdasarkan data dari RTI, pada Rabu (28/08), IHSG ditutup dengan penguatan sebesar 0,8 persen atau naik 60,99 poin, sehingga berada di level 7.658,87.
Selama perdagangan berlangsung, IHSG sempat mencapai puncaknya di level 7.672,28 sebagai titik tertinggi harian, sementara titik terendahnya berada di 7.581,04. Aktivitas perdagangan mencatatkan volume transaksi sebesar 26 miliar saham dengan nilai total mencapai Rp11,58 triliun.
Dari seluruh saham yang diperdagangkan, 311 saham berhasil mencatatkan penguatan, sementara 280 saham mengalami penurunan, dan 198 saham lainnya stagnan.
Kenaikan IHSG ini mencerminkan kinerja yang positif, bertolak belakang dengan tren negatif yang terlihat di sejumlah bursa Asia lainnya. Misalnya, Hang Seng Index tercatat mengalami penurunan sebesar 1,02 persen, Shanghai Composite Index melemah 0,4 persen, dan Straits Times Index turun 0,26 persen.
IHSG kmenunjukkan performa yang mengesankan pada perdagangan Rabu kemarin, dengan berhasil membalikkan keadaan setelah sempat bergerak fluktuatif di awal sesi.
IHSG mencatat kenaikan sebesar 0,37% dan ditutup pada posisi 7.625,83 pada penutupan sesi pertama pukul 12:00 WIB. Penguatan ini tidak hanya menunjukkan pemulihan dari tekanan awal, tetapi juga membawa IHSG ke level tertinggi intraday-nya sepanjang perdagangan pada hari tersebut.
Perdagangan di sesi pertama ini berlangsung sangat aktif, dengan volume transaksi yang mencatatkan angka signifikan. Total nilai transaksi mencapai sekitar Rp 110 triliun, melibatkan peralihan sebanyak 18 miliar saham dalam 770.677 transaksi.
Aktivitas pasar yang ramai ini sebagian besar dipengaruhi oleh transaksi besar-besaran pada saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Berdasarkan data yang dihimpun dari RTI, terjadi transaksi luar biasa di pasar negosiasi saham BYAN dengan nilai mencapai Rp 101,8 triliun. Dalam transaksi tersebut, harga per saham BYAN ditetapkan sebesar Rp 13.888, dengan total volume transaksi mencapai 7,33 miliar lembar saham.
Transaksi jumbo pada saham BYAN ini menarik perhatian banyak pihak, terutama karena belum diketahui siapa pembeli besar yang terlibat dalam transaksi tersebut. Hingga saat ini, perusahaan juga belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait transaksi bernilai besar itu, yang tentunya menambah spekulasi di kalangan pelaku pasar.
Dari segi sektor, sektor properti menjadi yang paling berperan dalam mendorong kenaikan IHSG pada sesi pertama hari itu, mencatatkan penguatan sebesar 3,59%. Penguatan sektor ini didukung oleh berbagai faktor, termasuk optimisme terhadap prospek industri properti di tengah stabilitas ekonomi nasional.
Selain sektor properti, saham-saham dari perusahaan energi baru terbarukan juga menjadi kontributor utama bagi penguatan IHSG. Salah satu yang paling menonjol adalah saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), yang memberikan kontribusi signifikan sebesar 15 poin indeks.
Di sisi lain, saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) juga memberikan kontribusi positif dengan menyumbangkan 5,5 poin indeks, meskipun sebelumnya sempat menjadi perhatian karena transaksi besarnya.
Penguatan IHSG ini terjadi di tengah sentimen positif pasar global, yang dipicu oleh peningkatan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Amerika Serikat (AS). IKK AS tercatat naik menjadi 103,3 pada bulan Agustus, yang merupakan level tertinggi dalam enam bulan terakhir.
Kenaikan ini jauh melampaui ekspektasi para ekonom, yang sebelumnya memprediksi IKK akan berada di sekitar angka 100,3. Peningkatan IKK ini mengindikasikan bahwa konsumen AS lebih optimis terhadap prospek ekonomi, meskipun masih ada kekhawatiran tentang kondisi pasar tenaga kerja.
Namun, meski inflasi di AS telah menunjukkan tren penurunan, pasar tenaga kerja masih menunjukkan tanda-tanda ketidakstabilan. Tingkat pengangguran di AS meningkat hingga 4,3%, yang merupakan level tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
Meskipun demikian, optimisme pasar tetap tinggi, didukung oleh peningkatan Indeks Ekspektasi Conference Board, yang naik menjadi 82,5 pada bulan Agustus, tertinggi sejak Agustus 2023.
Indeks ini mengukur pandangan konsumen terhadap pendapatan, bisnis, dan kondisi pasar tenaga kerja dalam jangka pendek, dan kenaikannya menunjukkan bahwa konsumen tetap percaya diri terhadap prospek ekonomi, meskipun dengan kekhawatiran yang masih ada terkait pasar tenaga kerja.
Perkembangan di AS ini mempengaruhi sentimen pasar global, termasuk di Indonesia. Pelaku pasar di Indonesia kini memperkirakan bahwa The Federal Reserve (The Fed) AS mungkin akan melakukan penyesuaian kebijakan suku bunga pada pertemuan 18 September 2024 mendatang. Banyak yang memprediksi The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, menurunkan suku bunga acuan ke target 5,00%-5,25%.
Bahkan, ada spekulasi bahwa The Fed mungkin akan melakukan pemangkasan lebih lanjut hingga akhir tahun, dengan total penurunan sebesar 100 basis poin, sehingga suku bunga acuan bisa berada di level 4,25%-4,5% pada akhir 2024.
Optimisme terkait kebijakan The Fed ini juga menjadi faktor pendorong bagi penguatan IHSG. Pasar melihat bahwa kebijakan moneter yang lebih longgar di AS dapat mendorong aliran modal ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.
Selain itu, ekspektasi bahwa inflasi global akan tetap terkendali dan pertumbuhan ekonomi akan terus berlanjut, meskipun dengan tantangan di pasar tenaga kerja, semakin memperkuat sentimen positif di pasar saham.
Dengan demikian, pergerakan IHSG pada perdagangan Rabu ini mencerminkan kombinasi dari faktor-faktor domestik dan global yang mendukung penguatan pasar saham. Sentimen positif ini diharapkan dapat berlanjut, seiring dengan perkembangan ekonomi global dan kebijakan moneter yang lebih jelas dalam beberapa bulan mendatang.