kabarbursa.com
kabarbursa.com

Perbankan Syariah di Sulselbar Catat Pertumbuhan Pesat, Capai 22,24 Persen

Perbankan Syariah di Sulselbar Catat Pertumbuhan Pesat, Capai 22,24 Persen
Ilustrasi Bank Syariah (Dok : int).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Perbankan syariah di Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) menunjukkan pertumbuhan signifikan sepanjang 2024.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulselbar mencatat kenaikan aset perbankan syariah mencapai 22,24 persen secara tahunan (year on year/yoy), jauh lebih tinggi dibandingkan perbankan konvensional.

Pemprov Sulsel

Kepala OJK Sulselbar, Darwisman, mengungkapkan bahwa pada Desember 2024, total aset perbankan syariah mencapai Rp17,82 triliun, meningkat dari Rp14,57 triliun yang tercatat pada Desember 2023.

Tidak hanya dari sisi aset, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) di perbankan syariah juga tumbuh signifikan. Sepanjang tahun, DPK bertambah 18,96 persen menjadi Rp12,15 triliun, dibandingkan Rp10,21 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

“Dana masyarakat di bank syariah mengalami pertumbuhan cukup tinggi, naik 18,96 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Darwisman dalam keterangannya, dikutip Senin (03/03).

Penyaluran pembiayaan oleh perbankan syariah pun mengalami peningkatan sebesar 19,82 persen secara tahunan, dari Rp11,86 triliun pada Desember 2023 menjadi Rp14,21 triliun pada Desember 2024.

Tingkat intermediasi perbankan syariah berada di level 116,97 persen, dengan rasio pembiayaan bermasalah (Non-Performing Financing/NPF) tetap terjaga di angka 2,11 persen.

Sementara itu, perbankan konvensional di Sulselbar juga mencatat pertumbuhan meskipun tidak sepesat perbankan syariah.

Aset yang berhasil dibukukan oleh bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) mencapai Rp203,47 triliun, tumbuh 5,88 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp192,17 triliun.

“Aset perbankan konvensional ini terdiri dari aset bank umum sebesar Rp199,79 triliun dan BPR Rp3,67 triliun,” jelas Darwisman.

Meski pertumbuhan perbankan konvensional cenderung melambat dibandingkan tahun sebelumnya, sektor ini tetap stabil dan menunjukkan tren positif.

Aktivitas perbankan juga terlihat dari peningkatan penghimpunan DPK yang tumbuh 4,64 persen secara tahunan, mencapai Rp133,59 triliun dibandingkan Rp127,66 triliun di tahun 2023.

“Dana masyarakat di perbankan masih didominasi oleh tabungan dengan pangsa sebesar 61,74 persen,” tambahnya.

Di sisi lain, penyaluran kredit juga mengalami kenaikan sebesar 4,23 persen, dengan total kredit yang disalurkan mencapai Rp164,29 triliun, naik dari Rp157,61 triliun pada tahun sebelumnya. Kredit produktif masih mendominasi dengan porsi 54,20 persen dari total penyaluran.

Jika dilihat dari sektor ekonomi, kredit terbesar disalurkan ke sektor perdagangan besar dan eceran, dengan kontribusi sebesar 23,24 persen.

“Kinerja intermediasi perbankan di Sulawesi Selatan tetap terjaga dengan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 125,23 persen, sementara tingkat rasio kredit bermasalah berada dalam kondisi aman di level 2,70 persen,” tutup Darwisman.

harvardsciencereview.com
https://inuki.co.id