KabarMakassar.com — Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulsel & Sulbar) memastikan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan di wilayah Sulawesi, Maluku, Papua (Sulampua) masih terjaga dengan baik.
Kepala OJK Sulsel & Sulbar, Darwisman, mengungkapkan bahwa sektor perbankan, pasar modal, dan industri keuangan non-bank (IKNB) terus menunjukkan pertumbuhan positif.
“Kinerja sektor jasa keuangan di Sulampua tetap stabil dan mencatatkan pertumbuhan positif. Hal ini sejalan dengan kondisi sektor jasa keuangan nasional yang juga terjaga berkat permodalan yang kuat dan likuiditas yang memadai, meski di tengah ketidakpastian global akibat tensi geopolitik dan perlambatan ekonomi.” terangnya, Rabu (18/09).
Pada Juli 2024, OJK mencatat pertumbuhan yang signifikan di sektor perbankan di wilayah Sulampua. Total aset perbankan mengalami peningkatan sebesar 6,69 persen secara year on year (yoy), sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 5,53 persen. Pertumbuhan kredit juga mencatatkan angka positif sebesar 8,82 persen yoy.
Selain itu, tingkat intermediasi Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di posisi 124,19 persen, sementara Non-Performing Loan (NPL) masih terjaga di level 2,58 persen, mencerminkan kualitas kredit yang relatif baik di wilayah tersebut.
Adapun sektor pasar modal di Sulampua juga menunjukkan perkembangan yang pesat. Hingga Juni 2024, pertumbuhan Single Investor Identification (SID) di wilayah ini meningkat sebesar 39,69 persen secara yoy, dengan total mencapai 883.690 SID.
Instrumen investasi yang paling diminati oleh masyarakat Sulampua masih didominasi oleh reksadana, yang mencatat porsi dan pertumbuhan tertinggi.
Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) Terus Berkembang
Tidak hanya perbankan dan pasar modal, industri keuangan non-bank (IKNB) di wilayah Sulampua juga mencatatkan pertumbuhan yang positif pada Juni 2024.
Total piutang perusahaan pembiayaan naik 12,18 persen menjadi Rp42,01 triliun, sementara pembiayaan modal ventura tumbuh sebesar 3,45 persen menjadi Rp688 miliar.
Sektor pergadaian juga mencatat peningkatan signifikan dengan pertumbuhan sebesar 35,05 persen, mencapai Rp17,48 triliun. Di sisi lain, fintech peer to peer lending juga mengalami pertumbuhan pesat sebesar 61,92 persen, dengan total outstanding pinjaman mencapai Rp3,97 triliun dan tingkat wanprestasi yang masih terjaga di angka 1,72 persen.
Darwisman menekankan bahwa pertumbuhan positif di seluruh sektor jasa keuangan ini menunjukkan bahwa stabilitas keuangan di Sulampua tetap terjaga meskipun di tengah tantangan ekonomi global.
“Kami optimis kinerja sektor keuangan di wilayah ini akan terus bertahan dan bahkan tumbuh lebih baik ke depannya,” ujarnya.
Dengan hasil yang membanggakan ini, OJK Sulsel & Sulbar berharap sinergi antara sektor jasa keuangan dan para pelaku usaha dapat semakin memperkuat stabilitas ekonomi di Sulampua dan wilayah sekitarnya.