kabarbursa.com
kabarbursa.com

Beda Pilihan Pasca Pilkada Jeneponto, Status KIS Warga Diubah Jadi Meninggal

Berbeda Pilihan Pasca Pilkada Jeneponto, Status KIS Warga Diubah Jadi Meninggal
Data kepesertaan Muh Sulkifli dan M Sofiyan sebagai penerima KIS dinonaktifkan menjadi meninggal oleh Dinsos Jeneponto (Dok : Ist).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Pasca perhelatan Pilkada Serentak Tahun 2024 yang digelar pada 27 November lalu, berbagai masalah mulai bermunculan ke permukaan. Salah satunya, Perselisihan Hasil Pemilu (PHP) oleh paslon yang merasa dirugikan.

Tak hanya itu, dampak Pilkada juga menghampiri pejabat institusi hingga ke masyarakat akibat adanya perbedaan pilihan.

Pemprov Sulsel

Dampak tersebut juga dirasakan oleh salah satu warga sipil di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel), bernama Sulkifli.

Akibatnya, Sulkifli harus rela kehilangan fasilitas layanan kesehatan Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang diduga telah dilakukan pendukung Nomor urut 2, di Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Jeneponto

“Miris karena beda pilihan status KIS/BPJS diubah jadi meninggal (dinonaktifkan),” kata Sulkifli saat dikonfirmasi awak media, Jumat (13/12).

Sulkifli mengungkapkan, penghapusan namanya sebagai peserta BPJS gratis diketahui melalui adiknya, M Sofiyan yang bekerja di Kantor Dinas Sosial Kabupaten Jeneponto.

Anehnya lagi, Sofiyan sebagai staf honorer juga tak luput dari ulah sang oknum atasannya yang mencoret dua bersaudara ini sebagai peserta BPJS gratis.

“KISku dengan adekku (Sofiyan), adekku kebetulan honor juga di kantornya, di Dinsos aktifji kemarin, pas selesai pilkada na cek ulang adekku kenapa langsung status meninggal, kaget semua keluargaku,” ucapnya.

Penonaktifan Sulkifli dan Sofiyan sebagai daftar penerima manfaat layanan KIS bahkan menjadi pembahasan dalam grup Whatsapp internal Dinas Sosial.

Di dalam grup itu, oknum tersebut mengakui bahwa tindakan yang dilakukanya sebagai bentuk efek jera dan konsekuensi pilkada.

Mirisnya lagi, oknum ASN itu menyinggung Sofiyan yang bekerja di Dinas Sosial Jeneponto karena berkat dirinya.

“Konsekuensi pilkada katanya, pilkada lalu juga begitu beda pilihan jelek lagi,” Sebutnya.

Sebelum pelaksanaan pilkada, lanjut Sulkifli, KIS tersebut sempat digunakan dan masih aktif sebagai Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU).

Iuran KIS miliknya juga dibebankan kepada Pemerintah Daerah melalui anggaran APBD Jeneponto.

“Kemarin sebelum pilkada kupakaiji KISku periksa kesehatan di Bantaeng aman ji karena masih aktif, setelahnyapi pilkada (kemudian nonaktif/meninggal),” tuturnya.

Atas kejadian ini, pihak keluarga Sulkifli lantas sedih dan sangat menyayangkan tindakan tak terpuji tersebut

Ia hanya berharap agar fasilitas kesehatan tersebut bisa kembali diaktifkan oleh Dinas Sosial Jeneponto.

“Menangis antokku di Makassar juga lihat statusku masih hidup diubah jadi meninggal,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Jeneponto, M Nasuhan yang dikonfirmasi telah mengatahui kejadian ini.

Pihaknya segera bertindak untuk mencari tahu oknum yang melakukan perbuatan tersebut.

“Saya baru dapat info setelah Isya, saya mau panggil semua dan tanya siapa yang melakukan ini,” ujarnya melalui sambungan telepon.

Ia pun menegaskan apabila ada oknum yang berani bertindak diluar dari batas kewajaran, maka silahkan melawan.

“Tapi saya juga sudah sampaikan sebelumnya kepada honorer apabila ada yang menggertak hanya persoalan pilkada, lawan,” tandasnya.