KabarMakassar.com — Satuan Polisi Air (Satpolair) Polresta Mamuju secara resmi menghentikan upaya pencarian terhadap penumpang kapal yang dilaporkan melompat ke laut serta seorang nelayan yang hilang saat melaut.
Keputusan ini diambil setelah dilakukan pencarian secara intensif bersama Basarnas instansi terkait selama tujuh hari berturut-turut tanpa hasil.
Kasat Polair Polresta Mamuju, Iptu Zulkipli menyatakan bahwa operasi pencarian dilakukan secara maksimal dengan melibatkan berbagai unsur, termasuk Basarnas, instansi terkait serta nelayan setempat.
“Kami telah melakukan pencarian baik di laut maupun di pesisir dengan menggunakan kapal patroli, dan perahu karet (RIB). Namun, hingga hari ketujuh, belum ada tanda-tanda atau temuan terkait kedua korban,” jelasnya, Rabu (16/10).
Insiden pertama terjadi ketika seorang nelayan bernama Faturrahman yang pergi melaut dilaporkan hilang. Pencarian nelayan tersebut dilakukan dengan menyisir tempat hilangnya namun hingga kini belum ada hasil.
Insiden kedua seorang penumpang KM. Laskar Pelangi bernama Hernis yang dilaporkan melompat ke laut di sekitar perairan Mamuju. Tim gabungan segera merespon dengan menyisir wilayah laut yang diperkirakan menjadi lokasi jatuhnya korban. Namun juga belum ditemukan.
“Kami sangat menyesalkan keputusan penghentian ini, namun berdasarkan standar operasional pencarian dan penyelamatan, jika dalam waktu tujuh hari tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan korban, maka pencarian resmi dihentikan,” ujar Iptu Zulkipli.
Meskipun demikian, pihaknya akan selalu tetap siaga dan siap melakukan tindak lanjuti jika ada informasi baru yang masuk.
Satpolair Polresta Mamuju juga mengimbau masyarakat, terutama para nelayan, untuk selalu waspada dan berhati-hati dalam beraktivitas di laut, mengingat cuaca yang tidak menentu belakangan ini.
“Dengan penghentian pencarian ini, Satpolair Polresta Mamuju berharap keluarga korban dapat diberi kekuatan dan ketabahan menghadapi situasi yang sulit ini,” tutup Kasat Polair Iptu Zulkipli,
