KabarMakassar.com — Bank Indonesia (BI) Sulawesi Selatan (Sulsel) semakin menunjukkan komitmennya dakam memperkuar pasar digital dan ekspor bagi pelaku Usaha Mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Hal ini terlihat dari adanya program pelatihan REWAKO Onboarding dan REWAKO Export.
Kepala KPwBI Sulsel,Rizki Ernadi Wimanda, menjelaskan bahwa program REWAKO Onboarding dirancang untuk membantu pelaku UMKM mengadopsi teknologi dan memperluas penjualan mereka secara online melalui marketplace yang ada di Indonesia.
Sementara itu, REWAKO Export bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan akses pasar pelaku UMKM dalam tahap ekspor, termasuk mencari pembeli potensial dan merealisasikan transaksi ekspor.
“Sejak 2022, kami telah meluncurkan pendampingan UMKM Rewako untuk menjadikan UMKM champion di Sulsel dengan fokus pada manajemen strategis, keuangan, SDM, operasional, pemasaran, digitalisasi, dan pengembangan diri. Tahun ini, kami memperkenalkan REWAKO Onboarding dan REWAKO Export,” ujar Rizki, Minggu (28/07).
Untuk mendukung akses pasar, BI Sulsel juga mengadakan berbagai pameran dan ekspo sebagai ajang untuk memamerkan produk UMKM binaan mereka. Selain itu, mereka juga mengadakan business matching dengan lembaga keuangan untuk pembiayaan konvensional maupun syariah.
Rizki menjelaskan, pada akhir Juni kemarin, KPwBI Sulsel menggelar Karya Kreatif Sulsel (KKS) yang dikombinasikan dengan Sulawesi Selatan Digital Festival (DIGIFEST) di Makassar. Acara ini berhasil mencatatkan total transaksi UMKM sebesar Rp373.358.500 dengan 75.103 transaksi menggunakan QRIS.
Lebih lanjut, Rizki menyebut pada November 2024, BI Sulsel akan menyelenggarakan Anging Mammiri Business Fair (AMBF), yang bertujuan memberikan eksposur kepada UMKM binaan dan mitra BI untuk pemasaran, transaksi, dan kerjasama dengan buyer lokal maupun internasional.
“Peran BI Sulsel tidak terlepas dari sinergi dan kolaborasi dengan berbagai lembaga untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan UMKM,” tambahnya.
