KabarMakassar.com — Proyeksi harga batu bara pada akhir kuartal I-2024 diperkirakan berada dalam kisaran US$ 100 hingga US$ 150 per ton, sementara untuk kuartal II-2024, harga diperkirakan berkisar antara US$ 80 hingga US$ 200 per ton. Permintaan yang tinggi dari China menjadi faktor utama yang memengaruhi pasar batu bara global.
Ketua Gabungan Pengusaha Eksport Indonesia Sulawesi Selatan (GPEI Sulsel), Arief R Pabettingi, mengatakan bahwa kenaikan harga batu bara dapat membawa tambahan devisa bagi negara.
Meskipun Sulsel lebih dikenal dengan komoditas andalannya, yaitu nikel, perhatian terhadap pasar batu bara tetap penting bagi stabilitas ekonomi regional.
“Meskipun demikian, para ahli memperingatkan bahwa kenaikan harga batu bara ini kemungkinan tidak akan bertahan lama, diperkirakan hanya maksimal satu minggu mengingat sentimen pasar yang fluktuatif,” katanya.
Namun, lanjut Arief momen ini tetap harus dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah dan pelaku usaha untuk mengoptimalkan pasokan volume barangnya.
“Dampak kenaikan harga batu bara terhadap Sulawesi Selatan masih terbatas karena primadona kita adalah nikel, tapi semoga dengan adanya kenaikan harga batu bara ini akan diiringi dengan kenaikan komoditi pertambangan lainnya mengingat dunia sedang mengalami krisis energi,” tutup Arief.