KABARBUGIS.ID – Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Sinjai bersama Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh) gelar Focus Group Discussion (FGD) percepatan penurunan stunting di Ruang Rapat Bappeda Sinjai, Rabu (1/2).
FGD tersebut merupakan tindak lanjut kerjasama dalam Penelitian dan Pengabdian Masyarakat antara kedua pihak di bulan September lalu.
Ketua TPPS Sinjai, Andi Kartini Ottong mengemukakan bahwa hingga saat ini percepatan penurunan stunting masih menjadi masalah prioritas meskipun kementerian kesehatan telah mengumumkan adanya penurunan status gizi di Indonesia.
Berdasarkan Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 status gizi balita Indonesia menempati angka 21,6 persen dimana pada tahun sebelumnya sebesar 24,4 persen.
“Sementara angka prevalensi stunting Kabupaten Sinjai tahun 2022 sebesar 29,4 persen hanya turun sebesar 0,7 persen dari tahun sebelumnya sebesar 30,1 persen, Tentunya hal ini harus menjadi perhatian kita semua karena angka tersebut masih tinggi dari target yang ditetapkan oleh BKKBN tahun 2024 sebesar 17,52 persen,” ungkapnya.
Dirinya juga mengemukakan berbagai upaya pemerintah kabupaten bersama pemerintah desa/kelurahan guna menekan angka penurunan Stunting di Kabupaten Sinjai sejak ditetapkan sebagai lokus penanganan stunting tahun 2020, diantaranya pemberian makanan tambahan terfokus kepada sasaran balita stunting dan ibu hamil kek (kekurangan energi kronik).
Diketahui dalam FGD dibahas materi terkait penunjukan lokus intervensi program penanganan stunting di Kabupaten Sinjai.
