kabarbursa.com
kabarbursa.com

Kisah Kutukan Goa Mampu, Legenda 7 Dusun yang Membatu

Kisah Kutukan Goa Mampu, Legenda 7 Dusun yang Membatu
Taman Wisata Goa Mampu, Bone, Sulawesi Selatan (dok Hanifah kabarMakassar)
banner 468x60

KabarMakassar.com — Di perut bumi Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, sebuah destinasi wisata menyimpan cerita yang telah hidup selama berabad-abad.

Taman Wisata Goa Mampu, yang terletak di Kecamatan Dua Boccoe, bukan hanya menawarkan keindahan alam yang memukau, tetapi juga legenda misterius yang mengiringi sejarah tempat ini.

Pemprov Sulsel

Goa Mampu menjadi saksi bisu sebuah kisah tentang kutukan yang mengubah sebuah kerajaan makmur menjadi batu.

Asal Usul Nama Mampu
Goa ini dinamakan “Mampu” karena merujuk pada keadaan masyarakat kerajaan yang tinggal di sekitarnya. Pada masa itu, kehidupan mereka dikenal sangat makmur.

Dalam bahasa setempat, “mampu” mencerminkan kondisi berkecukupan yang menjadi ciri khas kerajaan tersebut. Namun, kemakmuran itu sirna akibat sebuah peristiwa yang terjadi pada sekitar tahun 1013 SM, jauh sebelum agama Islam memasuki wilayah Bone.

Kisah ini bermula dari seorang putri raja yang terkenal akan kecantikan dan kulitnya yang bening. Sang putri memiliki kebiasaan menenun di istana.

Suatu hari, alat tenunnya terjatuh ke tanah, tetapi ia enggan mengambilnya sendiri. Sang putri kemudian berteriak menawarkan imbalan kepada siapa pun yang bersedia mengambil alat tersebut.

“Jika dia laki-laki, akan kujadikan suami, dan jika dia perempuan, akan kujadikan saudara,” ucapnya.

Namun, yang mengambil alat tenun tersebut bukanlah manusia, melainkan seekor anjing jantan bernama Bolong Lasareweng.

Anjing itu membawa alat tenun dengan mulutnya. Melihat kejadian ini, sang putri marah besar.

Ia memukul anjing tersebut sambil melontarkan kata-kata bernada kutukan.

Tak disangka, anjing itu berbicara dan mengutuk seluruh kerajaan. Dengan teriakan, “Sijello To Mampu!” (kutukan untuk semua warga Mampu), seluruh kerajaan, termasuk penduduknya, berubah menjadi batu.

Perjalanan Menelusuri Goa Mampu
Masuk ke dalam Goa Mampu seperti melangkah ke dunia lain. Pintu masuknya kecil dan sempit, tetapi di dalamnya terbentang ruang yang luas dengan stalaktit dan stalagmit yang menjulang megah.

Keindahan alam ini memikat, namun cerita legenda yang melekat membuat pengalaman di dalamnya terasa penuh misteri.

Langkah pertama memasuki goa akan membawa Anda bertemu dengan makam Raja Oddang Patara, pemimpin kerajaan Mampu yang dulu berjaya sebelum kutukan terjadi. Makam ini menjadi simbol dari sejarah panjang yang tertanam di tempat ini.

Sedikit lebih dalam, Anda akan menemukan Batu Buaya. Batu ini konon adalah jelmaan seekor buaya yang sedang menuju sungai untuk minum ketika kutukan menghantam kerajaan. Batu tersebut berdiri di tengah aliran sungai kecil di dalam goa, seolah menggambarkan detik-detik terakhir sebelum semua berubah menjadi batu.

Keunikan lainnya adalah penampakan Batu Sawah, yang menyerupai hamparan ladang yang dulu menjadi sumber pangan bagi masyarakat kerajaan. Di dekatnya, ada pula batu bekas air terjun, seakan menggambarkan bagaimana air yang melimpah pernah menjadi bagian dari kemakmuran kerajaan.

Jejak Hukuman dan Kutukan
Lebih jauh masuk ke dalam goa, suasana berubah semakin mencekam. Anda akan melihat formasi batu yang menyerupai pasangan laki-laki dan perempuan. Batu ini dipercaya sebagai jelmaan dua orang pezina yang dihukum oleh warga kerajaan sebelum kutukan terjadi. Warga kerajaan lainnya, yang menyaksikan eksekusi tersebut, juga ikut terkutuk menjadi batu.

Cerita hukuman ini semakin suram dengan detail yang konon terjadi. Sang lelaki dikuliti kemaluannya dan ditaburi garam di depan warga yang menyaksikan proses eksekusi. Sosok-sosok yang diyakini sebagai warga tersebut kini dapat dilihat dalam formasi bebatuan di sekitar pasangan yang dihukum.

Menyusuri Legenda Sang Putri
Pada bagian terdalam goa, penampakan paling ikonis dari legenda Goa Mampu menanti. Di sini, terdapat formasi batu yang menyerupai seorang gadis dengan alat tenun di hadapannya. Di dekatnya, terlihat sosok anjing yang dipercaya sebagai Bolong Lasareweng, anjing yang membawa alat tenun sang putri. Adegan ini menggambarkan momen percekcokan yang menjadi awal dari kutukan.

Legenda mengatakan, setelah kejadian ini, seluruh kerajaan—termasuk tujuh kampung yang berada di sekitarnya—berubah menjadi batu. Kisah ini tidak hanya mengisahkan kemalangan sebuah kerajaan, tetapi juga menyiratkan pelajaran tentang kesombongan dan akibat dari perbuatan yang sembrono.

Keindahan dan Misteri yang Abadi

Meski kisah tragis menyelimuti Goa Mampu, keindahan alamnya tetap menjadi daya tarik utama. Lorong-lorong yang megah, formasi bebatuan yang unik, dan suasana mistis menjadikan tempat ini sebagai salah satu destinasi wisata paling menarik di Sulawesi Selatan.

Goa Mampu bukan hanya sekadar tempat wisata, tetapi juga saksi bisu dari sebuah legenda yang terus hidup dalam ingatan masyarakat. Setiap sudut goa menceritakan kisah masa lalu yang tak akan pernah pudar. Bagi Anda yang berkunjung, Goa Mampu bukan hanya menawarkan pengalaman wisata alam, tetapi juga perjalanan menelusuri sejarah dan budaya yang penuh makna.

Jika Anda mencari destinasi yang memadukan keindahan, misteri, dan sejarah, Goa Mampu adalah pilihan yang tepat. Dengan segala keunikan dan kisahnya, tempat ini akan meninggalkan kesan mendalam yang tak terlupakan.