KabarMakassar.com — Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia Cerdas (YPMIC) menggelar talkshow tentang Kampanye Narasi Perdamaian Lintas Agama di atrium Tokyo, Mal Phinisi Point Makassar, Jalan Metro Tanjung Bunga, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (10/8).
Dimana YPMIC menyuarakan kampanye narasi damai diharapkan sejalan agenda tahun politik yakni Pilkada serentak 2024 yang dihelat pada 27 Nopember mendatang. Untuk Sulsel sendiri hampir pasti dilaksanakan kontestasi secara serentak di 24 kabupaten/kota.
Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Irfan Idris yang ikut hadir mengapresiasi talkshow yang melibatkan semua pihak. Karenanya, menurutnya event seperti ini sangat positif untuk mencegah paham radikalisme agama.
“Jadi Ini positif sekali, namanya saja Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia Cerdas. Kalau tidak diberbadayakan bisa terpapar, kalau tidak cerdas, bisa terprovokasi,” ujar Irfan Idris salah satu pembicara pada talkshow YPMIC.
Menurut Irfan Idris, narasi damai harus terus diviralkan melalui media sosial. BNPT sendiri telah menyiapkan konsep kampanye narasi damai lintas agama untuk disebar melalui berbagai platform.
“Ciptakan narasi-narasi yang tidak provokatif, agar masyarakat bisa tenang. Mari kita banjiri media sosial kita dengan narasi positif. Tidak usah kita neraka-kan orang lain,” katanya.
Event digagas YPMIC ini juga menghadirkan spot pameran kampanye narasi damai. Di sini beberapa karya tentang praktik toleransi beragama disajikan kepada pengunjung Mal Phipo.
Turut ditampilkan pementasan seni budaya dan agama. Salah satunya pertunjukan oleh santri Pesantren IMMIM Putra Makassar. Digitalisasi Narasi Damai Lintas Agama Konten kreator Rijal Djamal yang didapuk pada talkshow kampanye narasi perdamaian, juga merespons positif acara seperti ini.
Apalagi lokasi kegiatan berlangsung di mal, yang mana pengunjung datang dari berbagai latar. Rijal menyarankan, dialog serupa dapat digelar di tempat yang kerap terpinggirkan atau wilayah dengan yang dianggap “rawan”.
“Kalau bisa ke depan, YPMIC membuat acara seperti ini di daerah-daerah yang termarjinalkan. Di lokasi yang rawan tingkat toleransi agamanya,”ucap Rijal Djamal.
Penampilan seni budaya dan agama oleh santri Pesantren IMMIM Putra. Selain itu, sebagai konten kreator, Rijal Djamal mendorong narasi kampanye damai harus dimaksimalkan melalui media sosial. Mengingat data, 80 persen anak muda atau generasi Z saat ini banyak menyerap pengetahuan tentang agama melalui media sosial.
Terutama pemerintah, harus lebih banyak merambah platform digital. “Peran pemerintah tidak lagi konvensional, harus dengan cara-cara yang digital untuk menyebar luaskan narasi damai seperti ini,” tekan Rijal.
Sementara itu, Pendiri YPMIC, Nur Hidayah, mengatakan organisasi ini telah melatih 30 pemuda di Kota Makassar untuk membangun narasi-narasi damai lintas agama.
Anak-anak muda dilatih membuat konten-konten damai di media sosial masing-masing.
“Hari ini ditampilkan produk konten narasi yang dihasilkan,” kata Nur Hidayah yang juga guru besar Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin.
“Setelah itu, rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan digital campaign selama empat bulan,”ujar Nur Hidayah.
Sesuai namanya, YPMIC merupakan organisasi non-pemerintah yang memiliki visi menciptakan masyarakat Indonesia yang cerdas, mandiri dan sejahtera di bidang sosial, kemanusiaan dan keagamaan. YPMIC berbasis di Gowa, Sulawesi Selatan.