KabarMakassar.com — Terumbu karang, yang memberikan berbagai manfaat ekologis dan ekonomi, saat ini mengalami tekanan signifikan baik dari kondisi alam maupun aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab.
Kondisi ini mengakibatkan kerusakan terumbu karang di beberapa lokasi. Kolaborasi antara masyarakat lokal, pemerintah, dan LSM sangat penting dalam konservasi sumber daya alam untuk menjaga ekosistem laut.
Masyarakat lokal memiliki pengetahuan tradisional yang berharga tentang laut, seperti cara berkelana di lautan, membaca tanda-tanda alam, dan menjaga keseimbangan ekosistem. Mereka sering menjadi penjaga area konservasi yang efektif karena memiliki kepentingan langsung dalam menjaga kelestarian laut.
Aksi rehabilitasi terumbu karang kali ini mengusung tema “Collaborated to Conservation” dengan tujuan utama melakukan transplantasi karang menggunakan metode VAR (Vertical Artificial Reef). Kegiatan ini dilaksanakan di Pulau Bontosua, Mattiro Bone, Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan, Sulawesi Selatan. Transplantasi terumbu karang ini dilakukan dengan penurunan 11 unit modul VAR, dengan total 396 fragmen karang, di mana setiap modul berisi 36 bibit karang.
Aksi ini diinisiasi oleh Yayasan MAERO (Masyarakat Ekologi dan Reaksi Konservasi) yang berkolaborasi dengan DECONESIA (Deco Dive Indonesia), KKDC UCM (Kudu-Kudu Diving Club Universitas Cokroaminoto Makassar), BDC (Bontosua Diving Club), Karang Taruna IPPB (Ikatan Pemuda Pemudi Bontosua), serta Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan.
Selain transplantasi karang, kegiatan ini juga melibatkan pengumpulan data kondisi terkini seperti kualitas perairan (parameter fisika), ekosistem (terumbu karang, padang lamun, ikan karang), hidrooceanografi (kontur, pasang surut), dan GIS (peta, flow model). Dalam kesempatan ini juga dilakukan pengenalan dasar-dasar penyelaman kepada kelompok pemuda Bontosua yang diharapkan nantinya menjadi Pengelola Kawasan Konservasi.
Direktur Eksekutif Yayasan MAERO, Rudi Rahmat, berkomitmen untuk menambah jumlah karang yang ditanam di lokasi ini dengan harapan terumbu karang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas, baik untuk kegiatan penelitian, perikanan, pariwisata, dan sebagainya.
Rudi Rahmat mengajak semua pihak untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan rehabilitasi terumbu karang yang saat ini mengalami banyak kerusakan.
Melalui aksi ini, diharapkan kesadaran dan partisipasi masyarakat serta pihak-pihak terkait dapat meningkat dalam menjaga dan merawat ekosistem terumbu karang. Dengan kolaborasi yang kuat, keberlanjutan ekosistem laut dapat terjaga, memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan generasi mendatang.