KabarMakassar.com — Masjid Agung Syekh Yusuf, yang terletak di Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, merupakan salah satu destinasi wisata religi dan bersejarah yang populer di Indonesia.
Masjid ini dibangun pada tahun 1679 atas prakarsa Sultan Daeng Mananjapa Daeng Bonto Karaeng Laki Jawi, Raja Gowa ke-19, sebagai simbol kejayaan Kesultanan Gowa dan pusat penyebaran agama Islam di Sulawesi Selatan. Nama masjid ini diambil dari ulama besar Syekh Yusuf Tuanta Salamaka, salah satu tokoh penting dalam sejarah Islam di wilayah ini.
Lokasinya yang strategis di depan Kantor DPRD Gowa dan dekat dari pusat kota Makassar, hanya sekitar 15-30 menit berkendara, menjadikannya mudah dijangkau oleh para wisatawan.
Selain berfungsi sebagai tempat ibadah, Masjid Agung Syekh Yusuf juga menjadi destinasi religi yang ramai dikunjungi. Para pengunjung dapat beribadah, mempelajari sejarah Islam di Sulawesi Selatan, serta menikmati keindahan arsitektur masjid yang megah.
Di sekitar masjid, terdapat beberapa kompleks wisata religi lainnya, seperti Makam Sultan Gowa, Museum Balla Lompoa, serta pusat kuliner dan oleh-oleh khas Gowa.
Menurut petugas masjid, Jumania Daeng Sia’, masjid ini telah mengalami beberapa kali renovasi. Namun, ada beberapa peninggalan asli yang tetap dipertahankan, seperti lemari dan gentong air yang sudah tidak digunakan lagi.
“Nama masjid ini sebelumnya adalah Masjid Raya, tetapi setelah direnovasi, namanya diubah menjadi Masjid Agung Syekh Yusuf,” ungkapnya, Kamis (24/10).
Di depan masjid, terdapat kaligrafi besar berbentuk Al-Qur’an yang berfungsi sebagai prasasti pengingat bagi para pengunjung untuk berdoa saat memasuki masjid. Masjid ini tidak pernah sepi dari aktivitas.
“Kegiatan-kegiatan yang sering dilakukan yaitu ketika hari jadi Gowa, mereka melakukan Sholat berjam’ah di masjid lalu berpindah ke Balla Lompoa, selain itu terdapat juga Ju’mat Ibadah, kegiatan dari wahdah, ceramah, pengajian rutin setiap hari Selasa dan Kamis bagi ibu-ibu, dan pengajian anak sekolah. Tidak cuman itu masjid ini juga dijadikan tempat berlangsungnya ijab kabul oleh pengantin,” tuturnya.
Masjid Agung Syekh Yusuf kerap dipuji oleh para pengunjung karena keindahannya. Beberapa bahkan menyamakannya dengan Masjid di Madinah. Banyak pengunjung yang melakukan sujud syukur atau bersedekah setelah beribadah di sini, mengungkapkan rasa syukur atas keberkahan yang mereka rasakan dari masjid ini.
“Selama saya bertugas di masjid ini, saya merasakan keberkahan yang luar biasa. Bahkan, saya sudah berkesempatan menunaikan ibadah umroh berkat berkah masjid ini,” ungkap Jumania.
Kegiatan di masjid ini dimulai sejak dini hari, saat jemaah mulai berdatangan untuk melaksanakan sholat tahajud.
“Masjid dibuka sekitar jam 3 subuh, dan ramai oleh orang-orang yang ingin melaksanakan sholat. Saat bulan puasa, banyak yang bermalam di masjid, terutama menjelang 10 hari terakhir ramadan,” jelasnya.
Masjid ini dilengkapi dengan fasilitas yang memadai, baik di lantai satu maupun lantai dua. Sumbangan untuk masjid sebagian besar berasal dari jemaah, termasuk dari Bagian Kesra.
“Kami juga menyediakan fasilitas barcode QRIS untuk memudahkan jemaah yang ingin menyumbang secara digital. Saat ini, masjid masih dalam proses renovasi yang juga didanai dari sumbangan jemaah,” tutup Jumania.