KabarMakassar.com — Menghadapi cuaca ekstrem yang melanda Kota Makassar, Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan.
Ia menekankan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana, terutama banjir dan gelombang tinggi yang dapat mengancam keselamatan warga, khususnya di daerah pesisir dan kepulauan.
Untuk memastikan respons cepat terhadap perubahan cuaca, Munafri telah menginstruksikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar agar terus memantau kondisi lapangan.
Titik-titik rawan banjir harus terus dilaporkan secara real-time agar langkah mitigasi dapat segera dilakukan.
“Saya sudah meminta Kepala BPBD untuk terus memberikan pembaruan informasi kepada masyarakat mengenai kondisi cuaca ekstrem. Semua harus lebih berhati-hati dan waspada,” ujar Munafri.
Selain banjir, ia juga menyoroti pentingnya pengawasan terhadap arus lalu lintas laut, terutama bagi warga yang tinggal di kepulauan.
Munafri meminta agar jalur transportasi laut tetap aman guna memastikan distribusi logistik berjalan lancar hingga perayaan Lebaran.
“Pastikan transportasi ke pulau-pulau tetap aman, karena ini menyangkut distribusi logistik bagi masyarakat yang merayakan Lebaran,” tegasnya.
Sebagai langkah mitigasi, BPBD juga diminta menyiapkan peralatan evakuasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana. Meski begitu, Munafri berharap cuaca ekstrem kali ini tidak berujung pada bencana hidrometeorologi yang dapat mengganggu persiapan dan perayaan Idulfitri.
“Harapannya, semua bisa merayakan Lebaran dengan tenang dan penuh suka cita. Kita tidak bisa memprediksi alam, tapi yang bisa kita lakukan adalah memastikan kesiapan dan keselamatan masyarakat,” tuturnya.
Untuk solusi jangka panjang, Pemkot Makassar telah menggandeng akademisi dari Universitas Hasanuddin (Unhas) guna mencari strategi terbaik dalam mengurangi risiko banjir di kota ini. Pekan lalu, Munafri telah berdiskusi dengan para pakar Unhas untuk merumuskan langkah konkret dalam menangani masalah ini.
Namun, ia menekankan bahwa penanganan banjir tidak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah kota. Diperlukan kerja sama lintas instansi, termasuk pemerintah provinsi dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan-Jeneberang, mengingat banyak aspek yang berada di luar kewenangan Pemkot Makassar.
“Semua pihak harus terlibat, tidak bisa hanya pemerintah kota saja. Ada kewenangan lain yang harus kita koordinasikan bersama,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Kota Makassar diguyur hujan deras sepanjang hari ini, Senin (17/03). Hujan telah mengguyur sejak subuh,namun kondisi tetap terkendali. Meskipun curah hujan cukup tinggi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar memastikan tidak ada laporan banjir yang signifikan hingga saat ini.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Makassar, Achmad Hendra Hakamuddin, mengungkapkan bahwa pihaknya terus memantau sejumlah titik rawan banjir untuk memastikan situasi tetap aman.
“Hujan deras memang turun sejak beberapa hari terakhir, termasuk pagi ini. Tapi saat ini sudah mulai reda, dan belum ada laporan mengenai banjir di wilayah Makassar,” kata Hendra, Senin (17/03).
BPBD telah mengerahkan personel ke berbagai lokasi yang berpotensi tergenang untuk memastikan tidak ada hambatan bagi aktivitas masyarakat.
“Kami sudah memantau beberapa titik yang biasa terkena banjir, dan sejauh ini situasi aman. Pemantauan akan terus dilakukan hingga 19 Maret sebagai langkah antisipasi,” tambahnya.
Selain itu, BPBD juga mengawasi potensi pohon tumbang akibat cuaca ekstrem. Hingga saat ini, belum ada laporan pohon tumbang yang menyebabkan korban jiwa.
“Memang ada laporan pohon tumbang di beberapa titik, tetapi semuanya sudah ditangani dengan baik dan tidak ada korban jiwa,” jelasnya.
Meski kondisi terkendali, BPBD tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan segera melaporkan jika ada kejadian yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.