KabarMakassar.com — Di sebuah rumah reot di Dusun Bontomanai, Kelurahan Tolo Selatan, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, hidup seorang kakek bernama Sahabu (79) bersama cucunya.
Hidup mereka penuh keterbatasan, bergelut dengan waktu di tempat yang nyaris roboh, tanpa kepastian hari esok.
Kisah pilu ini bukan sekadar cerita sunyi di pelosok desa, tetapi juga potret nyata kemiskinan yang masih menghantui banyak keluarga.
Sahabu bukan hanya sekadar seorang kakek, ia adalah pilar terakhir yang menopang kehidupan cucunya, sejak anaknya pergi merantau bertahun-tahun lalu.
Selama 12 tahun, ia menjadi satu-satunya sandaran bagi cucunya, berjuang dengan kondisi serba pas-pasan.
Keadaan mereka mulai mencuri perhatian publik setelah sebuah video tentang rumah reotnya beredar luas di media sosial.
Unggahan itu mengundang empati banyak orang, hingga akhirnya sampai ke telinga Kapolres Jeneponto, AKBP Widi Setiawan.
Tak ingin tinggal diam, Kapolres segera mendatangi rumah Sahabu untuk melihat langsung kondisi yang memilukan itu.
“Kunjungan ini dilakukan setelah mendapatkan informasi melalui media sosial tentang seorang kakek tinggal dirumah yang tidak layak huni bersama seorang cucunya dalam kondisi yang memperihatinkan,” ujar Kapolres pada Kamis (20/02).
Menurut Kapolres, perjuangan sang kakek kian berat karena selama ini, Dia harus merawat sang cucu seorang diri selama 12 tahun. Sementara anaknya sedang berada di perantauan.
Olehnya, kunjungan ini adalah bentuk kepedulian kami terhadap warga yang membutuhkan.
“Kami berharap dengan sedikit bantuan yang kami berikan, kakek Sahabu dapat merasakan perhatian dari kami dan masyarakat sekitar,” ujar Kapolres.
Disisi lain, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk saling peduli dan membantu sesama, terutama mereka yang berada dalam kondisi kurang mampu seperti kakek Sahabu.
“Sebagai aparat kepolisian, kami berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang aman dan sejahtera,” tambah AKBP Widi Setiawan.
Kunjungan itu disambut dengan rasa haru dan terima kasih dari Sahabu dan para tetangga. Mereka berharap, langkah seperti ini terus berlanjut dan menjadi bagian dari budaya kepedulian di Jeneponto, serta memberikan rasa aman dan nyaman bagi semua kalangan.