KabarMakassar.com — Universitas Hasanuddin melalui Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) melaksanakan “Serah Terima Kegiatan Keberlanjutan Konservasi Habitat Penyu di Kepulauan Balabalakang, Sulawesi Barat” yang diserahkan oleh marine Plastic Research Group (MPRG), FIKP Unhas kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Barat yang berlangsung di Unhas Hotel and Convention, Jumat (08/03).
Project Manager, Dr. Ir. Shinta Werorilangi mengucapkan terima kasih atas kerjasama seluruh anggota tim peneliti dan pihak pemerintah yang telah memberikan dukungan dan fasilitas selama proses penelitian.
Penelitian ini, yang diberi nama proyek “Establishment of Salissingan Island Marine Protected Area through Local Community Engagements in Coral Reef and Seagrass Ecosystems Management for Marine Turtles Conservation”, dimulai pada Februari 2021 dan berakhir pada 29 Februari 2024.
Proyek ini berhasil memanfaatkan grant dari Mubadala Petroleum melalui Mohamed bin Zayed Foundation Ltd (MBZ), serta mendapat dukungan dari pemerintah Sulawesi Barat yang bertujuan untuk merehabilitasi ekosistem sebagai habitat bagi berbagai jenis penyu di Kepulauan Balabalakang
“Penelitian ini tidak hanya bertujuan untuk konservasi habitat penyu, tetapi juga melibatkan masyarakat lokal dalam upaya meningkatkan perekonomian mereka melalui program pengabdian masyarakat,” jelas Dr. Werorilangi.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Barat, Dr. Muhammad Idris mengungkapkan apresiasi dan rasa terima kasih atas kontribusi positif proyek penelitian ini terhadap penyediaan habitat yang memenuhi syarat bagi penyu laut.
Dirinya menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan perguruan tinggi dalam menjaga keberlanjutan sumber daya alam.
“Sebagai wilayah dengan potensi perikanan dan kelautan yang besar, Sulawesi Barat melihat proyek ini sebagai langkah yang sangat positif menuju konservasi lingkungan yang berkelanjutan. Kerja sama dengan Universitas Hasanuddin tidak hanya berdampak pada riset, tetapi juga menjadi bagian dari strategi adaptasi bersama masyarakat setempat. Hal ini sejalan dengan konsep pemerintahan Sulawesi Barat yang berbasis ilmu pengetahuan,” ujarnya
Sementara itu, Rektor Universitas Hasanuddin, Profesor JJ, mengungkapkan makna mendalam dari upaya konservasi habitat penyu di Kepulauan Balabalakang.
Profesor JJ menjelaskan bahwa Pulau Balabalakang bukan hanya sekadar sebuah pulau, tetapi juga menjadi lambang perlindungan bagi keberlangsungan hidup hewan laut yang terancam punah, terutama penyu.
Dengan pemahaman akan pentingnya menjaga ekosistem laut yang sehat, Profesor JJ menegaskan bahwa pelestarian Pulau Balabalakang perlu dioptimalkan melalui berbagai upaya.
“Hal ini tidak hanya melibatkan pemerintah dan lembaga pendidikan seperti Universitas Hasanuddin, tetapi juga membutuhkan keterlibatan aktif dari masyarakat lokal”, pungkasnya