KabarMakassar.com — Puluhan motor berkonvoi melintasi jalan utama Makassar, diiringi suara orasi lantang dari para guru yang telah enam bulan menunggu kepastian gaji mereka, Rabu (12/02).
Aksi protes di depan Kantor Wali Kota Makassar itu menjadi simbol perjuangan 278 guru bersertifikasi yang hingga kini belum menerima tunjangan mereka sejak Juli 2024.
Ketua Aliansi Guru Sertifikasi, Wajar Natsier, menegaskan bahwa aksi ini bukan sekadar unjuk rasa biasa, melainkan bentuk tuntutan atas hak yang seharusnya mereka terima sejak lama.
“Kami sudah cukup sabar! Ini bukan bantuan atau hibah, ini hak kami,” tegasnya.
Ia mempertanyakan alasan keterlambatan pencairan tunjangan yang sebenarnya berasal dari pemerintah pusat dan sudah masuk ke kas daerah.
“Kami tahu mekanisme pencairannya dari Kementerian melalui kas daerah untuk langsung ditransfer ke rekening guru. Kalau dananya sudah ada, kenapa tidak disalurkan? Ini sudah enam bulan, bukan jumlah kecil Rp23 juta lebih per guru, dikali 278 orang,” tegas Wajar.
Ia juga menyoroti kebijakan pemangkasan anggaran yang kerap dijadikan alasan keterlambatan pembayaran.
“Kalau pemangkasan untuk proyek lain, itu urusan mereka. Tapi tunjangan sertifikasi guru itu hak yang dilindungi undang-undang, bukan anggaran yang bisa dipangkas semaunya,” tambahnya.
Menurutnya, jika ada guru yang tidak memenuhi kewajiban mengajar, wajar jika tunjangannya ditahan. Namun, 278 guru yang tergabung dalam aksi ini telah menjalankan tugas mereka dengan baik.
“Kami sudah berulang kali berkomunikasi dengan Dinas Pendidikan dan menyurati mereka. Tapi respons mereka selalu berbelit-belit, tidak berpijak pada undang-undang yang mengatur sertifikasi guru,” katanya.