kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Transformasi Sektor Pertanian, Perikanan, dan Peternakan di Sulawesi: Kunci Penopang IKN Nusantara

Transformasi Sektor Pertanian, Perikanan, dan Peternakan di Sulawesi: Kunci Penopang IKN Nusantara
Pengamat Ekonomi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (Uinam), Murtiadi Awaluddin (Dok : Ist).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Sulawesi Barat (Sulbar), tengah bersiap untuk menjadi tulang punggung kebutuhan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang baru. Namun, di balik potensi besar yang dimiliki, sektor pertanian, perikanan, dan peternakan di wilayah ini masih menghadapi tantangan signifikan, terutama dalam hal ketergantungan pada kondisi cuaca dan penggunaan teknologi yang belum memadai.

Ekonom Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Murtiadi Awaluddin, mengungkapkan bahwa wilayah Kalimantan telah lama menjadi pasar utama bagi produk pertanian, perikanan, dan peternakan dari Sulsel dan Sulbar. Dengan hadirnya IKN Nusantara, permintaan dari sektor-sektor tersebut diperkirakan akan meningkat tajam.

Pemprov Sulsel

“Sulawesi Selatan dan Barat memiliki potensi produksi yang besar, namun tantangannya adalah teknologi yang digunakan masih sangat konvensional, sehingga produksi sangat bergantung pada kondisi alam,” ujar Murtiadi, Sabtu (24/08).

Murtiadi memberikan contoh dampak El Nino yang menyebabkan penurunan signifikan dalam produksi pertanian di Sulsel dan Sulbar, hingga memaksa kedua wilayah ini mengimpor untuk memenuhi kebutuhan pangan. Situasi ini, menurutnya, bisa menjadi ancaman serius jika tidak ditangani dengan baik, apalagi dengan tanggung jawab tambahan sebagai pemasok utama kebutuhan IKN Nusantara.

Dalam menghadapi tantangan ini, Murtiadi menekankan pentingnya langkah-langkah strategis dari pemerintah. Salah satu langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung kebutuhan pangan di masing-masing daerah secara akurat, agar distribusi ke IKN dapat diatur dengan lebih baik.

“Penghitungan yang tepat akan memungkinkan penanganan cadangan pangan dengan lebih efisien, terutama dalam menghadapi kondisi cuaca yang tidak menentu,” jelasnya.

Selain itu, modernisasi teknologi pertanian juga menjadi kunci. Murtiadi mengusulkan penerapan metode seperti pompanisasi dan penyediaan traktor untuk para petani, agar produksi tetap bisa berjalan meskipun terjadi musim kering.

“Jika teknologi diperbarui, produksi pertanian di wilayah ini bisa meningkat secara signifikan, yang pada akhirnya akan memberikan keuntungan besar bagi Sulawesi,” katanya.

Lebih lanjut, Murtiadi menyoroti kebutuhan mendesak akan pupuk yang terjangkau, pestisida, bibit unggul, serta permodalan yang memadai untuk meningkatkan produksi. Ia juga menekankan pentingnya mencegah alih fungsi lahan pertanian yang dapat mengancam keberlanjutan produksi.

Di sektor perikanan, kebutuhan akan solar yang sering kali langka di Sulsel menjadi penghambat bagi nelayan untuk melaut, meskipun potensi perikanan tangkap di wilayah ini sangat besar.

“Selain itu, cold storage yang memadai juga diperlukan untuk menjaga kualitas komoditas perikanan agar tetap kompetitif,” tambahnya.

Murtiadi percaya bahwa dengan tindakan transformasi yang serius dan dukungan pemerintah, Sulawesi dapat memenuhi perannya sebagai penopang kebutuhan IKN Nusantara, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang signifikan di wilayah ini.

“Peningkatan produksi yang signifikan sangat mungkin dicapai jika masalah-masalah ini bisa diatasi,” tutupnya.