KabarMakassar.com — Webinar Series ASN Adaptif yang pertama resmi dimulai pada Kamis (04/07) dengan tema “Kepemimpinan Digital”.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Sulawesi Selatan, Prof Muhammad Jufri menyampaikan bahwa webinar series yang dilakukan merupakan upaya untuk mendorong peningkatan kompetensi.
“Kami BPSDM Sulsel mendapat tugas dalam pengembangan kompetensi untuk menciptakan ruang dan kesempatan agar kita semua bisa belajar bersama-sama,” ucapnya.
Ia menyatakan, jika kompetensi para asn maupun non asn makin baik maka dapat memperbaiki kualitas kinerja. Hal tersebut berpengaruh terhadap pemberian layanan kepada masyarakat, siswa dan seluruh unsur yang membutuhkan, tentunya dengan peningkatan kualitas akan meningkatkan pemberian layanan terbaik.
Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan, Prof Zudan Arif Fakrulloh mengatakan selain ASN, masyarakat umum juga dapat mengikuti webinar tersebut. Disampaikan bahwa webinar tersebut terbuka bagi siapa saja yang ingin maju dan mengembangkan diri.
“Kita harus terus mengembangkan diri, karena diluar sana perkembangan sangat cepat, baik perkembangan teknologi, pemikiran, budaya juga birokrasi. Kita tidak boleh berjalan di tempat sedangkan yang lain terus bergerak maju,” ujarnya.
Ia menekankan agar webinar tersebut dikelola dengan pendekatan-pendekatan yang baik, seperti disiapkan narasumber terbaik serta topik yang pas sesuai dengan kebutuhan.
Kepala BPSDM Kominfo Kemenkominfo RI, Hary Budiarto selaku narasumber dalam Webinar Series ASN Adaptif memaparkan materi terkait kompetensi dasar digital leadership.
“Digital mindset itu merupakan pola pikir yang terbuka dan adaptif terhadap teknologi digital. Komponen utama digital mindset adalah, growth mindset, continous learning, data orientation, dan digital wellness,” jelasnya.
Ia mengatakan dengan digital mindset tersebut maka nantinya para ASN mampu untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang cepat, ingin terus belajar dan mencari tahu tentang teknologi baru, memanfaatkan teknologi dalam memecahkan masalah, serta berani mencoba hal baru dan mampu untuk berkolaborasi.
Adapula digital literacy memuat terkait digital culture, digital ethics, digital safefy dan digital skills.
“Digital skills ini adalah kemampuan individu dalam memgetahui, memahami dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam meningkatkan produktivitas kehidupan sehari-hari,” tuturnya.
Ia menegaskan tiga hal tersebut harus seimbang dan dimiliki oleh seluruh ASN untuk pelayanan publik yang lebih baik lagi.
Karakteristik kepemimpinan digital, kata Hary, meliputi mampu mengikuti perubahan yang cepat dan disruptif, memastikan keamanan data dan privasi, dapat berkomunikasi dengan media digital yang borderless serta melakukan peningkatan kompetensi digital yang berkelanjutan.