KabarMakassar.com — Makassar Heritage Society (Mahesty) inisiatif melakukan riset yang bertajuk “Panrita Lopi Sang Penjaga Warisan Dunia” sebagai upaya untuk ikut terlibat dalam pelestarian dan pengembangan warisan budaya.
Diketahui, pinisi akhir-akhir ini kembali menjadi perhatian dan perbincangan berbagai kalangan masyarakat bersamaan dengan evaluasi atas penetapan UNESCO tentang pengetahuan tradisional pembuatan perahu Pinisi yang telah disahkan sebagai warisan budaya dunia sejak tahun 2017.
Riset ini merupakan program hasil kelola dana abadi kebudayaan dari Dana Indonesiana, program layanan produksi media dengan kategori dokumentasi pengetahuan maestro.
Dengan dukungan tersebut, Mahesty mulai bergerak melaksanakan riset Panrita Lopi Sang Penjaga Warisan dunia di Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Riset ini berawal dengan pencarian data oleh tim riset di tiga desa yaitu desa Tanah Beru, Ara, dan Bira yang berlangsung sejak tanggal 21 – 28 Februari 2025 kemarin.
Dengan mengumpulkan berbagai informasi tentang Panrita lopi, tim riset Mahesty memulai dari perjalanan hidup sang panrita lopi, pengalaman berlayar hingga pengetahuan tradisional dalam setiap proses pembuatan perahu Pinisi.
Ketua Mahesty, Husnul Fahimah Ilyas menyampaikan bahwa riset terkait panrita lopi ini akan menghasilkan dua output besar nantinya.
“kami akan membuat buku dan film dokumenter tentang Panrita Lopi sang penjaga warisan Dunia,” ujar Husnul.
Husnul mengatakan bahwa kegiatan ini akan melalui beberapa tahapan produksi yaitu tahap persiapan serta perencanaan, tahapan pencarian data, produksi hingga tahap desiminasi dan peluncuran hasil produksi.
“Bulan lalu kami telah melaksanakan Inception Workshop untuk persiapan dan perencanaan riset dan produksi film, sekarang kami telah melaksanakan pencarian data dilapangan selama 8 hari, bertemu dengan Panrita lopi, ikut dalam prosesi tradisi peluncuran perahu dan juga melakukan pelayaran selama 2 hari dengan perahu layar tradisional,” terangnya.
Mahesty yang di isi oleh para profesional di berbagai bidang mulai dari peneliti, praktisi kebudayaan, dan dosen dari beberapa Universitas dalam riset ini berkolaborasi juga dengan para penulis dan content kreator serta para pelayar perahu tradisional yang ada di bulukumba.
“Kolaborasi ini diharapkan dapat menghasilkan karya buku dan film dokumenter yang dapat mempermudah akses informasi dan pengetahuan tentang pengetahuan tradisional Panrita lopi kesemua kalangan masyarakat khususnya di Sulawesi Selatan,” imbuhnya.