kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Tim Dozer Sudirman-Fatma Siap Hadapi Kotak Kosong

Tim Dozer Sudirman-Fatma Siap Hadapi Kotak Kosong
Suasana pembukaan Training of Training Tim Dozer untuk pemenangan bakal paslon gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi di Makassar, Kamis (8/8). Foto IST
banner 468x60

KabarMakassar.com — Tim Dozer memanaskan mesin politik untuk memenangkan bakal pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi pada kontestasi Pilkada serentak 2024 yang dihelat 27 Nopember mendatang.

Dimana saat ini pasangan yang mengusung tagline Andalan Hati itu hampir pasti mengendarai Partai Demokrat, PSI, Hanura, Nasdem, dan Golkar.

Pemprov Sulsel

Sementara Gerindra dan PAN dikabarkan juga akan merapat ke Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi. Sementara kandidat yang disebut akan menjadi rivalnya dari Andalan Hati yakni Danny Pomanto yang dikabarkan akan didukung PDIP, PPP, dan PKB.

Meski begitu belum ada rekomendasi B1KWK dari ketiga partai tersebut. Wacana kotak kosong pun hingga saat ini masih mencuat di masyarakat.

Soal wacana kotak kosong Pilgub Sulsel kali ini, dimana upaya Andi Sudirman-Fatmawati terus melakukan lobby politik ke semua partai. Panglima Dozer, Rully Rozano menanggapinya tak mempermasalahkan jika nantinya Andalan Hati akan melawan kotak kosong maupun Danny Pomanto-Azhar Arsyad.

“Mau kotak kosong atau kotak ada isinya intinya Dozer lawan,” tegas Rully di acara Kick Off Tim Dozer yang dihadiri Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi di Hotel Swiss Bell, Kamis (8/8).

Sejauh ini, kata Rully, Tim Dozer sudah sangat siap. Baik dari tingkat wilayah, kabupaten, kecamatan, desa hingga ke tingkat RT/RW.

“Tim Dozer terdiri dari Koordinator Wilayah, Kabupaten, Kecamatan, Desa hingga ke tingkat RT/RW dan saksi di setiap TPS total ada 99 ribu sekian relawan Dozer di Sulsel. Tergantung kebutuhan nanti berapa,” jelasnya.

Ia juga mengaku, Dozer selalu hadir untuk acara politik sebagai bentuk partisipasi demokrasi.

“Dan menurut Dozer itu calon gubernur dan wakil gubernur yang terbaik itu adalah bapak Andi Sudirman dan ibu Fatmawati Dozer sudah lama kenal Andi Sudirman dan tahu soal Fatmawati,” ujarnya.

“Kita ingin kemenangan yang merata. Tidak ada daerah merah, semua daerah hijau. Kemenangan minimal di atas rata-rata,” tandasnya.

Wacana kotak kosong menjelang Pilgub Sulawesi Selatan 2024 dianggap mencederai esensi demokrasi. Pesta demokrasi yang sejatinya memilih calon pemimpin yang dipilih langsung secara demokratis oleh masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel).

Sebelumnya, wacana kotak kosong juga dianggap merusak percaturan politik Susel yang tenagh berlangsung sehat dan dinamis jelang pilkada setentak yang dihelat 27 Nopember mendatang. Bahkan, kotak kosong dapat menimbulkan kegaduhan politik dikalangan elit dan berdampak kepada masyarakat Sulsel.

Komunikolog Universitas Hasanuddin Dr Hasrullah menganggap bahwa kota kosong kemungkinan bisa terjadi seperti yang dialami pada Pilkada Makassar tahun 2018 silam. Dimana kemenangan diraih kotak kosong sehingga melahirkan sejarah perpolitikan di Sulsel.

Menurut dia, apa yang terjadi dengan pengalaman itu diharapkan tidak seperti yang kita harapkan. Sehingga harapan rakyat Sulsel, Pilgub kali ini tidak melahirkan kotak kosong. Justru diharapkan tentu berlangsung berkontestasi oleh para calon pemimpin terbaik.

Karenanya, Hasrullah menilai bahwa kotak kosong yang kesannya ‘dipaksakan’ atau by design dan bisa juga dikatakan anomali.

“Harusnya kalau merasa sedang berkontestasi harusnya bertarung dong. Kotang kosong itu tidak bisa diraba-raba atau kelihatan tapi ada di sekitar kita,”ucap Hasrullah dalam wawancara eksklusif bersama Upi Asmaradana pada program “UpiShow” kanal youtube, Selasa (23/7) lalu.

“Sangat disayangkan harusnya lebih dewasa untuk bertarung sehingga kondisi saat ini nantinya dianggap tidak antipati. Nah Sulsel ini punya ciri khas tersendiri bahwa melawan kotak kosong, Sulsel terjungkal,”sambung Dosen Fisip Unhas itu.

Melawan kotak kosong seperti yang pernah terjadi di Makassar, ia mengingatkan
Untuk bisa menang, pasangan calon harus meraih suara 50 persen plus 1 menurut undang-undang yang berlaku.

Lebih jauh dikatakan, bahwa melawan kotak kosong kali ini, Sulsel terjungkal. Kenapa? karena ada beberapa pihak di Pilgub Sulsel kali ini ada memang pasangan kandidat berusaha memaksakan diri untuk jadi Gubernur Sulsel. Padahal kemampuan, kompetensi, dan leadearsip masih perlu diperdebatkan.

“Biacar kompetensi maaf ya saya harus katakan pas-pasan. Artinya dibandingkan dengan kandidat lainnya saya kira sangat mumpuni. Cuman memang melihat kondisi ini tak lain campur tangan parpol yang cukup tajam. Sehingga menggunakan jalur silent komunikasi politik dengan demikian parpol akhirnya memberikan rekomendasi itu,” tuturnya.