kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Target 5 Besar Nasional Swasembada Pangan, Pemprov Sulsel Komitmen Produksi Gabah 6,5 Juta Ton

Target 5 Besar Nasional Swasembada Pangan, Pemprov Sulsel Komitmen Produksi Gabah 6,5 Juta Ton
Ilustrasi sawah (Dok: KabarMakassar)
banner 468x60

KabarMakassar.com — Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Prof Fadjry Djufry menargetkan agar Sulsel dapat masuk dalam lima besar nasional swasembada pangan.

Diketahui, saat ini, Provinsi Sulsel masih diposisi cukup jauh untuk swasembada pangan. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Prof Fadjry Djufry pada Rapat Koordinasi Pangan yang dilaksanakan di Aula Balai Pertemuan Hasanuddin Makodam, Kamis (13/02).

Pemprov Sulsel

Prof Fadjry Djufry menegaskan kepada seluruh stakeholder wajib ikut andil dalam mewujudkan swasembada pangan nasional sesuai perintah dari Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto agar bisa berdaulat pangan.

“Kita harus bisa masuk lima besar swasembada pangan nasional. Kita semua harus kompak untuk kerja ini semua. Kita harus masuk di zona hijau dulu bulan ini, dan setelah itu kita masuk di target 5 besar seluruh Indonesia,” ujarnya.

Kepala Badan Standardisasi Instrumen Pertanian tersebut mengungkapkan, Pemprov Sulsel tahun ini menargetkan 6.339.302 ton gabah. Sebelumnya, di tahun 2023, produksi gabah Sulsel 4.866.386 ton, dan tahun 2024 sebesar 4.792.437 ton.

Panglima Komando Daerah (Kodam) Militer XIV/Hasanuddin, Mayjen TNI Windiyatno menyampaikan agar semua stakeholder memosisikan target swasembada pangan sebagai prioritas. Semua harus bekerja sesuai peran dan tanggungjawabnya masing-masing.

“Semua harus bekerja keras berdasarkan kebijakan pemerintah pusat agar bisa berdikari, terutama di Provinsi Sulsel. Semua saling berkontribusi yang sama untuk menyukseskan program swasembada pangan, sesuai perintah Presiden Bapak Prabowo Subianto,” tukasnya.

Windiyatno berharap ada pertemuan lanjutan dengan seluruh stakeholder terutama Dandim dan Koramil seluruh daerah se-Sulsel untuk memaparkan semua potensi lahan pertanian di Sulsel, agar bisa memenuhi target swasembada pangan.

“Kita butuhkan waktu di kemudian hari karena kita semua harus berbagi data dari seluruh data. Ini bukan main-main karena ini adalah perintah langsung dari Bapak Presiden Prabowo Subianto,” tuturnya.

Pelaksana tugas (Plt) Kadis Pertanian, Perkebunan dan Tanaman Hortikultura Sulsel, Uvan Nurwahidah Shagir, menyampaikan, untuk meningkatkan produktivitas perkebunan, pemerintah menyalurkan sebanyak 5.888.920 pohon bibit unggul. Terdiri dari Bibit Kakao 3.817.000 pohon, Bibit Kopi 1.176.000 pohon, Bibit Pala 866.000 pohon, dan Bibit Kelapa Genjah 29.920 pohon.

Selain itu, pemerintah juga mendistribusikan 694.358 pohon bibit hortikultura berkualitas tinggi, yang meliputi Bibit Durian Musangking 550.310 pohon, Bibit Sukun 25.693 pohon, Bibit Jeruk Nipis 24.999 pohon, Bibit Alpukat 30.000 pohon, Bibit Nangka 30.000 pohon, dan Bibit Jeruk Siam 33.356 pohon.

“Penyaluran bantuan ini diberikan kepada kelompok-kelompok tani yang tersebar di 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan. Dan kita semua harus bekerja keras untuk memenuhi target swasembada pangan,” tutup Uvan.

Sebelumnya diberitakan, ketahanan pangan merupakan hal yang amat penting karena menjadi kebutuhan dasar masyarakat. Dengan adanya ketahanan pangan yang baik, maka dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat dan menjaga stabilitas ekonomi.

Oleh sebab itu, di Sulawesi Selatan (Sulsel) dilaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) Ketahanan Pangan sekaligus Sosialisasi dan Optimalisasi Pengadaan Gabah dan Beras Dalam Negeri Tahun 2025.

Berlangsung di Gedung Lappoase, Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulawesi Selatan (Sulsel), Jufri Rahman menekankan pentingnya sosok yang ahli dalam ketahanan pangan di Sulsel.

Ia berharap agar seluruh stakeholder terkait dapat kompak dalam menyelesaikan masalah ketahanan pangan ini.

“Memang menangani persoalan ketahanan pangan dibutuhkan kecerdasan dan kebijaksanaan dan ini berhadapan dengan nasib sekian banyak rakyat,” tukas Jufri Rahman pada Jumat (07/02).

Ia menilai salah satu bentuk kemandirian sebuah negara ialah pengendalian pangan. Jufri Rahman menyarankan agar potensi yang ada bisa dimaksimalkan agar dapat menyelesaikan persoalan ketahanan pangan di Sulsel.

“Ketahanan pangan adalah salah satu bentuk mandirinya suatu negara. Dan saya berharap di rakor ini sudah dipeta-petakan potensi dan apa yang harus dilakukan oleh masing-masing instansi terkait. Dengan adanya rakor ini semua persoalan yang yang kita perdebatkan itu kita bisa jembatani,” jelasnya.

Jufri Rahman menyampaikan agar para instansi terkait dalam penanganan pangan dapat berkordinasi dengan baik. Tidak hanya jalur koordinasi saja, ia menganggap apa yang menjadi pembahasan dalam rakor tersebut dapat dikerjakan langsung di lapangan.

“Kenapa mesti dirakorkan ketahanan pangan, kenapa ada koordinasi? Karena koordinasi satu kata yang sangat gampang diucapkan, direncanakan tapi susah direalisasikan di lapangan,” imbuhnya.

“Itulah kenapa TNI dilibatkan dalam ketahanan pangan. Karena namanya koordinasi, mesti ada garis komando dan itu terbiasa dalam dunia militer. Saya kira itu pilihan bijak dan cerdas yang dilakukan Bapak Menteri Pertanian, pelibatan TNI mengawal ketahanan pangan,” tambahnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, perlunya sosialisasi ketahanan pangan, Jufri Rahman menyebut tidak lain agar masyarakat yang belum paham bisa paham. Tentunya hal ini juga menyangkut kemauan Bapak Presiden Prabowo, seperti beras tidak kita impor lagi.

“Kita lakukan sosialisasi bahwa kita menyadari belum banyak orang yang paham bagaimana itu pengadaan gabah dan beras dalam negeri,” tuturnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sulsel, Muhammad Arsjad mengatakan inisiasinya ini merupakan rakor pertama yang dilakukan terkait ketahanan pangan.

Sehingga dia berharap, lewat kegiatan ini apa yang menjadi tantangan dan persoalan terhadap ketahanan pangan di Sulsel bisa diselesaikan sekaligus membantu mewujudkan swasembada pangan di Indonesia.

“Kegiatan Rakor ini merupakan rakor ketahanan pangan pertama yang dilakukan di Sulsel. Awal langkah yang baik dari kita semua dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan di Sulsel dan ini tidak mudah tanpa dukungan dari semua stakeholder,” kata Arsjad.

“Melalui forum kordinasi ini kita berharap persoalan dan tantangan yang kita hadapi dalam rangka penguatan ketahanan pangan khususnya mewujudkan swasembada pangan di Sulsel bisa terlaksana dan terwujud apa yang kita harapkan,” pungkasnya.

harvardsciencereview.com