KabarMakassar.com — Pengamat politik Sulawesi Selatan, Prof Sukri Tamma menyebut bahwa hasil survei beberapa lembaga termasuk Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan konstalasi Pilwali Makassar 2024 berlangsung dinamis.
Menurutnya, hasil survei SMRC adalah dasar bagian patut pertimbangan atau secara umum kecenderungan pada saat ini. Tentunya bagi para kandidat menjadi dasar melihat hasil survei dan perlu menjaga indikator surveinya maupun kekurangannya.
Dalam situasi ini, Munafri Arifuddin atau Appi menjadi survei yang tertinggi yang diklaim SMRC disusul figur Indira Yusuf Ismail dan Andi Seto Ghadista Asapa atau ASA. Sebab salah satu faktor seperti secara popularitas karena sudah sangat dikenal masyarakat menyusul sudah dua kali berkompetisi dan ini yang ketiganya.
“Artinya masyarakat Makassar sudah sangat mengenalnya apalagi pengalaman dua kali bertarung sudah memiliki basis suara cukup signifikan. Meskipun bukan menjadi pemenang sehingga hal itu menjadi dasar mengapa surveinya diatas,” ucap Prof Sukri Tamma kepada Kabarmakassar.com.
Lalu, kata Prof Sukri, untuk figur Indira Yusuf Ismail yang berada di posisi kedua, merupakan prestasi walaupun secara politik tidak terlibat langsung. Meski demikian Indira cukup aktif selama ini hanya mendampingi suaminya sebagai Walikota Makassar dua periode.
Termasuk kegiatan non pemerintah yang bertindak selaku Ketua Tim PKK Makassar selama hampir satu dekade. Hanya memang salah satunya hal ini karena popularitas Indira yang akhir-akhir ini aktif dalam bersosialisasi apalagi kemarin dijustifikasi yang kemudian kenyataan dia merupakan istri Walikota Makassa selama dua periode yang memang meriah suara kemenangan secara signifikan.
“Dan saya kira itu menjadi dasar basis dengan sejalan survei SMRC dan sejumlah lembaga lainnya,” ujar Prof Sukri, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan politik Unhas Makassar itu.
Kemudian sosok Andi Seto Ghadista Asapa adalah bakal calon Walikota yang dianggap pendatang waja baru di Makassar. Meskipun kita tahu ASA sebelumnya Bupati Sinjai selama lima tahun. Sehingga betul-betul orang yang baru tetapi bukan dikatakan politisi baru.
Selain itu ASA juga diketahui menantu dari Nurdin Halid yang kita kenal politisi senior di Sulawesi Selatan yang cukup mumpuni. Sehingga hal ini menjadi dasar juga dengan munculnya survei tersebut.
Tapi, lanjut dia, bahs kondisi persaingan Pilkada Makassar saat ini masih cukup dinamis dengan kandidat lainnya. Dimana figur lainnya juga masih berupaya dengan caranya masing-masing.
Meskipun suara belum masuk dalam surveinya diluar dari tiga besar nama person tersebut walapun mereka masih mencermati. Karena sekali ini baru masih melihat menunggu faktor-faktor personalnya dan simulasinya karena tentunya ada hitung-hitungan secara politik soal siapa nantinya pasangan Pilwali.
Dimana saat ini belum melihat siapa saja yang bakal berpaket karena KPU Makassar baru membuka pendaftaran di Agustus mendatang hingga penetapan berikutnya.
“Apa kemudian kandidat yang surveinya tinggi betul-betul punya pasangan untuk maju,” jelasnya.
“Nah ini nantinya menjadi acuan untuk kemudian kita melihat kondisi kecenderungan umum hingga hari pemilihan pada Nopember mendatang,” tandas Prof Sukri.
Sementara itu, Lembaga Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) baru-baru ini mengadakan survei di Kota Makassar. Dari hasil rilis, periode survei dimulai pada tanggal 7 Juni-14 Juni 2024 lalu.
Dimana hasil survei tersebut, SMRC mengklaim nama bakal Calon Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin berada urutan tertinggi. Sesang, posisi kedua disusul Indira Yusuf Ismail dan Andi Seto Ghadista Asapa (ASA) dibanding figur lainnya yang merupakan rival di Pilwali Makassar yang dihelat 27 Nopember mendatang.
SMRC mengungkap elektabilitas atau keterpilihan nama-nama kandididat Calon Walikota Makassar. Fokus survei tersebut melakukan uji skenario terhadap beberapa nama kandidat calon Walikota Makassar Tahun 2024.
Skenario pertama, jika Pilkada Makassar diikuti oleh Empat kandidat. Kemudian skenario kedua dengan Tiga kandidat dan Skenario terakhir yaitu head to head atau 2 nama kanidat.
Hasilnya, Munafri Arifuddin berhasil mengungguli semua kandidat dengan cukup signifikan di semua skenario tersebut. Salah satu skenario yang dianggap kemungkinan besar akan terjadi yaitu uji 4 nama Kandidat Calon Walikota Makassar.
Nama yang dimaksud yaitu Ketua DPD II Partai Golkar Kota Makassar, Munafri Arifuddin. Kemudian juga ada nama istri Wali kota Makassar yakni Indira Yusuf Ismail.
Selanjutnya, Pengusaha yang juga pernah mencalonkan diri sebagai Walikota pada Pilkada 2013 lalu, Rusdin Abdullah. Terakhir, mantan Bupati Sinjai, Andi Seto Ghadista Asapa.
Hasilnya, Munafri Arifuddin mendapatkan 35,5%. Kemudian disusul Indira Yusuf Ismail dengan 26,3%. Selanjutnya Andi Seto Ghadista Asapa 10,9% dan Rusdin Abdullah 8,4%. Sisanya belum menentukan pilihan, dengan menjawab tidak tahu atau menjawab 18,9%.
Skenario selanjutnya SMRC melakukan pengujian dengan 3 nama kandidat. Hasilnya, jika Munafri Arifuddin, Indira Yusuf Ismail dan Andi Seto Ghadista Asapa diuji hasilnya. Munafri memperoleh 40,2%, kemudian Indira Yusuf Ismail 28,7% dan terakhir Andi Seto Shadista Asapa meraih 11,9%.
Sisanya Tidak Tahu Tidak Jawab 19.2%. Kemudian jika nama Indira Yusuf Ismail tidak diikutkan dalam skenario dan digantikan dengan nama Rusdin Abdullah. Maka hasilnya, Munafri Arifuddin unggul telak 49.9%, Rusdin Abdullah 13.9% dan Andi Seto Ghadista Asapa 13,7%.
Sisanya 22,5% Tidak menentukan pilihan. Skenario selanjutnya, yaitu dengan menguji Dua nama kandidat atau head to head. Pertama, mengikutkan nama Munafri Arifuddin dan Indira Yusuf Ismail.
Hasilnya, Gap antara keduanya sangat signifikan yaitu terpaut 16,2%. Munafri keluar sebagai pemenang dengan 47,9%. Dibandingkan Indira Yusuf Ismail dengan perolehan 31,7%. Adapun yang belum menentukan pilihan 20,3%. Hasil yang hampir sama saat Munafri diujikan dengan kandidat lain.
Dengan Andi Seto Ghadista Asapa, Munafri Memperoleh 56,3% sendangkan Andi Seto hanya 19,8% dan 23,9% Tidak Tahu/Tidak jawab. Begitu juga jika diuji dengan nama Rusdin Abdullah. Hasilnya.
Munafri Arifuddin memperoleh 60,1% sedangkan Rusdin Abdullah 17,3 Persen dan sisanya tidak tahu atau tidak jawab 22,7%.
Dikonfirmasi, Juru Bicara pemenangan Appi, Andi Taufiq Aris atau akrab dipanggil Ata mengomentari hasil survei SMRC tersebut. Menurutnya, Munafri Arifuddin memiliki momentum baik dalam Pilkada Kota Makassar.
Atta yakin hasil positif yang didapatkan Appi cermin akan kepercayaan dan harapan masyarakat Makassar terhadap kepemimpinan Munafri Arifuddin.
“Elektabilitas dan popularitas yang tinggi menunjukkan bahwa tingkat peneriman beliau terhadap warga sangat baik. Ini bukti kepercayaan masyarakat ke pak Appi,” ucapnya.
Diketahui, selain tiga figur yang dianggap kuat, ada pun kandidat wajah baru yang memiliki potensi besar maupun disebut kuda hitam. Sebut saja Irwan Adan ASN Pemkot, Rahman Bando mantan Kadis Kelautan Makassar, da Anggota DPRD Sulsel yakni Rudy Pieter Goni maupun Rahman Pina.
Sementara itu, Chief Operating Officer (COO), Archy Research and Strategic, Muh Fitriady menyebutkan, jika dirinya telah melakukan survei pada 4-14 Juli kemarin.
Dimana ada sekitar tiga pendatang baru hampir dipastikan meramaikan pesta Demokrasi di Pilwalkot Makassar 2024 dan ketiganya perlu diwaspadai kandidat yang sudah punya pengalaman bertarung di Pilwalkot 2020 lalu.
Dalam survei tersebut dia mengumpulkan data dari 1.692 responden yang tersebar di 15 kecamatan di Kota Makassar, dengan penyebaran proporsional di berbagai kalangan masyarakat.
Survei ini memiliki Margin of Error sebesar 2,38% dan Confidence Interval sebesar 95%, yang menunjukkan tingkat kepercayaan tinggi terhadap hasil yang diperoleh.
Metodologi survei dilakukan secara ketat untuk memastikan akurasi dan representativitas data yang dikumpulkan.
“Ada tiga pendatang baru yang perlu diwaspadai oleh pemain lama, Adi Rasyid Ali, Andi Seto dan Ahmad Susanto,” kata Muh Fitriady dalam rilis surveinya di kantor Archy Research and Strategic di kantornya, Rabu (19/6).
Dirinya menyebutkan ketiganya saat ini lebih internal melakukan sosialisasi dengan melakukan door to door ke masyarakat. Seperti Ara sapaan Adi Rasyid Ali yang baru mengikuti kontestasi Pilwalkot Makassar setelah menjadi wakil rakyat kurang lebih 15 tahun.
“Kami memilihat Ara, Seto dan Ahmad Susanto skarang dia sudah jalan baik turun ke lapangan maupun melalui media sosial,” ujarnya.
Sementara pendatang lama, seperti Munafri Arifuddin sudah gagal menjadi menjadi orang nomor satu di Kota Daeng ini sudah dua kali mengikuti kontestasi politik. Begitu juga Rusdi Abdullah yang pernah bertarung Pilwalkot Makassar 2013 lalu dan Rahman Bando mendampingi Appi pada Pilwakot 2020.
“Pergerakan pemain lama terbaca seperti Pilwakot sebelumnya,” ucapnya.
Namun kata dia, masyarakat yang belum menjawab dan tidak mau menjawab masih tinggi, hingga 37.30 persen dan ini masih kemungkinan berubah satu maupun dua pekan kedepan.
“Pemain lama dan pemain baru masih dibawa angka (tidak menjawab), kekuatan menaikan popularitas jangan bandingkan 10 tahun lalu, tapi dengan adanya media sosial bisa mengangkat popularitas dengan memanfaatkan media sosial, walau pemain lama memainkan juga,” bebernya.
“Pemain lama, kalau memakai gaya lama bisa ketinggalan, karena Pemilih di Makassar setengahnya pemilih milenial dan generasi Z,” jelasnya.
Adapun Lembaga Riset dan Konsultan Politik, Nurani Strategic Consulting, mengeluarkan prediksi mengenai komposisi dan peta pasangan calon jelang Pilwali Makassar, 27 November 2024.
Dimana Lembaga yang berbasis di Makassar ini menyebut komposisi paslon memungkinkan tiga paslon dan maksimal empat paslon.
“Paling banyak empat paslon dan mungkin hanya tiga paslon. Jika melihat pola pendekatan masing-masing kandidat, maka sudah bisa terlihat kemungkinan pola pasangan yang akan ke KPU, akhir Agustus ini,” kata Direktur Nurani Strategic Consulting, Dr. Nurmal Idrus kepada kabarmakassar.com.