kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Suara Tembakan Saat Kampanye, Donald Trump Dievakuasi Dengan Tangan Mengepal

Suara Tembakan Saat Kampanye, Donald Trump Dievakuasi Dengan Tangan Mengepal
Donald Trump Usai Mengalami Tembakan di tengah Kampanye $8 Pennsylvania, Minggu (14/07) (doc : int).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Kandidat presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Donald Trump, dievakuasi dari panggung saat menggelar kampanye di Pennsylvania, Minggu (14/07). Evakuasi dilakukan setelah terdengar suara tembakan di lokasi acara. Insiden ini terjadi saat Trump tengah berpidato di hadapan para pendukungnya.

Menurut laporan dari AFP dan BBC pada Minggu (14/07), mantan presiden AS itu terlihat berdarah di telinga kanannya ketika petugas Secret Service dengan cepat mengelilinginya dan membawanya turun dari panggung menuju mobil evakuasi.

Pemprov Sulsel

Peristiwa penembakan Donald Trump ini viral dan berbagai rekamannya beredar di media sosial. Dalam rekaman video yang viral di media sosial X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter), Trump terlihat menggunakan topi merah dan tiba-tiba terjatuh bersamaan dengan terdengarnya suara yang menyerupai tembakan.

Para pendukung yang hadir di lokasi acara tampak histeris dan panik melihat kejadian tersebut. Meskipun demikian, Trump masih sempat mengacungkan tinju ke arah kerumunan saat ia digiring keluar dari panggung oleh petugas keamanan bersenjata yang segera naik ke podium setelahnya.

Hingga saat ini, belum ada informasi lebih lanjut mengenai kondisi Trump atau pelaku di balik insiden tersebut. Investigasi mengenai suara tembakan yang terdengar dan situasi keamanan di lokasi kampanye masih berlangsung. Pihak berwenang dan tim kampanye Trump belum memberikan pernyataan resmi terkait kejadian ini.

Profil Donald Trump

Nama Lengkap: Donald John Trump
Tanggal Lahir: 14 Juni 1946 (umur 78)
Tempat Lahir: Queens, New York City, Amerika Serikat
Partai Politik:
– Republikan (1987–1999, 2009–2011, 2012–sekarang)
– Reformasi (1999–2001)
– Demokrat (2001–2009)
– Independen (2011–2012)
Masa Jabatan sebagai Presiden Amerika Serikat: 20 Januari 2017 – 20 Januari 2021
Pendidikan: Wharton School (BS Ekonomi)
Karir :
– Politisi
– Pebisnis
– Presenter televisi
Keluarga:
– Orang Tua: Fred Trump dan Mary Anne MacLeod
– Pasangan:
– Ivana Zelníčková (m. 1977; c. 1992)
– Marla Maples (m. 1993; c. 1999)
– Melania Knauss (m. 2005)
– Anak: Donald Jr., Ivanka, Eric, Tiffany, Barron
Tempat Tinggal : Mar-a-Lago

Biografi Singkat
Donald John Trump adalah seorang pengusaha, presenter acara realitas, dan politikus yang menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat ke-45 dari 20 Januari 2017 hingga 20 Januari 2021. Lahir di Queens, New York City, Trump memulai karirnya dalam bisnis keluarga di bidang real estate sebelum merambah ke dunia hiburan sebagai pembawa acara reality show “The Apprentice”.

Trump terjun ke dunia politik dan memenangkan pemilihan presiden AS pada tahun 2016 sebagai kandidat dari Partai Republik. Selama masa jabatannya, ia terkenal dengan kebijakan-kebijakan kontroversial dan gaya kepemimpinan yang tidak konvensional. Setelah masa jabatannya berakhir, Trump tetap menjadi tokoh berpengaruh di kancah politik AS.

Sepanjang hidupnya, Trump telah berafiliasi dengan beberapa partai politik, termasuk Partai Demokrat dan Partai Reformasi, sebelum menetapkan diri di Partai Republik. Ia menikah tiga kali dan memiliki lima anak dari ketiga pernikahannya. Trump kini tinggal di Mar-a-Lago, properti mewah miliknya di Florida.

Lahir dan besar di Queens, Kota New York, Trump meraih gelar sarjana dari jurusan ekonomi Wharton School of the University of Pennsylvania pada tahun 1968. Ia mengambil alih kendali perusahaan properti dan konstruksi milik ayahnya, Fred Trump pada tahun 1971 dan menamainya The Trump Organization. Trump memperluas operasi perusahaan untuk membangun dan merenovasi gedung pencakar langit, hotel, kasino, dan lapangan golf. Ia kemudian memulai berbagai usaha sampingan, sebagian besar dengan melisensikan namanya. Dari 2004 hingga 2015, ia ikut memproduseri dan menjadi pembawa acara serial televisi realitas The Apprentice. Trump dan bisnisnya telah terlibat dalam lebih dari 4.000 tindakan hukum negara bagian dan federal, termasuk enam kebangkrutan.

Posisi politik Trump telah digambarkan sebagai populis, proteksionis, isolasionis, dan nasionalis. Ia mengikuti pemilihan presiden AS 2016 sebagai calon dari Partai Republik dan berhasil mengalahkan calon dari Demokrat Hillary Clinton meski kalah dalam suara populer,[a] menjadi presiden Amerika Serikat pertama tanpa pengalaman sebelumnya di dinas militer atau di pemerintahan. Penyelidikan jaksa khusus 2017–2019 yang dipimpin oleh Robert Mueller menetapkan bahwa Rusia ikut campur dalam pemilihan 2016 untuk menguntungkan kampanye Trump. Pemilihan dan kebijakan Trump memicu banyak protes.

Kebijakan Trump meliputi renegosiasi perjanjian dagang Amerika Serikat–Tiongkok, penolakan terhadap beberapa perjanjian dagang seperti NAFTA dan Kemitraan Trans-Pasifik, penegakan hukum imigrasi yang lebih ketat serta membangun tembok di sepanjang perbatasan A.S.–Meksiko, reformasi perawatan veteran, pembatalan dan penggantian Undang-Undang Layanan Kesehatan Terjangkau (Affordable Care Act), dan pemotongan pajak. Setelah serangan Paris November 2015, Trump mengusulkan penghentian sementara imigrasi Muslim ke Amerika Serikat; ia kemudian mengubah rencana kebijakannya menjadi “pemeriksaan latar sangat ketat” dari negara-negara tertentu.[1]

Trump kalah dalam pemilihan umum Presiden AS 2020 dari Joe Biden, tetapi menolak untuk mengakui kekalahannya, mengeklaim adanya kecurangan pemilu yang meluas dan berusaha untuk membatalkan hasil pemilu dengan menekan para pejabat pemerintah, mengajukan sejumlah gugatan hukum yang gagal, dan menghalangi transisi kepresidenan. Pada 6 Januari 2021, Trump mendesak para pendukungnya untuk berbaris ke Gedung Kongres AS, yang kemudian diserbu oleh banyak orang, mengakibatkan banyak kematian dan mengganggu penghitungan suara pemilu.

Sejak meninggalkan jabatannya, Trump tetap terlibat dalam Partai Republik. Pada November 2022, ia mengumumkan pencalonan dirinya sebagai kandidat Partai Republik dalam pemilihan umum presiden 2024.

Pada bulan Mei 2024, hakim di New York menyatakan Trump tersangka atas 34 dakwaan kejahatan karena memalsukan catatan bisnis yang terkait dengan pembayaran uang tutup mulut kepada Stormy Daniels.[2] Dengan demikian, Trump menjadi presiden AS pertama yang dihukum penjara karena kejahatan.

Dia menghadapi 54 dakwaan kejahatan lainnya dalam tiga dakwaan lainnya: penuntutan federal di Florida terkait dengan kesalahan penanganan dokumen rahasia; penuntutan federal di Washington, D.C., dengan tuduhan konspirasi dan obstruksi atas upaya untuk membatalkan pemilihan umum presiden tahun 2020; dan penuntutan negara bagian di Georgia atas tuduhan pemerasan dan tindak pidana lainnya yang dilakukan dalam upaya untuk membatalkan hasil pemilihan negara bagian tahun 2020.

Dalam proses perdata terpisah di pengadilan negara bagian New York, Trump dinyatakan bertanggung jawab atas penipuan keuangan pada tahun 2024, dan pada tahun 2023 dinyatakan bertanggung jawab atas pelecehan seksual terhadap E. Jean Carroll. Trump mengajukan banding atas kedua putusan tersebut.