KabarMakassar.com — Konsultan politik sekaligus aktivis perempuan, Andi Sri Wulandani menyebutkan saat ini warga Makassar atau pemilih kota daeng menginginkan figur berkarakter jelang Pilwali Makassar 2024.
Dimamna ia juga menilai, sejalan dengan karakter iti, figur atau sosok politisi dan birokrat merupakan tandem ideal sebagai pasangan sebagai bakal calon wali kota dan wakil wali Kota Makassar dalam kontestasi Pilkada serentak 2024 yang dihelat 27 Nopember mendatang.
Sri Wulandani berkaca dari riset yang ia lakukan dalam beberapa tahun terakhir. Ia mengungkapkan, banyak masyarakat Makassar butuh figur berkarakter merakyat.
Menurut Sri Wulandani, dapat menarik pilihan masyarakat ketika diperhadapkan oleh kandidat yang punya kekuatan finansial.
“Jadi sebenarnya apakah uang menjadi faktor dominan itu ternyata tidak, bukan faktor determinan. Jadi yang butuhkan adalah karakter,”ucap Sri Wulandani dalam acara Ngopi Sore Pilkada 2024 yang digelar Komunitas Jurnalis Politik di Lapak Kopi Abangda, Makassar, Sabtu (6/7).
“Biar juga punya banyak uang, kalau tidak perhatian, tidak dipilih,”sambungnya.
Lanjutnya, bahwa figur birokrat disebut diinginkan masyarakat karena masalah banjir yang setiap tahunnya merendam sebagian wilayah Kota Makassar. Sri Wulandani menyebut, masyarakat menganggap masalah banjir dapat diatasi oleh figur birokrat yang paham tentang tata kota.
“Karena banjir, masyarakat butuh pemimpin yang paham tata kota. Sehingga kadang-kadang saya berpikir, bahwa yang paling ideal di Makassar ini adalah tandem politisi-birokrat,”ujarnya.
Selain itu, masih menurut riset Dani, pemilih Makassar menginginkan figur yang mampu membuka lapangan kerja. Di samping bisa meminimalisir persoalan banjir.
“Yang dibutuhkan masyarakat adalah lapangan kerja dan harga kebutuhan pokok yang murah. Dan lainnya adalah mengatasi masalah banjir,”terang Dani sapaan Sri Wulandani.
Untuk itu, secara subjektif, Dani mendorong sosok politisi ideal adalah seorang perempuan dan wakilnya adalah laki-laki berlatar birokrat.
“Insting saya, perempuan menjadi tandem laki-laki. Wakilnya orang paham tata pemerintahan dan berpengalaman,” tandas mantan Ketua KPU Soppeng tersebut.
Adapun kandidat calon wali kota Makassar berlatar politisi di antaranya, Adi Rasyid Ali, Munafri Arifuddin, Rahman Pina hingga eks Bendahara Golkar Sulsel, Rusdin Abdullah atau Rudal.
Sementara birokrat ada Abdul Rahman Bando maupun Ahmad Susanto dan Irwan Adnan. Figur perempuan yang digadang-gadang maju Pilkada Makassar yaitu Andi Rachmatika Dewi atau Cicu, Indira Yusuf Ismail dan politisi PKS, Sri Rahmi.
Rahman Bando Dinilai Punya Konsep
Sementara itu, Bakal calon wali Kota Makassar, Sulsel, Abdul Rahman Bando dinilai sebagai figur yang paling punya konsep yang jelas dibanding kandidat lainnya yang akan maju Pilkada Makassar 2024.
Penilaian itu disampaikan Pengamat Politik Universitas Bosowa Makassar Arief Wicaksono dalam diskusi bertajuk Ngopi Sore Pilkada 2024 yang digelar Komunitas Jurnalis Politik (KJP) di Lapak Kopi Abangda, Makassar, Sabtu (6/7).
“Di antara figur-figur ini, kalau kita mau objektif yang paling jelas konsep pembangunan adalah Pak Rahman Bando. Dengan taglinenya ‘Gerbang Makassar’ yaitu Gerakan Bersama Membangun Makassar,” ujar Arief Wicaksono dalam diskusi bertajuk Membaca Rekam Jejak Calon Wali Kota Makassar.
Menurut Arief Wicaksono, konsep Gerbang Makassar ala Rahman Bando bukan branding personal seperti kandidat lain yang menonjolkan sisi kepribadiannya. Secara psiko analisis, kata Arief, konsep yang cenderung personal akan dinilai lebih mementingkan aspek kedirian, ketimbang kolektifitas.
Arief menilai, konsep pembangunan Gerbang Makassar bisa jadi dicetuskan Rahman Bando karena latar belakang sebagai birokrat Pemkot Makassar. Apalagi ia juga pernah ikut Pilkada 2020.
“Yang saya lihat Pak Rahman Bando tidak begitu (kepentingan personal). Mungkin beliau berpikir, saya sudah dikenal masyarakat, jadi dibuat konsep pembangunan yang ditawarkan kepada masyarakat,” jelas Arief Wicaksono.
“Tanpa mengabaikan calon yang lain, mungkin juga punya konsep pembangunan. Saya di sini cuma menilai,”tambahnya.
Meski begitu, Arief menyarankan Rahman Bando juga punya konsep bagaimana memenangkan pertarungan jika nantinya dinyatakan sebagai calon wali Kota Makassar. Konsep pembangunan yang ditawarkan dianggap buru-buru, karena sampai saat ini Rahman Bando masih bersaing mendapat dukungan partai politik.
“Cuma menurut saya, kelemahannya adalah sangat terburu-buru, karena kunci dari setiap pilkada ini adalah partai. Sementara di Demokrat, ada juga Pak Adi Rasyid Ali,” tandas Arief Wicaksono.