KabarMakassar.com — Sosialisasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) damai oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) merupakan langkah strategis dalam menjaga kerukunan di tengah keberagaman masyarakat.
Ketua FKUB Provinsi Sulsel, Prof Wahyuddin Naro mengatakan, sosialisasi Pilkada damai dilakukan untuk memotivasi, mengedukasi, serta memberikan pemahaman terhadap masyarakat bahwa Pilkada merupakan hak konstitusi mereka sebagai warga negara.
Kegiatan tersebut mengajak para tokoh agama, penyuluh agama, seluruh ketua FKUB se-Sulsel serta menghadirkan Kepala Kantor Kementerian Agama.
“Pilkada damai ada dua, damai pada saat prosesnya, lancar serta aman. Kemudian, damai saat partisipasi masyarakat didalam memberikan hak suaranya,” ucapnya di Hotel Claro pada Kamis (24/10).
“Kedua ini kita coba, sehingga melihat masyarakat atau elemen-elemen yang berhubungan langsung dengan masyarakat untuk terlibat langsung dalam kegiatan ini,” sambungnya.
Ia melanjutkan, bahwa akan ada kontinuitas program setelah dilakukan langkah tersebut.
“Setelah kita melakukan sosialisasi seperti ini maka para Pimpinan Majelis Agama menindaklanjuti di setiap rumah-rumah ibadah seperti yang sudah kita gagas,” tukasnya.
Prof Wahyuddin juga menyampaikan terdapat beberapa tantangan dalam menjaga Pilkada damai tersebut, seperti hoaks, money politic, ancaman yang dapat terjadi di masyarakat.
Namun, dengan segala tantangan tersebut, Prof Wahyuddin mengaku yakin pelaksanaan Pilkada di Sulsel dapat terlaksana dengan damai.
“Dengan kondusifitas inilah kita ingin coba selalu mendorong dan memotivasi masyarakat untuk mereka mengambil peran bahwa Pilkada ini merupakan pesta rakyat untuk memberikan hak konstitusinya,” tuturnya.
Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel, Prof Zudan Arif Fakrulloh turut mengapresiasi sosialisasi Pilkada damai yang diselenggarakan oleh FKUB Sulsel.
“Terimakasih inisiatif dari FKUB. Mari semua pengurus FKUB sampai ke level kabupaten, kampus-kampus, titip. Lakukan terus cooling system,” imbuhnya.
Ia menuturkan, sosialisasi Pilkada damai oleh FKUB tersebut menjadi cooling system dalam penyelenggaraan pemerintahan.