KabarMakassar.com — Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Prof Fadjry Djufry menyambut baik investor asal Vietnam, PT Happiness True, yang akan berinvestasi pengembangan sapi perah di Sulsel.
Prof Fadjry berharap dengan masuknya investor, Sulsel dapat menjadi sentra sapi perah di Indonesia.
Ia meminta kepada OPD terkait untuk mempercepat izin investasi perusahaan tersebut. Apalagi selain dari Vietnam, akan ada investor lain yakni dari Korea Selatan yang akan melakukan investasi di Sulsel.
“Saya menjabat di sini kurang lebih dua hingga tiga bulan ini. Investor yang masuk ini dibantu Pak Menteri Pertanian. Menteri yang lain juga membantu supaya ada investasi masuk ke Sulsel,” ujar Prof Fadjry Djufry di Kantor Gubernur Sulsel, Rabu (22/01).
Lebih jauh ia menjelaskan, rapat koordinasi yang telah dilaksanakan untuk memastikan lahan di Kabupaten Wajo dan Sidrap. Itu dikarenakan, investor membutuhkan lahan sebesar 18.000 hektare.
Rencananya mereka akan berinvestasi 250 ribu ekor sapi perah. Apabila harga satu ekor sapi perah senilai Rp40 juta, maka untuk sapi saja nilai investasinya mencapai total Rp4 triliun.
“Kita berharap agar Sulsel ini menjadi salah satu sentra sapi perah. Sekarang sudah ada investor yang masuk berkat bantuan Pak Menteri Pertanian. Kita sudah cek lokasinya, di Wajo dan Sidrap cocok untuk itu. Memang masih ada sedikit persoalan terkait dengan operasi lahan dari masyarakat. Dan kita undang, DPRD Provinsi, Bupati, termasuk Ketua Satgas Investasi (Pak Kajati) untuk duduk bersama-sama mencarikan solusi,” urainya.
Prof Fadjry Djufry menyarankan agar masyarakat pemilik lahan dilibatkan untuk berpartisipasi.
“Saya saran tadi libatkan masyarakat yang membuka lahan sebagai bagian dari investasi itu. Jadi masyarakat yang membuka lahan nanti akan masuk sebagai pekerja yang mengelola lahan yang ada di situ,” imbuhnya.
“Saya mau Bupati, anggota DPRD bantu, paling tidak satu minggu ini. Karena kan nilai sapinya saja Rp4 triliun, belum infrastrukturnya. Dan pasti akan menarik ribuan tenaga kerja. Efek dominonya kan pasti pertumbuhan ekonomi akan jalan disitu,” tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) terus melakukan langkah-langkah strategi untuk mendukung program unggulan pemerintah pusat, termasuk pengembangan sapi perah di wilayah tersebut.
Sekretaris Provinsi Sulsel, Jufri Rahman, mengungkapkan bahwa rapat lanjutan terkait penyediaan lahan dan pengembangan sapi perah telah digelar di Kantor Gubernur Sulsel, Senin (20/01) lalu.
“Rapat ini merupakan lanjutan yang dilakukan di Kementrian Pertanian, Senin lalu,” ungkap Jufri Rahman di Kantor Gubernur Sulsel, Rabu (22/01).
Ia menyebut agenda yang dilakukan guna menyelesaikan perbedaan dan persoalan terkait penyediaan lahan pengembangan sapi perah yang akan dibuka di Sulsel.
“Acuan data yang ada di Kementrian Pertanian dan di Sulsel ada sedikit perbedaan. Oleh karena itu disarankan untuk rapat di Sulsel, hadirkan semua pemangku kepentingan yang terkait, sehingga kita bisa selesaikan seluruh persoalan,” tukasnya.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda menyatakan salah satu investor asing asal Vietnam, PT True Happiness berminat melakukan investasi sapi perah.
Diketahui, adanya investor asing tersebut untuk mendorong peningkatan produksi daging maupun sapi, yang sekaligus mendukung program unggulan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
“Salah satu pelaksanaan program unggulan Bapak Presiden yaitu makan bergizi dan minum susu gratis. Melalui Kementrian Pertanian, mendorong peningkatan produksi khususnya daging sapi dan susu dalam negeri guna mendukung kesuksesan program tersebut,” imbuhnya.
“Peningkatan produksi akan melibatkan pelaku usaha dalam dan luar negeri untuk berinvestasi, sehingga memerlukan ketersediaan lahan yang cukup untuk area peternakan,” tambahnya.
Berdasarkan hasil survei yang memenuhi pengembangan peternakan tersebut, lahan yang ditargetkan di Sulsel berada di Kabupaten Wajo dan Sidrap. Dimana lahan yang dibutuhkan seluas 18.000 Ha tersebut lolos dari persyaratan.
Selanjutnya, upaya tersebut diyakini mampu mendorong hilirisasi dalam bidang pengembangan peternakan serta membuka ruang perusahaan asing untuk berinvestasi.
“Oleh karena itu, kami mendapat tugas untuk mendorong investasi, salah satunya investasi perusahaan asing yang akan berinvestasi serta dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia terkhusus Sulsel,” tuturnya.