kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

Sejarah Peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei

Sejarah Peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei
Hari Kebangkitan Nasional (Dok : KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — Pada tanggal 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Pada tahun ini, artinya Indonesia sudah memperingati Hartiknas yang ke-116 tahun.

Peringatan Harkitnas juga merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia untuk mengenang perjuangan kembali bangsa Indonesia dalam mencapai Kemerdekaan.

Pemprov Sulsel

Namun, dibalik itu semua, ada tokoh-tokoh para pendiri bangsa Indonesia, yang berjuang mengusir para penjajah dari tanah air Indonesia.

Dimana, seperti yang dikutip dari laman Kemendikbudristek RI penetapan Harkitnas tersebut diambil dari tanggal berdirinya organisasi pergerakan nasional, yaitu Boedi Oetomo.

Untuk memperdalam lagi latar belakang alias sejarah dari peringatan Harkitnas tersebut, berikut ini ulasan lengkapnya :

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Latar belakang kebangkitan nasional berawal dari situasi politik sosial yang ada di Hindia Belanda pada zaman dahulu. Sejak 17 September 1901, pemerintahan Belanda menerapkan politik etis di Indonesia.

Penerapan politik etis ini terjadi karena kebijakan tanam paksa yang dikeluarkan oleh Johannes van den Bosch, Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada 1901.

Kebijakan ini dibuat untuk mengisi kembali kas Belanda yang habis setelah Perang Diponegoro (1825-1830) dan Revolusi Belgia (1830).

Para petani Indonesia dipaksa untuk menanam tanaman yang memiliki komoditas ekspor tinggi, seperti teh, tembakau, kopi dan tebu.

Petani diwajibkan menggunakan seperlima tanahnya untuk menanam tanaman tersebut. Jika hal itu tidak dilakukan, mereka diwajibkan untuk bekerja di perkebunan pemerintahan selama 66 hari.

Penerapan politik etis ini kemudian memunculkan kesadaran di benak rakyat Indonesia yang terpelajar untuk memulai berbangsa dan bernegara. Hal ini membuat organisasi pergerakan berbentuk kooperatif dan radikal mulai bermunculan.

Salah satu organisasi yang muncul adalah Boedi Oetomo yang digagas oleh Wahidin Soedirohoesodo. Dirinya membuat Boedi Oetomo untuk membantu membiayai pendidikan para pemuda Indonesia yang pandai, tetapi memiliki halangan biaya.

Pada 1907, Wahidin Soedirohoesodo berkeliling Jawa untuk mewujudkan gagasannya. Beruntungnya, gagasan tersebut mendapatkan tanggapan positif dari para siswa STOVIA.

Siswa STOVIA dan Wahidin Soedirohoesodo kemudian mengadakan pertemuan untuk mendirikan Boedi Oetomo. Pertemuan ini berlangsung pada 20 Mei 1908. Dari hasil pertemuan tersebut, Boedi Oetomo didirikan dengan Soetomo sebagai ketuanya.

Karena tidak mengambil jalur radikal dan politik untuk memperjuangkan kepentingan bangsa, Boedi Oetomo diperbolehkan untuk berdiri oleh pemerintah Belanda.

Sayangnya, karena memakai jalur yang damai, sebagian anggota Boedi Oetomo pun memilih untuk keluar dan bergabung dengan organisasi yang radikal.

Meski demikian, tak dapat dimungkiri besarnya pengaruh Boedi Oetomo untuk kemerdekaan dan kebangkitan Indonesia. Melalui bantuan pendidikan, rakyat Indonesia menjadi lebih pintar dan pandai sehingga pada akhirnya dapat merdeka dari kekangan penjajah.