kabarbursa.com
kabarbursa.com
News  

RSUD Haji Makassar Atensi Penanganan Stunting di RS Lewat Mustika Gen Emas

RSUD Haji Makassar Atensi Penanganan Stunting di RS Lewat Mustika Gen Emas
Peluncuran Program Management Peduli Stunting Kolaboratif Bertransformasi Digital Menuju Indonesia Emas 2045 (Dok : KabarMakassar).
banner 468x60

KabarMakassar.com — RSUD Haji Makassar memperkenalkan inovasi terbaru dalam upaya mempercepat penurunan angka stunting melalui peluncuran program Management Peduli Stunting Kolaboratif Bertransformasi Digital Menuju Indonesia Emas 2045 (Mustika Gen Emas 2045). Kegiatan ini berlangsung di Hotel Almadera, Makassar, pada Selasa (22/10), dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan terkait.

Direktur RSUD Haji, dr. Evi Mustikawati Arifin, menyampaikan bahwa pasien stunting yang datang berobat ke rumah sakit sering kali menghadapi berbagai kendala administratif, seperti masalah pada Kartu Keluarga, Akta Kelahiran, serta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) atau Kartu Indonesia Sehat (KIS). Hal ini menyebabkan penanganan pasien stunting tidak maksimal.

Pemprov Sulsel

“Banyak pasien stunting yang kesulitan mengakses layanan kesehatan karena kurang lengkapnya dokumen administrasi seperti Kartu Keluarga dan Akta Kelahiran. Selain itu, koordinasi antara rumah sakit dengan berbagai stakeholder juga belum optimal,” kata dr. Evi.

Ia menambahkan bahwa data pasien stunting di rumah sakit belum terintegrasi secara maksimal dengan data dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, sehingga upaya penanganan menjadi terhambat.

Sebagai solusi, RSUD Haji menawarkan inovasi Mustika Gen Emas 2045, sebuah sistem berbasis digital yang diharapkan dapat mempercepat proses administrasi bagi pasien stunting. Dengan program ini, pasien stunting yang datang berobat akan dipastikan memiliki dokumen yang lengkap sebelum mereka mendapatkan layanan kesehatan.

Selain itu, Mustika Gen Emas 2045 juga mendorong kerja sama lintas sektor yang lebih baik antara pemerintah daerah dan stakeholder terkait.

dr. Evi Mustikawati menjelaskan bahwa sistem ini memungkinkan sinergi data antara rumah sakit, dinas kesehatan, dukcapil, dan dinas komunikasi dan informatika (Diskominfo). Hal ini diharapkan dapat menciptakan data yang lebih akurat, konsisten, dan mutakhir mengenai kasus stunting di Sulawesi Selatan.

“Mustika Gen Emas 2045 merupakan pionir dalam sistem pelaporan stunting melalui pengembangan modul yang sudah ada di setiap rumah sakit. Dengan sistem ini, kami harapkan akses terhadap data pasien stunting akan menjadi lebih mudah, akurat, dan terintegrasi, sehingga bisa mewujudkan satu data Indonesia,” tambahnya.

Inovasi ini juga diharapkan menjadi langkah penting dalam upaya menurunkan prevalensi stunting di Sulawesi Selatan. Mustika Gen Emas 2045 tidak hanya melibatkan RSUD Haji, tetapi juga diharapkan dapat diadopsi oleh setidaknya tujuh rumah sakit provinsi di Sulawesi Selatan.

Program ini akan menjadi kolaborasi layanan antara berbagai instansi terkait, termasuk Dinas Kesehatan Provinsi dan Kota, Dukcapil, dan Diskominfo, guna mempercepat penanganan stunting dan memastikan setiap pasien mendapatkan layanan yang tepat.

“Kami harap inovasi ini bisa menjadi langkah konkret dalam percepatan penurunan prevalensi stunting di Sulawesi Selatan. Sinergi antar-stakeholder sangat penting untuk memastikan program ini berjalan efektif dan tepat sasaran,” jelas dr. Evi.

Dalam kegiatan ini, turut diperlihatkan simulasi pelaksanaan aplikasi Mustika Gen Emas 2045,yang menampilkan dashboard interaktif tentang proses penanganan pasien stunting. Simulasi ini memperlihatkan bagaimana aplikasi bekerja dari saat pasien masuk ke rumah sakit hingga proses pengelolaan data yang lebih efisien.

Dengan diluncurkannya inovasi Mustika Gen Emas 2045, RSUD Haji berharap dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap upaya penurunan angka stunting di Sulawesi Selatan, serta menjadi model bagi rumah sakit lain di Indonesia untuk mengadopsi teknologi serupa dalam mendukung kesehatan masyarakat.